NovelToon NovelToon
Zavian Xanderson

Zavian Xanderson

Status: sedang berlangsung
Genre:Ketos / Diam-Diam Cinta / Cinta pada Pandangan Pertama / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Identitas Tersembunyi / Persahabatan
Popularitas:1k
Nilai: 5
Nama Author: Ael

Zavian Xanderson, memiliki kepribadian yang dingin, dan tertutup dengan sejuta pesona yang dimiliki.

Alina Angelica Kwelju. Gadis cantik, pintar dan juga kreatif. Gadis yang kerap disapa Alin atau Ina ini memiliki sebuah rahasia besar yang ia simpan bersama keluarganya.

Ini kisah sosok Zavian Xanderson, sang ketua OSIS SMA Rajawali dan bertemu dengan gadis segudang rahasia itu. Penasaran? Yuk baca^^

Jangan menilai sesuatu dari covernya!

Typo bertebaran!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ael, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

28

Siang ini, SMA ULTRAVIOLET mengadakan Pentas Seni dengan sangat meriah karena mengingat acara ini hanya diadakan sekali setahun. Dan, apalagi setelah adanya Covid-19, Pentas Seni ini tidak pernah jalan. Semua siswa sangat excited sekali, mereka sekarang sudah memakai kostum masing-masing. Pentas Seni ini terdiri dari Tari tradisional, tari modern, Drama/teater, solo vocal, Duet, Stand Up Comedy, Musik, pembacaan puisi, pertujukan atraksi, pantomim, bahkan ada dance Korea juga.

Tidak heran para siswa sangat heboh menyambut PENSI ini, apalagi ada berbagai macam pertunjukkan. Karena itu Zavian meminta perewakilan tiap organisasi untuk membantu OSIS dalam meng-handle acara semegah ini.

"Gila! Heboh banget mereka." Ariyan menganga melihat segerombolan siswa yang ingin ikut dance Korea.

"Pantesan cuma sedikit yang ikut Tari Tradisional," lanjutnya sembari memperhatikan daftar yang ia pegang.

"Tari modern juga nih, emang siswa disini itu rata-rata Kpopers semua," ucap Dhika sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Sudah-sudah, kalian mending kembali ke bidang masing-masing deh," ucap seorang siswi berambut kuncir menyamping bernama Lili.

"Yaelah, bentar napa sih, Li. Capek banget nih," rengek Ariyan.

"Udah deh, Yan. Mending handle Puisi sama Pantomim. Mereka pada nungguin tuh," ucap siswi satu lagi yang bernama Griya. Ariyan pun mendengus, kemudian ia berbalik ingin beranjak dari sana tetapi pandangannya tanpa sengaja bertemu dengan Keira yang sedang berdiri di seberangnya.

"Sebentar! Griya, itu si ratu sekolah, kan? Dia ikut dance juga?" tanya  Ariyan dengan perasaan tidak percayanya.

"Iya, gw juga gak yakin awalnya gadis sekalem itu ternyata ikut dance juga," jawab Griya mengingat beberapa hari lalu ia memeriksa nama-nama peserta Dance Korea, ternyata ada nama Keira sang ratu sekolah disana. Ia pikir Keira yang dimaksud adalah siswi lain, ternyata benar-benar Keira yang didepannya.

***

"Sini kak, biar aku saja yang bawa ini."

Alesha tiba-tiba mengambil alih separo barang yang dibawa Alfata. Alfata hanya diam saja tanpa protes, toh ia memang sedang butuh bantuan tetapi terlalu malas untuk meminta tolong. Barang-barang itu adalah peralatan-peralatan perlombaan tari tradisional. Seperti piring, tombak, saputangan, kipas, selendang, payung, dan pedang. Alesha hanya membawa selendang, kipas, saputangan dan payung. Sedangkan Alfata membawa sisanya.

"Mau diantar kemana kak?" tanyanya dengan tersenyum manis menatap Alfata.

"Ke Ariyan," jawab Alfata terkesan to the point. Pandangannya lurus datar menatap jalanan. Alesha hanya membulatkan mulutnya seperti mengucap kata 'oh'.

Tidak sampai dua menit, mereka sudah berada di ruangan Aula bagian Tari Tradisional. Ya, Ariyan yang menjadi penanggungjawab Tari Tradisional bersama lima orang anggota OSIS dan tiga anggota organisasi lain.

"Akhirnya sampai juga. Thanks ya, Bg."

"Sama-sama." Ariyan baru sadar ternyata ada Alesha yang menolong Alfata membawakan peralatan Tari ini.

"Loh, Alesha? Maaf gw baru sadar ada Lo," ucap Ariyan yang tak enak hati karena terlambat memperhatikan Alesha.

