NovelToon NovelToon
REGANTARA

REGANTARA

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintamanis / Bad Boy / Bullying dan Balas Dendam
Popularitas:11.4k
Nilai: 5
Nama Author: Aquilaliza

~ REGANTARA, season 2 dari novel Dendam Atlana. Novel REGANTARA membahas banyak hal tentang Regan dan kehidupannya yang tak banyak diketahui Atlana ~....

Ditinggalkan begitu saja oleh Atlana tentu saja membuat Regan sangat kacau. Setahun lebih dia mencari gadisnya, namun nihil. Semua usahanya tak berbuah hasil. Tapi, takdir masih berpihak kepadanya. Setelah sekian lama, Regan menemukan titik terang keberadaan Atlana.

Disaat Regan merasakan bahagia, berbanding terbalik dengan Atlana yang menolak kehadiran Regan untuk kedua kalinya dihidupnya. Namun, penolakan Atlana bukan masalah. Regan memiliki banyak cara untuk membawa kembali Atlana dalam hidupnya, termasuk dengan cara memaksa.

Akan kah Regan berhasil? Atau malah dia akan kehilangan Atlana sekali lagi?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aquilaliza, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Reaksi Nita

Sejak pagi hingga waktu siang, Atlana tidak lepas dari tatapan setiap orang yang ada di kampus. Tapi, dia acuh dan memilih mengobrol dengan Erteza dan Leo yang datang menjemputnya di kelas.

"Gue bukan anak kecil pakai dijemput segala," ujar Atlana.

"Ini perintah, Atlana. Bisa diamuk Regan kalau gak diturutin," sahut Leo.

Erteza hanya diam, menyimak apa yang dibicarakan kedua orang itu.

Mereka berjalan bersamaan menuju kantin. Di pertengahan jalan, Jovan dan Yudha ikut bergabung. Mereka juga baru selesai kelasnya.

"Bu bos nyaman gak disini?" pertanyaan Yudha mendapat cubitan singkat di lengannya oleh Jovan.

"Apaan sih, Van! Sakit tau gak?" Ketus Yudha sambil mengusap-usap lengannya bekas cubitan Jovan.

"Rasain!" balas Jovan.

"Gue nyaman. Cuman tadi agak risih pas sampai bareng Regan."

"Sekarang gak risih lagi?" Jovan menatap Atlana, menunggu jawaban kekasih sahabatnya itu.

"Gak lagi. Gue gak terlalu peduli mereka perhatiin gue atau enggak."

"Bagus. Orang-orang disini gak usah lo peduli in," ujar Erteza.

Langkah kelima orang tersebut tiba di kantin kampus. Mereka menuju kursi meja yang sering mereka tempati saat datang ke kantin. Leo dengan perhatian mempersilahkan Atlana duduk. Jovan dan Yudha bertanggung jawab memesan makanan untuk mereka.

Dan semua perlakuan istimewa yang diterima Atlana itu semakin membuat cewek-cewek yang ada di kantin iri sekaligus benci pada Atlana. Terutama Nita dan satu sahabatnya, Chintya— tunangan Erteza.

"Jadi gini? Kamu nolak makan bareng aku—tunangan kamu, dan memilih temenin cewek liar ini?" Chintya dengan wajah marah menuduh Erteza. Matanya lalu melirik Atlana dengan sinis. Dia tahu tentang Atlana dari Nita.

"Chintya. Jaga omongan kamu!" tegur Erteza dengan tatapan dinginnya. Namun Chintya tak peduli dan acuh.

"Ternyata lo murahan, ya? Gak ada Regan, lo deketin teman-temannya," ujar Nita.

"Eh malapetaka! Mulut lo bisa gak sih, gak ngehina orang?" Yudha greget melihat Nita. Seandainya Nita lelaki, sudah pasti dia akan menghajarnya.

"Lo sadar? Lo—"

"Udah, gak usah diterusin. Ngurusin mereka gak akan buat kita kenyang," ujar Atlana.

Dia benar-benar lapar sekarang. Dia juga malas meladeni Nita dan temannya. Untuk saat ini, biarkan mereka memanjakan mulut mereka dengan bicara omong kosong.

