Bian, seorang pria berusia 30-an yang pernah terpuruk karena PHK dan kesulitan hidup, bangkit dari keterpurukan dengan menjadi konten kreator kuliner. kerja kerasnya berbuah kesuksesan dan jadi terkenal. namun, bian kehilangan orang-orang yang di cintainya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon D.harris, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Cerita di Bali
Setelah mempertimbangkan banyak hal, Bian dan Nada memutuskan untuk memulai babak baru di Bali. Pulau yang terkenal dengan keindahan alam dan budayanya itu menjadi pilihan mereka untuk mengembangkan bisnis sekaligus menikmati suasana baru.
Bian berhasil membeli sebuah vila kecil di daerah Canggu, lengkap dengan halaman luas dan pemandangan sawah yang menenangkan. “Ini tempat yang pas banget buat kita,” kata Bian sambil menggandeng tangan Nada. “Kita bisa mulai semuanya dari sini.”
Nada tersenyum, meski masih ada sedikit keraguan dalam hatinya. “Semoga keputusan ini membawa kebaikan buat kita semua, terutama untuk masa depan anak kita.”
Tidak butuh waktu lama bagi Bian untuk memulai rencananya. Ia menyewa sebuah ruko kecil di kawasan yang strategis dan mulai merancang konsep kedai kopi yang unik. Seperti di Jogja, Bian ingin menggabungkan kopi dengan pengalaman membaca. Namun, kali ini ia menambahkan sentuhan lokal, seperti menyajikan kopi khas Bali dan camilan tradisional.
Nada, yang semakin nyaman dengan perannya sebagai istri dan calon ibu, ikut membantu mempromosikan kedai tersebut melalui media sosial. Ia membuat konten-konten yang menampilkan keindahan Bali sambil memperkenalkan kedai kopi mereka.
“Selamat datang di Bian Coffee & Books Bali,” tulis Nada di salah satu unggahannya. “Tempat di mana rasa kopi bertemu cerita-cerita inspiratif.”
Unggahan tersebut mendapatkan respons positif dari banyak orang, terutama wisatawan yang tertarik mencoba tempat baru.
Dalam waktu singkat, kedai kopi Bian mulai ramai dikunjungi. Banyak pelanggan, baik lokal maupun wisatawan asing, yang menyukai konsep kedai mereka. Bian bahkan mulai menjalin kerja sama dengan petani kopi lokal untuk memperkenalkan kopi Bali ke pasar yang lebih luas.
Suatu hari, Nada duduk di pojok kedai sambil memandangi Bian yang sibuk melayani pelanggan. “Aku bangga sama kamu, mas,” katanya ketika Bian mendekat dengan secangkir kopi untuknya.
“Ini nggak akan terjadi kalau nggak ada dukungan dari kamu,” balas Bian sambil tersenyum.
Meski kehidupan di Bali terasa jauh lebih santai, mereka tahu bahwa tantangan selalu ada. Namun, mereka yakin bahwa dengan kerja keras dan cinta, mereka bisa melewati semuanya.
Dengan bisnis yang berkembang di Bali, dan bayi mereka yang semakin dekat dengan kelahiran, Bian dan Nada merasa siap menghadapi apa pun yang akan datang. Bagi mereka, setiap langkah adalah bagian dari perjalanan yang lebih besar.
Mereka tidak hanya membangun bisnis, tetapi juga membangun kehidupan yang penuh cinta dan harapan di Pulau Dewata.
......................
Hari yang ditunggu-tunggu akhirnya tiba. Setelah berbulan-bulan menanti dengan penuh harapan dan kecemasan. Nada melahirkan di sebuah rumah sakit di bali.
"Mas, aku takut....sakit" ucap nada menahan rasa sakit.
"Sabar ya sayang, aku bakal temanin kamu terus" ucap bian sambil menggengam tangan nada dan berdoa dalam hati untuk kelancaran persalinan istrinya. Bian tidak pernah meninggalkan Nada selama proses tersebut.
Ketika tangisan bayi pertama kali terdengar, Bian merasakan air matanya mengalir. Nada melahirkan seorang bayi laki-Iaki yang sehat dan tampan. Bian menatap bayi mungil itu dengan penuh rasa syukur. “Dia... dia anak kita, sayang. Dia sehat dan sempurna,” katanya dengan suara bergetar.
Nada menangis terharu melihat bayi mungil yang sekarang ada di pelukannya.
Nada tersenyum lemah sambil mengusap wajah bayinya. “Kita kasih nama Sabda Perkasa. Nama itu gabungan dari kita, Sabian dan Nada. Dia akan menjadi simbol kekuatan cinta kita.”
Bian mengangguk setuju. “Sabda Perkasa. Nama yang indah dan penuh makna. Dia adalah bukti bahwa kita bisa melewati semua rintangan.”