Boqin Changing, Pendekar No 1 yang berhasil kembali ke masa lalunya dengan bantuan sebuah bola ajaib.
Ada banyak peristiwa buruk masa lalunya yang ingin dia ubah. Apakah Boqin Changing berhasil menjalankan misinya? Ataukah suratan takdir adalah sesuatu yang tidak bisa dia ubah sampai kapanpun.
Simak petualangan Sang Pendekar Dewa saat kembali ke masa lalunya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Boqin Changing, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pemberian Yuo Liang
Benda yang diberikan Yuo Liang adalah Apel Emas. Apel Emas termasuk sumber daya yang langka di Kekaisaran Qin. Buahnya hanya tumbuh lima puluh tahun sekali dan setiap kali panen untuk satu pohon hanya ada beberapa buah saja yang tumbuh.
Apel Emas sangat bermanfaat untuk meningkatkan kualitas tulang penggunanya. Karena manfaatnya yang besar dan jumlahnya yang langka membuat harga sumber daya ini sangat mahal.
Melihat pemberian Yuo Liang ini, Boqin Changing terkejut. Sumber daya ini jelas dibutuhkannya untuk menaikkan kualitas tulangnya dari tulang baja menjadi tulang perunggu. Namun dia merasa pemberian dari Yuo Liang terlalu berlebihan untuknya.
"Paman maaf aku tidak bisa menerima pemberian ini." Boqin Changing menyerahkan kembali bungkusan itu.
"Ayolah Chang'er terimalah. Ini adalah balas budiku atas bantuanmu."
Dalam dunia pendekar membalas budi adalah hal yang lumrah dilakukan. Apalagi jika itu menyangkut nyawa seseorang. Yuo Liang merasa bantuan dari Boqin Changing wajar diganjar hadiah yang tinggi.
"Tapi paman."
"Sudahlah Chang'er terima saja. Aku akan merasa terus berutang budi jika tidak segera membalasnya." potong Yuo Liang
"Baiklah paman. Aku mengucapkan terima kasih atas pemberian paman ini. Saat ini tidak ada lagi balas budi diantara kita"
"Lalu Saudara Tian. Sejujurnya aku tidak mempunyai banyak barang berharga yang kubawa saat ini. Hanya ini yang bisa kuberikan padamu" ucap Yuo Liang sambil menyerahkan kantong kulit kepada Wang Tian
"Saudara Liang. Aku tidak membantu apa apa. Aku rasa anda tidak perlu memberikanku apa apa" tolak Wang Tian.
"Tidak Saudara Tian. Kamu jelas membantuku membereskan kekacauan yang kubuat di atas kapal ini. Tanpamu mungkin saat ini semua penumpang kapal akan takut padaku."
"Lagipula kamu adalah guru dari Chang'er. Aku rasa pantas jika kamu juga mendapatkan kompensasi dariku."
Wang Tian kemudian membuka kantong kulit pemberian Yuo Liang. Setelah membukanya dia kaget karena isinya cukup banyak pil yang berguna.
"Saudara Liang. Ini terlalu banyak."
"Hohoho tidak apa apa Saudara Tian. Kamu bisa memberikannya kepada Chang'er juga sebagai sumber daya beladirinya."
Mendengar bahwa sumber daya ini juga bisa dikonsumsi muridnya, Wang Tian terdiam. Dia tahu kebutuhan pendekar akan sumber daya tidak ada habisnya. Semakin tinggi ranah yang ingin dicapai maka semakin besar sumber daya yang dibutuhkan. Muridnya ini sangat spesial, dia butuh sumber daya yang banyak untuk peningkatan kultivasinya.
"Baiklah Saudara Liang. Aku terima hadiah darimu. Terima kasih."
Yuo Liang adalah orang yang cerdas. Dia tahu jika perkembangan Boqin Changing tidak terganggu, di masa depan dia akan menjadi pendekar terkuat di Kekaisaran Qin. Berbuat baik kepada mereka saat dia belum kuat akan membekas di hatinya. Jika dia bisa mengikat hati Boqin Changing dan gurunya sekarang, di masa depan nanti akan mudah baginya untuk meminta tolong jika dia dan Paviliunnya terjadi masalah.
"Oh ya satu lagi Saudara Tian. Jika kamu dan muridmu pergi ke ibukota berkunjunglah ke Paviliun Teratai Naga. Kami akan menyambut kalian dengan baik." ucap Yuo Liang sambil menyerahkan token paviliun miliknya.
Wang Tian kemudian menerima token milik Yuo Liang dan kemudian mereka melanjutkan sarapan pagi bersama. Obrolan obrolan ringan terjadi di antara mereka. Ketika membicarakan tentang Boqin Changing, tidak henti henti Yuo Liang terkejut.