"Cih! Lo sengaja kan kembali buat hancurin rencana pertunangan Nita sama Regan?" Chintya berkata kasar sambil menendang kaki meja. "Emang ya, cewek miskin gak akan mau lepasin cowok kaya."

"Tentu saja gak mau dilepasin, Chin. Kalau dilepasin, siapa yang mau biayain hidupnya? Tapi, lo tenang aja. Kakek gak akan biarin Regan sama dia. Regan itu jodoh gue, sudah pasti bareng gue."

"Oh ya?" Nita langsung terdiam mendengar pertanyaan itu. Dia menatap Atlana dengan sengit begitu juga Chintya. Mereka pikir, Atlana akan diam saja. Ternyata tidak.

"Eemm... Lo Nita, kan? Putri angkat keluarga Adiya, kan?"

"Lo ngomong apa?!" Nita sedikit berteriak dengan wajah yang mulai memucat. Atlana yang melihatnya pun terkekeh pelan.

Sudah ia duga, Nita akan bereaksi histeris seperti ini. Sejak melihat reaksi aneh Nita di salon saat itu, Atlana dan Dara mencari tahu tentang Nita. Dan benar, gadis itu selalu bereaksi histeris setiap ada hal-hal yang berhasil mengganggu pikirannya. Dia seperti orang depresi. Dan Atlana suka pertunjukkan itu.

"Lo ngomong apa, sialan! Gue anak kandung mama papa gue! Lo jangan sembarangan bicara!" Suara Nita semakin keras dibarengi bentakan.

Chintya terkejut, tapi cepat berusaha menenangkan sahabatnya itu. Namun, Chintya tidak bisa menahan Nita yang hendak menyerang Atlana.

Erteza, Leo, Jovan, juga Yudha pasang badan untuk melindungi Atlana. Suasana menjadi ramai karena hal tersebut. Beberapa teman-teman Chintya lekas membantu menahan Nita.

Sementara Atlana, dia terduduk santai sambil meneguk air putihnya.

"Lo perempuan liar! Lo gak tau apapun soal keluarga gue!"

"Bawa temen lo, gih! Dia ngerusak suasana kantin."

"Lo cewek sialan!" teriak Chintya merasa kesal. Bisa-bisanya Atlana berkata demikian.

Atlana hanya membalasnya dengan kekehan mengejek. Dia akan mengingat gadis itu. Gadis yang sudah membuat sahabatnya patah tangan dan cidera kaki.

Setelah beberapa saat, Chintya dan teman-temannya berhasil membawa Nita menjauh dari kantin. Nita harus ditenangkan. Tapi, semua orang yang ada di kantin tersebut mulai membicarakan tentang karakter Atlana.

Banyak yang melirik nya dengan tatapan sinis juga penasaran. Kebanyakan dari mereka adalah para cewek yang memang tidak suka pada Atlana sejak pertama melihat.

Namun, tak sedikit juga yang membicarakan tentang Nita, tentang reaksi Nita yang tak biasa dan pertama kali mereka melihatnya.

Sementara itu, Regan yang baru saja menginjakan kakinya di kantin menatap dingin pada dua cowok yang tengah membicarakan gadisnya. Tatapan mereka terlihat begitu lekat menatap Atlana. Regan tahu, mereka tertarik pada gadisnya.

"Ekhm!"

Keduanya langsung menoleh. Ketika mendapati Regan berdiri di dekat mereka sambil menatap tajam, keduanya meneguk saliva dengan kasar.

"Re-Regan," gumam keduanya dengan suara terbata.

"Mau gue congkel mata lo berdua?"

"G-gak! M-maaf Regan."

Keduanya dengan gelagapan meninggalkan meja tersebut. Kejadian itu begitu cepat dan disaksikan banyak orang di kantin.

Regan melirik setiap orang di kantin. Setelah itu, dia acuh dan mendekat ke arah meja dimana ada Atlana dan teman-temannya.

Cup

Satu kecupan mendarat di puncak kepala Atlana. Regan mengambil tempat tepat di sebelah gadisnya. Tangannya terulur melingkar di pinggang Atlana, kemudian mengusapnya pelan dan singkat.

Leo, Jovan, dan Yudha yang melihatnya berdecak malas. "Kira kira lah Gan, kalau mau mesra-mesraan. Kita bertiga ini jomblo," ujar Jovan.

