Tak ada yang bisa menebak akhir dari sebuah perjalanan Cinta, bahkan kadang buta akan Serigala berbulu Domba.
Tak pernah menyangka akan akhir yang begitu tragis, sebuah pengkhianatan dari orang yang dicintai, bahkan bertahun-tahun menjalin ikatan, namun nyatanya hanya sebuah tipuan.
Apalagi kalau bukan demi harta dan tahta, itulah yang menjadi tujuan utama, tidak perduli akan kasih dan sayang yang di utarakan, dan Luka akan tetap Sakit pada Akhirnya.
Jangan bilang Tuhan tidak pernah adil pada kehidupan, pada kenyataannya DIA membuat apa yang di Tanam akan di Tuai, Sakit yang dirasakan tak akan sia-sia, luka yang tertoreh pasti akan ada obatnya, terkadang rasa sakit membuat kita menjadi Luar biasa.
Begitulah keajaiban kehidupan, akan tertulis dalam Novel you're AMAZING, perjalanan seorang wanita dengan semua lukanya, mampu bangkit dan berdiri kembali bersama dengan Laki-laki yang luar Biasa.
Salam sehat, semangat dan jangan lupa bahagia...Sinho.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sinho, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Termakan Umpan
Sifa masuk keruangan kerja, bersama dengan Dira yang di perintahkan untuk mengikuti nya.
"Pagi ini ada agenda bertemu dengan perusahaan SPARTA GROUP Bu" ucap Dira sedikit gugup.
"Hem, siapkan semuanya, sepuluh menit lagi kita berangkat" ucap Sifa membuat Dira akhirnya lega, karena tidak mengungkit soal dirinya dan Hans.
"Oh iya bu, disana nanti kita akan bergabung dengan MEGATHAN Company"
"MEGATHAN Company?" Tanya Sifa terkejut.
"Iya Bu"
"Okey, kita akan bergabung dengan mereka, bagaimana pun TRULA GROUP berada di bawah naungannya"
"Siap Bu, apa saya boleh keluar?" Tanya Dira.
"Tentu saja, siapkan semuanya dan pastikan segala hal berjalan baik, aku akan bersiap" ucap Sifa.
Dira keluar sedikit terburu, sebenarnya merasa aneh kenapa Sifa sama sekali tak membahas masalahnya, padahal jelas-jelas tadi Amelia sudah membuat keributan yang melibatkan dirinya.
Baru saja Dita akan masuk ke ruang kerjanya, dikejutkan dengan kedatangan Hans.
"Bagaimana?, apa direktur menanyakan masalah kita?" Tanya Hans penasaran dan ingin tau reaksi wanita yang dulu pernah menjadi kekasihnya dan sekarang menduduki jabatan tertinggi di perusahaan tempatnya bekerja.
"Tidak, malah terkesan seolah tak peduli, syukurlah, aku lega" ucap Dira sambil mengajak Hans masuk ke ruangannya.
Mungkin karena hubungan yang masih baru hangat-hangatnya, tanpa sungkan lagi, Hans menutup rapat pintu dan menguncinya, lalu mencumbu kekasih barunya di atas meja.
"Jangan membuat bajuku berantakan, sebentar lagi aku ikut rapat penting" ucap Dira.
"Tenang, aku hanya butuh sedikit waktu untuk menikmati semua ini"
"Akh!" Dira mende-sah saat tangan Hans sudah menyingkap baju bawah dan sedikit membuat akses miliknya masuk ke dalam sana.
Meja pun berguncang, dan dengan cepat mereka melakukan tindakan gila itu hingga mencapai puncak kenikmatan, lalu Hans merapikan semuanya dengan tissue yang ada di meja Dira.
"Aman" ucap Hans.
Dira tersenyum puas, keduanya kini berpisah, lalu suara panggilan dari Sifa terdengar, Dira pun segera membawa berkas yang di perlukan untuk pergi.
Tak butuh waktu lama, Sifa dan Dira sudah berada disebuah tempat yang digunakan untuk rapat penting hari ini.
Benar saja, rupanya Than datang beberapa menit setelah Sifa berada di sana, ada tatapan aneh saat dirinya masuk memberi salam, Sifa mengerutkan kening, tidak tau apa yang terjadi dengan Than saat ini.
Acara dimulai, dan tentu saja CEO Sparta Group kini memberikan salam sambutan kepada pemilik dua perusahaan yang masih saling berhubungan.
"Bagaimana kabar anda Nona Sifa, lama kita tidak berjumpa dan anda semakin bersinar saja" ucap Charlie Fransko.
"Kabar saya baik, terimakasih atas pujiannya, anda terlalu berlebihan Tuan Charlie " jawab Sifa dengan sopan.
Tak lupa perhatian khusus juga diberikan kepada sosok penting yang tak lain adalah Than.
"Selamat datang Tuan Than, selamat, anda sudah mendapatkan perusahaan TRULA GROUP dan juga seorang Direktur yang sangat mempesona dan luar biasa"
"Hem, berjumpa kembali Tuan Charlie" sambut Than.
Perbincangan pun di mulai, rupanya kerjasama yang ditawarkan lumayan memberikan keuntungan lebih, Sifa antusias menyimak dengan hati-hati.
"Bagaimana menurut mu?" Bisik Sifa berharap Than membantu memberikan pandangan.
Namun Than hanya terdiam, lalu Sifa pun menarik sedikit baju Than.
"Ada apa?" Tanya Than.
"Aku meminta pendapat mu"
"Apa?" Tanya Than, karena memang jarak kursi Sifa dan dirinya berjauhan.
Sifa tak melanjutkan, dirasa percuma saja, mungkin Than juga sengaja tak menghiraukannya.