"Anak ini sungguh monster. Hanya dalam waktu dua tahun dia bisa mencapai ranah pendekar ahli dari pendekar menengah." gumam Yuo Liang
Andaikata saat ini tidak ada Wang Tian di depannya, Yuo Liang pasti akan mengajak Boqin Changing bergabung dengan Paviliun Teratai Naga. Dia percaya para petinggi paviliun akan memberikan sumber daya terbaik bagi anak ini agar semakin berkembang.
Setelah selesai makan pagi bersama mereka memutuskan untuk kembali ke kamar masing masing. Perjalanan untuk sampai di lokasi selanjutnya masih sekitar dua hari lagi. Yuo Liang juga harus beristirahat untuk memulihkan kondisinya seratus persen.
Selama dua hari perjalanan tidak ada kejadian istimewa terjadi. Perjalanan berjalan lancar dan tidak ada gangguan satupun. Saat ini kapal sudah mendarat di pelabuhan tujuan dan para penumpang bersiap turun.
Saat akan turun kapal, Yuo Liang memutuskan menunggu pasangan guru murid tersebut. Dia akan berpamitan karena sudah ada rekannya yang menunggunya di pelabuhan. Ketika melihat Wang Tian dan Boqin Changing hendak turun dia mendekat kepada mereka.
"Saudara Tian Chang'er kebetulan sekali kita bertemu lagi." ucap Yuo Liang basa basi.
"Ah Saudara Liang. Mari kita turun bersama." sambut Wang Tian.
Mereka kemudian turun bersama ke area pelabuhan. Sesampainya di pelabuhan sudah ada satu orang yang membawa dua kuda menunggu mereka. Sepertinya dia berasal dari Paviliun Teratai Naga karena langsung menyambut Yuo Liang.
"Saudara Tian, Chang'er aku pamit dulu. Semoga kita bisa segera bertemu lagi."
""Tentu Saudara Liang. Semoga kita bisa bertemu kembali."
"Paman hati hati di jalan."
Yuo Liang kemudian menaiki kuda yang dibawa oleh rekannya dan meninggalkan Wang Tian dan Boqin Changing. Dalam perjalanannya dia tidak berhenti tersenyum.
"Tetua Liang sepertinya anda sangat bahagia hari ini."
"Zhie kau tidak akan percaya apa yang kutemui beberapa hari terakhir ini. Hahaha"
"Apa maksud anda Tetua?"
"Hahahaha. Aku bertemu monster kecil yang mengerikan." jawab Yuo Liang kepada bawahannya Que Zhie.
Que Zhie tidak menanyakan kembali apa maksud dari jawaban Yuo Liang. Dia berfikir mungkin tetuanya masih sedikit mabuk hari ini.
Di tempat lain Wang Tian dan Boqin Changing akan melanjutkan perjalannya kembali ke Hutan Kabut Awan. Perjalanan mereka masih cukup jauh dan memerlukan waktu berminggu-minggu untuk sampai.
...*****...
Hari berganti hari, saat ini perjalanan Wang Tian dan Boqin Changing akan segera sampai ke Hutan Kabut Awan. Mungkin sekitar tiga hari perjalanan mereka akan sampai di tepi Hutan Kabut Awan.
Perjalanan mereka berminggu minggu setelah sampai di pelabuhan tidak ada kejadian yang menonjol. Perjalanan berlangsung aman dan tidak ada gangguan sama sekali. Mereka kadang tidur di alam bebas atau menginap di desa terdekat.
Saat ini mereka sampai di desa terakhir sebelum sampai di Hutan Kabut Awan. Berbeda dengan desa desa yang mereka kunjungi sebelumnya. Desa ini sangat sepi dan tidak ada satupun orang yang berada di luar ruangan.
Wang Tian dan Boqin Changing waspada terhadap kondisi yang tidak lumrah ini. Mereka berjalan mengamati kondisi dan benar benar tidak ada satupun orang di desa ini. Hingga mereka berdua melihat ke halaman suatu rumah dan terlihat seseorang yang sedang menguburkan mayat di halaman rumahnya.
Terlihat orang itu menangis menguburkan orang yang sepertinya sangat dicintainya. Pemandangan itu sungguh menggetarkan hati siapapun yang melihatnya. Termasuk Guru Tian dan muridnya.
"Guru aku mau melihat dulu apa yang terjadi."
"Ah baiklah Chang'er ayo kita lihat."
Semenjak dimarahi gurunya, saat ini jika akan melakukan sesuatu Boqin Changing akan meminta ijin gurunya dulu. Dia tidak mau terus diceramahi gurunya.
Di depan mereka berdua, terlihat mayat yang sudah dibungkus kain kafan akan dimasukkan ke dalam lubang tanah. Namun yang menarik perhatian Boqin Changing adalah orang yang menguburkan mayat tersebut. Ketiak dan kaki dari laki laki tersebut berwarna hitam.
"Ah wabah hitam." gumam Boqin Changing.