"Gak papa, Yan. Ini sudah cukup barangnya, kan?" Alesha memperhatikan beberapa peralatan yang ia bawa tadi, karena tidak terlalu tau apa saja, jadi ia berniat memastikan sebelum beranjak dari sana. Sedangkan Alfata? Oh, Alfa masih berdiri disampingnya dengan tatapan datar yang masih betah hinggap.

"Sudah, kok. Oh iya, Lo gak siap-siap? Yang lain udah selesai lho. Noh, liat! Bahkan si Keira juga sudah duduk anggun sambil nunggu nomor giliran." Ariyan mengarahkan pandangannya di depannya. Posko Keira memang berhadapan dengan poskonya Ariyan, jadi mereka bisa langsung melihat posisi Keira sekarang. Aula ini sudah dibagi-bagi tempatnya untuk tiap posko kegiatan Pentas Seni ini. Sama seperti stand untuk pameran yang ada di TV, ini juga seperti itu. Bedanya, posko-posko ini berada ditempat yang tertutup. Sedangkan, untuk panggung Pentas Seni ini berada di halaman sekolah SMA ULTRAVIOLET.

"KAK ALFA!"

Suara melengking dari arah seberang itu mengagetkan mereka semua disaat mereka sibuk dengan pikiran masing-masing. Tampak Keira melangkahkan kakinya mendekati mereka. Dengan senyuman manisnya yang masih tertarik, dia berhenti dihadapan Alfata dengan jarak sekitar 2 langkah. Pergerakan yang dilakukan Keira tak luput dari penglihatan Alesha.

"Kak Al ikut PENSI juga?" tanya Keira yang melihat ke Alfata dengan wajah senangnya.

"Tidak," jawabnya singkat.

"Oh, Kak Al cuma jadi panitia ya?" Alfata hanya mengangguk saja dengan tatapan datarnya.

Alesha yang melihatnya pun mencebik. Dalam hati ia terus mengoceh hal yang sama, 'Sok-sokan datar gitu padahal aslinya dia mau salting_-'

"Bang, gw mau lanjutin kegiatan gw ya." Tiba-tiba Ariyan pamit kepada Alfata.

"Iya, gw juga mau ke sekre."

Ariyan mengangguk, kemudian matanya teralihkan ke Alesha. "Alesha, thanks ya udah bantuin."

Raina pun tersenyum, "Sama-sama, Yan. Kayak sama siapa aja, padahal kita sekelas." Ariyan terkekeh mendengarnya. Kemudian lelaki itu pun pamit beranjak terlebih dahulu menuju standnya yang sudah ditunggu oleh anak-anak Tari Tradisional. Keira yang melihat Ariyan sedari tadi tidak menyapa sedikitpun hanya menatap kesal. Dirinya seperti tidak dianggap sekali keberadaannya.

Selang beberapa detik, Alfata berbalik dan mulai melangkah menuju sekretariat OSIS yang disusul dengan Alesha.

"Kak Alfata, tunggu!" Langkahnya pun dia hentikan ketika kembali mendengar Keira memanggilnya. Karena Alfata berhenti, Alesha pun juga ikutan berhenti.

Saat ini, Keira sudah berada dihadapan Alfata seperti tadi. "Kak, aku ikut dance Korea. Nanti jangan lupa nonton ya." Alfata hanya mengangguk saja dengan tatapan datarnya yang masih betah diwajah tampannya itu. Hanya mengangguk saja sih, kemudian Alfata pergi dari sana tanpa pamit terlebih dahulu kepada Keira. Alesha lagi-lagi mencebik kesal. Caper banget memang.

Sesampainya di sekre, Alfata pun duduk dikursi yang sudah ada diruangan itu. Ia kemudian membuka laptopnya guna memeriksa sesuatu yang berkaitan dengan acara yang akan terlaksana beberapa menit lagi. Sedangkan Alesha, ia berberes-beres. Hanya mereka berdua yang ada disekre itu, membuat Alesha senang karena ia bisa dengan leluasa menjalankan misinya.

"Kak, aku sudah selesai. Ini mau ke Aula buat latihan dulu," ucap Alesha yang sudah nangkring berdiri disebelah Alfata.

Alfata hanya membalas dengan deheman saja dan mengangguk pelan.

"Kalau gitu, aku pergi ya kak." Alesha kemudian menaruh kotak bekal dihadapan Alfata, membuat sang empu mengernyitkan dahinya dan menatapnya heran.

"Itu untuk Kak Alfata, tadi aku yang masak lho." Tanpa menunggu jawaban Alfata, Alesha pun mulai berjalan menuju pintu luar.

"Terimakasih."

Alesha sesaat terdiam membeku. Tangan kanannya masih menggantung diganggang pintu. Baru kali ini kata itu terucap dari mulut Alfata untuknya. Alesha pun terkekeh geli.

"Sama-sama," ucap Alesha tanpa menoleh ke Alfata. Kemudian gadis itu langsung keluar dari ruangan sekretariat OSIS.

...***...

To be continued!

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!