Namun sesuatu membuatnya terkejut, ketika kursinya dengan cepat meluncur karena ditarik oleh Than untuk mendekat.
"Aku tidak mendengar mu tadi, ada apa?" Tanya Than lagi.
Sifa membelalakkan mata, kaget karena jarak begitu dekat, dan bukan hanya dia, bahkan atensi semua orang yang mengikuti rapat langsung tertuju pada keduanya, apalagi Charlie, seketika menghentikan kata-katanya.
"Lepaskan, kau membuat semua orang melihat kita" ucap lirih Sifa tak enak hati.
Than menatap sekitar, dan menyadari telah menjadi pusat perhatian, lalu mendorong kursi Sifa mengatur jarak sewajarnya.
"Maaf, saya ada urusan sebentar dengan Nona Sifa, karena kebetulan dia wanita yang punya hubungan khusus dengan ku" Than memberikan penjelasan yang seketika membuat ruangan sedikit terguncang.
Gerr
Seketika semua orang terkejut.
Sifa mendelik menatap tajam Than, dan kemudian langsung memberikan peringatan.
"Kau ini apa-apaan, dasar!" ucap Sifa yang tak berpengaruh apapun pada Than.
Than justru memperhatikan perubahan ekspresi dari Charlie, dan itu membuatnya puas, setidaknya satu laki-laki yang terlihat jelas menyukai Sifa harus berhati-hati padanya.
"Keputusan akan aku buat, Baik TRULA GROUP dan MEGATHAN Company akan bekerjasama dalam bidang ini, aku suka semua penjelasan yang begitu gamblang akan keuntungan dan kerugian dari kerjasama proyek ini, Tuan Charlie" ucap Than Kemudian.
Charlie tersenyum, mengucapkan terimakasih dan akhirnya semua telah selesai.
Charlie menghampiri Sifa, lalu mengucapkan selamat.
"Maaf, aku tidak tau kalau ternyata anda mempunyai hubungan dengan Tuan Than, apa hubungan kalian dirahasiakan?" Tanya Charlie.
"Iya, tentu saja, kami masih mencoba menjalani sewajarnya"
"Oh, jadi begitu, semoga hubungan kalian awet"
"Tentu saja" sebuah jawaban dari orang lain mengejutkan keduanya.
"Tuan Than?" Charlie menunduk memberi hormat.
"Hubungan kami akan lebih serius lagi, karena sebentar lagi kami akan tinggal bersama, bukankah begitu honey?" Than menegaskan.
"Ha!, oh, i iya, begitulah rencananya" sambung Sifa merasa kikuk, tak mengerti kenapa Than terlihat begitu posesif sekali, aneh.
"Okey, saya ucapkan selamat untuk kalian" ucap Charlie sebelum akhirnya Than mengajak Sifa berpamitan.
"Kau itu aneh, bukankah semua akan kita rahasiakan?" Sifa mulai protes saat akan masuk ke dalam mobil Than.
Than hanya terdiam, memberikan kode ke Dira untuk tak mengikuti Sifa lagi, Dira pun mundur perlahan dan menjauh, masuk ke dalam mobil perusahaan dan kembali sendirian bersama sopir.
Than masih terdiam, setelah mobil bergerak, begitu juga dengan Sifa, lalu kemudian Than mengeluarkan ponselnya, perlahan memberikan ke Sifa.
"Apa ini?" Sifa nampak terkejut.
"Data keuangan perusahaan mu, ada pengeluaran di luar perencanaan perusahaan, jumlahnya lumayan banyak, dan aku yakin kau masih belum tau" jawab Than.
Sifa mengerutkan kening, lalu segera membaca dengan teliti.
"Saatnya kau bergerak, menghancurkan segera lebih penting dari pada mengakibatkan kerugian perusahaan lebih besar lagi, wanita itu sangat serakah"
"Kurang ajar, tidak aku sangka dia seberani ini menggelapkan uang perusahaan dalam jumlah besar" gumam Sifa.
"Dan satu lagi, lihat rekaman video yang aku simpan" ucap Than.
Sifa segera memencet tombol di ponsel Than, dan_
"Astaga!" Sifa langsung melemparkan ponsel itu ke pemiliknya.
"Ck, kanapa kau melemparnya, hanya adegan dewasa, bukankah kau sudah tua?" Ucap Than.
"Ck, aku tidak bisa melihat hal mesum seperti itu terlalu lama, perutku mual" ucap Sifa.
"Dia sekretaris mu, bermain gila di ruang kerja dengan mantan mu yang bajingan itu, bagaimana menurut mu?"
"Rencanaku berhasil, mereka akan hancur karena perbuatan mereka sendiri"
"Percepat proses itu, perusahaan TRULA GROUP bukan tempat maksiat" perintah Than.
"Aku tau" ada senyuman kemenangan di bibir Sifa, dan Than sempat melihatnya.
"Ternyata, Kau sangat mengerikan" ucap Than.
"Dan sebaiknya pikirkan kembali keinginan mu untuk menikah dengan ku, aku bisa saja membuatmu masuk ke dalam perangkap yang tidak pernah kamu bayangkan" Sifa berusaha mengintimidasi.
"Aku tidak takut, jadi ayo kita lanjutkan" tantang Than.
Sifa hanya menarik nafas panjang, percuma mengancam Than, tidak akan ada gunanya, laki-laki disampingnya itu tak takut apapun, justru dia yang lebih menakutkan dari apapun.
Jangan lupa KOMENnya, LIKE, VOTE, HADIAH dan tonton IKLANNYA.
Bersambung.
kyknya hrs memunculkan pesaing biar mereka sadar akan perasaannya..