Eca Permatasari janda ditinggal mati yang harus berjuang untuk meneruskan hidup tanpa suami tercinta.
Dikenalkan dengan Eldhin, pria muda yang mengalami nasib serupa ditinggal pasangan nya.
Namun Eldhin ditinggal karena kekasih nya menikah, membuat sifatnya menjadi dingin karena frustasi yang dia rasakan.
Disaat Eca sudah mencintai Eldhin, ada sebuah kejutan besar yang terjadi di kehidupan pernikahan nya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rofiwan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
21. Menepis Rumor Perselingkuhan.
Pagi hari itu, Eca sibuk merias diri, melakukan rutinitas sebelum pergi ke kantornya.
Ponsel nya tiba-tiba saja berdering, dia terlihat sangat kebingungan karena Eldhin tumben menelponnya pagi-pagi seperti ini.
Setau dia, Eca paling tahu kalau pria itu paling anti menelpon lebih dulu.
📞 "Hallo Assalamualaikum, kenapa mas?" Kata Eca.
📞 "Walaikumsalam, ada waktu sebentar?" Jawab Eldhin
📞 "Aku lagi dandan sih, kenapa gitu?" Kata Eca.
📞 "Gini de, maaf kamu jangan cemburu ya, ini ada mantan aku mau masuk ke perusahaan kamu boleh gak?" Jawab Eldhin.
📞 "Oh iya tidak apa-apa, nanti aku coba dulu trail, kalau bagus aku angkat jadi sekertaris aku mas" Kata Eca.
📞 "Oke makasih de" Jawab Eldhin.
Telepon seluler nya tiba-tiba dimatikan langsung oleh nya, Eca tersenyum sambil menghela nafas panjang, dia kembali melanjutkan merias dirinya di depan cermin.
Butuh waktu lima belas menit untuk Eca sudah dalam keadaan rapih, dia dihampiri Ayunda yang belum berangkat ke kantor.
"Ca berangkat bareng yu, motor saya ban nya kempes" Kata Ayunda.
"Lah, sudah tau kempes malah di diemin bukan nya di pompa, kamu jangan ganggu jam kerja kamu dong Yun, jam berapa ini" Omel Eca.
"Iya maaf, please ya hari ini aja, mbak Fany sudah berangkat dulu soalnya" Kata Ayunda.
"Yaudah buru naik mobil" Pinta Eca.
**
Ting!
Pintu lift perlahan terbuka, saat itu juga Eca ingin masuk ke dalam nya, hanya saja Eldhin tiba-tiba menghampiri.
"Itu orang nya de" Kata Eldhin dengan wajah datar, lempeng kali dia bilang seperti itu.
"Ya Allah kamu ini, sabar dulu lah aku masih mau naruh tas, belum lagi nanti mau mimpin briefing" Keluh Eca.
"Yaudah" Kata Eldhin yang hampir bibir nya mencium kening Eca karena reflek.
Tapi...
Tangan Eca tiba-tiba ditarik oleh Eldhin, dan masuk kedalam dekapannya, Tanpa ragu Eldhin mencium bibir Eca dengan sangat nikmat.
"Ciyeee" Goda Aulia yang melihat.
Eca membelalak "Eh ini maksut kamu apa" Kata Eca panik, Tidak tau harus simpan dimana wajah merah yang sudah dia kembangkan.
"Makasih ya, ini saya pastiin kalau saya sama Aulia tidak selingkuh, tuh buktinya Aulia senyum-senyum sendiri" Kata Eldhin dengan wajah datar tak berdosa.
Eca melihat wajah Aulia, dia tersenyum sambil menyapanya lewat gerakan tangan.
Eca sudah salah tingkah, dia tidak menyadari kalau Eldhin sangat senang melihat Eca yang menerima mantan nya untuk bekerja di perusahaan.
"Ah saya ke atas dulu" Kata Eca langsung menjauh dari Eldhin. Eldhin kembali ke tempat duduk, dimana Aulia duduk.
"Calon Istri kamu cantik banget ya, tapi kok hampir mirip aku ya wajah nya" Kata Aulia. Eldhin hanya menoleh sekilas, lalu dia merebahkan punggung nya di bantalan sofa.
"Yakali kalian kembar" Kata Eldhin singkat.
"Lah aku anak sulung, aku jujur kalau ibu dan ayahku sudah meninggal dunia beberapa tahun yang lalu, makanya aku menempuh hidup di jalanan" Kata Aulia.
"Loh kok kamu baru bilang?" Kata Eldhin yang tiba-tiba duduk tegak sambil menatapnya.
"Enggak, itu aib sih, sampai aku benar-benar siap ingin membocorkan nya, saat hidup aku sudah mulai aman" Kata Aulia.
"Oh begitu?" Kata Eldhin kembali bersandar di bantal sofa. "Semoga kamu dapat pria yang lebih baik ya Aul" Gumam Eldhin tatapan matanya menatap atap ruangan.
"Iya, makasih banyak Din, dari dulu sifat baik kamu gak pernah berubah" Kata Aulia.
"Ya, sama-sama" Jawab Eldhin singkat.
Satu jam telah berlalu, Eca yang sudah selesai memimpin briefing. Dengan langkah cepat, dia menghampiri kedua manusia yang ada di lobby kantor.
Duduk dengan tenang, sambil menatap keduanya yang sedang gugup, Eldhin berdiri sekedar pindah posisi duduk di samping Eca.
"Ngapain kamu kesini? Jangan bucin di jam kerja ih, ini lagi di kantor jangan buat aku malu" Omel Eca.
"Gak" Jawab Singkat Eldhin.
Eca menghela nafas "Din, ini privasi perusahaan, aku mau walk in interview dia, cepat lah kamu keluar dulu" Pinta Eca.
Eldhin masih ngotot duduk di samping Eca dengan wajah datar nya.
"Din nurut coba, kamu keluar dulu" Timpal Aulia. Barulah disitu Eldhin menurut.
Aulia berbicara seperti itu karena sadar, sebagian karyawan nya sedang mengintip bos nya yang lagi bucin di kantor.