"Iya. Sopan dikit lah sama jomblo. Jangan umbar kemesraan." Yudha menambahi.

"Siapa yang jomblo? Lo berdua aja. Cewek gue banyak, ada dimana-mana," ucap Leo dengan bangganya.

"Eleh, gaya lo Yo. Karma lo mainin anak orang, baru tau rasa lo!" celetuk Jovan. Sementara Yudha, dia hanya meringis pelan. Ucapan Jovan membuatnya merasa tersindir, sebab sesekali dia suka mempermainkan perasaan cewek-cewek.

Erteza hanya tersenyum tipis melihat ketiga sahabatnya. Sementara Regan, ia tak peduli pada pembahasan mereka dan hanya fokus pada Atlana.

"Habis ini masih ada kelas?" tanya Regan. Tangannya yang tadinya melingkar di pinggang Atlana beralih memainkan rambut gadisnya yang terurai.

"Gak ada. Aku mau ke rumah Ghea."

"Barengan."

"Gak papa? Bukannya kamu mau ke markas bareng mereka?"

"Gue juga—"

Ucapan Erteza menggantung saat dering handphonenya terdengar. Cowok itu sedikit menarik nafasnya saat melihat nama Chintya tertera di layar handphone nya. Lalu, ia menjawab panggilan tersebut.

"Gue pergi dulu," ujar Erteza ketika panggilan dari Chintya berakhir.

Tanpa menunggu jawaban sahabat-sahabatnya, Erteza bergegas pergi.

"Erteza beneran suka sama tunangannya?" Pertanyaan itu keluar dari bibir Atlana.

"Gak tau," jawab Leo, sementara Jovan dan Yudha hanya mengedikkan bahu.

***

Suasana rumah Ghea begitu sepi. Kakak nya sudah balik ke kantor usai mengantarnya pulang ke rumah setelah memeriksa kembali kondisi kaki dan tangannya di rumah sakit. Kakak iparnya juga masih bekerja, sementara Johan di rumah kedua orang tua kakak iparnya.

"Syukur banget kaki lo udah baikan." Atlana tersenyum senang. Ghea sudah bisa berjalan tanpa alat bantu, walaupun masih sedikit pincang. Hanya tangannya yang masih memerlukan perawatan sedikit lebih lama.

"Iya. Dan gue udah bisa masuk kuliah besok," ujar Ghea dengan senyum mengembang. Atlana pun turut merasa bahagia. Mulai besok, dia tidak sendiri lagi. Ada sahabatnya yang menemani di kampus nanti.

"Besok bareng kita, ya?"

"Bareng? G-gak usah. Gue—"

"Bareng aja." Suara Regan menginterupsi, membuat Atlana tersenyum semakin lebar. Dia menganggukkan kepalanya beberapa kali, mengisyaratkan agar Ghea mau berangkat bersama besok.

"Ya udah. Gue bareng kalian besok."

1
Alice_zeailin10
lanjut terus kak🔥
Handa Yani
dah lama ditunggu.. akhirnya..atlanaaa..😍😍😘
AnonymousYA
up terus thor
Alice_zeailin10
oh ya gak masalah Thor yang penting di beri penjelasan saya sudah bisa memahami dan memakluminya semangat terus sampai cerita ini tamat yaa☺️💪
Aquilaliza: makasih Kak... 🙏😊
total 1 replies
Athar Rizqi Al Ghifari
bagus
Anaya Nabila
kenapa gak jujur aja sih atlana
Alice_zeailin10
semakin membuat hati ku terpotek" kak thor sangat penasaran seperti nya banyak sekali misteri dan rintangan yang bakalan di lewati Regan dan atlana .. ayok kak jangan lama up nya aku selalu menunggu mu dengan setia 💪💪💪
Alice_zeailin10
Karya mu begitu menarik perhatianku author baik ku😻💪💪 semangat terus jangan lupa update setiap hari
Farldetenc: Ada karya menarik nih, IT’S MY DEVIAN, sudah End 😵 by farldetenc
Izin yaa
Alice_zeailin10: sama" kak tapi update nya jangan lama ya ,😇
total 3 replies
Ita Purnama
Novel yang bagus 👍🥰
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!