Kanzia Ayudia Renata, seorang gadis yang selalu mendapatkan perlakuan tidak adil dari orang orang disekitarnya karna tubuh gendutnya, bahkan ayah kandungnya sendiri terlihat lebih menyayangi kakak tirinya. Sampai akhirnya ia menjalin hubungan dengan seorang laki laki yang ia pikir mencintainya dengan tulus ternyata hanya memanfaatkan dirinya dan pergi meninggalkannya bersama kakak tirinya tepat dihari pernikahnnya.
Saat semua orang mengucilkan dirinya tiba tiba pria tidak dikenal datang dan mengajukan diri untuk menikahinya dan membantunya untuk merubah dirinya.
Yuk simak kisah Kanzia bagaimana ia merubah takdirnya dan membalaskan rasa sakitnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Syafitri kurniasih, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 15 : Kekesalan Kanzia
Setelah selesai dengan makan siangnya Kanzia kembali ke ruang kerjanya bersama Tania. Ia duduk di bangku kerjanya dan kembali memeriksa telpon genggamnya.
"Astaga Kanzia ada apa dengan mu? kenapa terus mengharapkan laki laki misterius itu menghubungimu?" gumam Kanzia dan menaruh kembali hp nya.
"Ayolah Kanzia,,, bukankah dia selama ini memang selalu bersikap seperti ini? penuh dengan rahasia, bahkan sampai sekarang aku tidak tau siapa sebenarnya pria yang aku nikahi selama 2 tahun ini," ucap Kanzia dalam hati.
Saat Kanzia sedang asik melamun, tiba tiba seorang pegawai perempuan masuk ke ruang kerjanya dan memberitahunya jika ia dipanggil oleh pak Jonathan.
"Astaga apa dia menyuruhku datang ke ruangannya untuk memberikan surat pemecatan untuk ku," batin Kanzia.
Tania yang mendengar temannya dipanggil oleh CEO mereka langsung menghampiri Kanzia.
"Kanzia semangat, apapun yang terjadi kita tetap akan menjadi teman," Tania memberikan semangat pada Kanzia yang terlihat lesu mendapatkan panggilan untuk datang ke ruangan CEO.
"Ayo mbak ikut saya," ucap pegawai wanita tersebut mempersilahkan Kanzia untuk mengikutinya.
Kanzia hanya menanggapi ucapan semangat dari Tania dengan senyum dan mengikuti langkah pegawai wanita tersebut.
"Kenalin nama saya Siska mbak, saya sekretaris pak Jonathan." Ucapnya memperkenalkan dirinya pada Kanzia setelah pintu lift tertutup.
"Oh iya mbak apa pak Jonathan memanggil saya ke ruangannya untuk memecat saya?" Tanya Kanzia.
"Kalau soal itu saya kurang tau mbak, soalnya pak Jonathan hanya menyuruh saya untuk memanggil mbaknya."
"Oh gitu ya,,,,"
Suasana kembali hening tanpa ada yang mengeluarkan suara karna hanya mereka berdua yang berada di dalam lift tersebut.
Setelah sampai di lantai tempat ruangan CEO, sekretaris Siska menunjukkan padanya letak ruangan Jonathan dan mempersilahkan Kanzia untuk masuk ke ruangan tersebut.
Dan disinilah sekarang Kanzia berada di ruangan dengan warna yang di dominasi dengan warna abu membuatnya terkesan maskulin.
Kanzia berdiri dihadapan pimpinannya itu tanpa berani menatap wajahnya.
"Apa kau hanya akan diam saja seperti itu?" Tanya Jonathan.
"Aku diam karna kau terlihat sangat mengerikan tuan,,,," yang hanya berani ia ucapkan dalam hati.
Jonathan menghentikan pekerjaannya sejenak lalu menatap Kanzia dengan tatapan yang sulit diartikan.
"Kau tau kenapa aku memanggil mu ke ruangan ku?" Tanya Jonathan tanpa mengalihkan pandangannya dari Kanzia.
Kanzia menyadari tatapan bosnya itu, ia merasa risih bercampur kesal ditatap seperti itu oleh Jonathan.
"Maaf pak tapi bisakah bapak berhenti menatap ku dengan tatapan mesum mu itu?" ucap Kanzia kesal.
"Wah ternyata kamu masih berani mengatai ku mesum, padahal kamu sendiri belum tau nasib mu akan seperti apa hari ini Nona,,,"
"Astaga Kanzia ada apa dengan mu? kenapa kamu tidak bisa menahan kekesalanmu pada laki laki ini?" batin Kanzia yang entahlah apa yang membuatnya begitu berani menjawab semua ucapan laki laki didepannya itu.
"Tawaran ku yang semalam masih berlaku, apa sekarang setelah tau siapa aku kamu bersedia untuk menjadi wanitaku?" Jonathan kembali memberikan tawaran semalam pada Kanzia.
"Maaf pak saya tidak tertarik," ucap Kanzia.
"Apa kamu sudah mempunyai seorang kekasih makanya kamu terus menolak ku? kalau kau memiliknya lebih baik putuskan saja lalu jadilah kekasih ku,"
Kanzia semakin dibuat kesal dengan ucapan bosnya itu yang seenaknya saja.
"Bukan sekedar kekasih pak, tapi saya sudah menikah yang artinya saya adalah istri orang, jadi berhenti meminta ku menjadi wanita mu, dan satu lagi saya bukanlah wanita murahan yang akan dengan senang hati menerima tawaran mu itu, jadi jika anda ingin memecat ku cepat katakan jangan bertele tele." ucap Kanzia berani.
"Wah Nona sepertinya kamu adalah tipe wanita yang sangat setia pada pasangan mu, padahal aku tidak keberatan menjadi simpanan mu," ucap Jonathan.
Kanzia berusaha menahan kekesalannya pada bosnya itu.
"Apakah dia benar benar CEO yang digosipkan dingin dan irit bicara itu, tapi kenapa kenyataannya dia sangat menyebalkan dan banyak bicara, bahkan aku ingin sekali memukul kepalanya dengan sepatu ku," batin Kanzia.
"Apa kau sedang mengumpati ku Nona?" Tebak Jonathan.
"Eh,,, tidak pak saya mana berani melakukan hal itu," ucap Kanzia sedikit kaget karena tebakan Jonathan memang benar.
"Ternyata selain menyebalkan dia juga seorang cenayang," lagi lagi hanya berani ia ucapkan dalam hati.
"Aku memanggil mu kesini karna aku ingin memberitahukan hukuman yang harus kamu lakukan karna kamu sudah telat dan berani berlaku tidak sopan pada atasan mu," ucapnya dengan ekspresi datarnya.
"Apa bapak akan memecat ku?"
Jonathan malah tersenyum menanggapi pertanyaan Kanzia.
*****
Brak!
Kanzia menutup pintu ruangan CEO dengan keras ia tidak peduli jika Jonathan akan memarahinya, ia benar benar kesal dengan bosnya itu, bagaimana bisa ia memberikan hukuman yang tidak masuk akal.
"Apa dia bilang, aku harus datang sebelum ia sampai di kantor, membersihkan ruangannya dan menyiapkannya kopi, secara tidak langsung ia sedang memberikan ku hukum dengan menurunkan jabatan ku sebagai OB nya, benar benar menyebalkan," gerutu Kanzia sepanjang jalan menuju ruang divisinya.
"Zia! bagaimana, apa pak Jonathan benar benar memecat mu?" Tanya Tania begitu melihat Kanzia.
"Tidak," ucap Kanzia singkat, dengan tidak semangat ia duduk dan mulai melanjutkan pekerjaannya.
"Benarkah?"
"Hm," jawab Kanzia malas.
"Syukurlah,,,,,," ucap Tania lalu kembali ke meja kerjanya.
*
*
Sementara dikediaman keluarga Rudi terjadi adu mulut antara Maya dan Clara.
"Ma,,, kapan mama akan melakukan rencana mama untuk menyingkirkan Kanzia, aku gak mau kalau sampai kehadirannya malah mengacaukan hubunganku dengan Noah," Ucap Clara yang sudah emosi karna Noah yang meninggalkannya tadi di hotel.
"Apa kamu pikir melakukan rencana untuk menyingkirkan Kanzia tanpa perlu mempersiapkan perencanaan yang matang? jadi kamu harus bersabar jika ingin rencana kita berhasil,"
"Tapi sampai kapan ma,,, mama terlalu lama bertindak, apa mama baru akan bertindak setelah Noah meninggalkan ku?" ucap Clara
"Aku akan menyingkirkan Kanzia dengan caraku sendiri jika mama terlalu lama bertindak," ucap Clara kembali.
"Mama sedang menunggu waktu yang tepat jangan sampai kita gegabah dan malah merugikan diri sendiri." Ucap Maya.
"Tapi aku takut kehilangan Noah ma, aku merasa sikap Noah ke aku sudah mulai berubah semenjak bertemu dengan gadis sialan itu."
"Kamu tenang saja dan ingat jangan sampai kamu melakukan sesuatu tanpa sepengetahuan mama, kendalikan dirimu untuk saat ini jangan sampai melakukan hal yang bisa merugikan dirimu, mama sudah cukup pusing dengan berita berita di media sosial, jangan sampai semua perjuangan mama untuk mendapatkan hak kamu dikeluarga ini malah jadi sia sia." ucap Maya yang pusing memikirkan masalah masalah yang menimpa keluarganya setelah kemunculan Kanzia di acara pernikahan putrinya.
"Aku tidak akan membiarkan usaha ku selama ini untuk mendapatkan semua ini sia sia hanya karna gadis lemah itu, aku pastikan untuk menyingkirkan siapapun yang hendak menghalangi ku terutama Kanzia, aku bisa menyingkirkan ibunya yang angkuh itu dengan mudah, apalagi putrinya yang hanyalah seorang gadis lemah," batin Maya dengan senyum liciknya.
.
.
.
Bersambung . . . . . . .
Jangan lupa di like👍🏻
Komen dan Favorit juga ya😉