Tawanan Cinta Pria Impoten

•

•

“Perlu aku bantu tidak, sayang?” tanya Keen disaat Oliv sedang membuka satu bungkus pembalut. Posisi Keen bersandar pada pintu bathroom memperhatikan cara Oliv memakai benda itu. 

“Tidak perlu, aku bisa, Kak..” Sudah ntah berapa kali Oliv mengatakan itu tapi Keen tetap saja ingin kekeh membantu. 

Akhirnya Oliv selesai juga ya sekalipun terus dalam pantauan sang suami, dan kini Keen tersenyum puas Oliv sudah selesai. Langsung saja membawa Oliv menuju gendongannya, dengan gaya bridal style. 

“Waktunya bobo..” Keen perlahan merebahkan tubuh Oliv diatas tempat tidur yang luas itu. 

Oliv tertawa karna ulah Keen yang menggelitik perutnya, dan sesekali mencium leher Oliv. Memang Keen tidak pernah jauh jauh dari hal mesum, dan Oliv seakan sudah biasa dengan itu. Dan kini tangan Keen sebagai bantal kepada Oliv, keduanya saling berpelukan satu sama lain. 

“Kak, aku bosan kalau terus di rumah besok. Izinkan aku jalan-jalan ya, bolehkan?” Oliv memberanikan diri bertanya. Sebenarnya Oliv menginginkan semua itu disaat menunggu Keen membeli pembalut tadi. 

Ntah kenapa tiba-tiba saja Oliv ingin keluar dan jalan-jalan untuk menyenangkan diri. 

“Boleh, tapi aku temani. Besok aku akan selesai bekerja cepat, setelah itu kita akan pergi bersama. Bagaimana?”

Senyuman Oliv langsung memudar, tangannya memutar-mutar didada bidang Keen yang ada dihadapannya. “Lama kalau menunggu Kakak pulang bekerja,” ucap Oliv. 

“Tidak lama kok, sayang. Jam makan siang aku akan kembali,” Keen berusaha menyakinkan. Keen tahu kalau Oliv sedang sedih dibawah sana, ia menjadi merasa bersalah akan satu hal. 

Keen merasa jika Oliv mungkin bosan karna terlalu terkekang, tapi semua ini Keen lakukan murni karena rasa takut kehilangan yang Keen miliki. Tapi, sepertinya memang sudah seharusnya memberikan Oliv kebebasan sementara. 

“Bagaimana kalau seperti ini, boleh jalan-jalan tapi haruss dalam pengawasanku. Jam makan siang kita ketemu, dah harus dalam posisi kau yang memakai penyamaran lengkap.”

Tawaran Keen membuat Oliv langsung terduduk, dengan cepat Oliv menganggukkan kepala mantap. Ya sekalipun itu sangat merepotkan, tapi setidaknya Oliv akan bebas sebentar saja dari Keen. 

“Terimakasih, suamiku..” ucap Oliv sambil kembali tiduran. Memeluk Keen bagaikan bantal guling, bahkan Keen sampai tertawa karna ulah Oliv yang sangat menggemaskan. 

Sekalipun ada rasa tidak rela dihati Keen, tapi ia tetap bahagia melihat Oliv bahagia. 

•

•

Tepat pukul 10:30, Oliv sudah sampai di Mall Anggrek seorang diri. Eh tidak, dengan dua orang bodyguard utusan untuk menjaga Oliv agar tidak diculik. 

“Beginilah.. Dia mendapatkan aku dengan cara menculik, jadi takut kalau aku balik diculik!” gumam Oliv sambil melihat sekeliling hal yang ingin ia datangi. 

Oliv tidak mau memikirkan Keen untuk saat in, ia hanya ingin bersenang-senang tanpa pantauan posesif dari Keen yang sangat menyiksa. Oliv menuju toko pakaian wanita, ia memilih berbagai bentuk pakaian yang ntah kenapa tidak ada yang menarik bagi Oliv kali ini. 

Saat sedang asyik memilih ntah kenapa perut Oliv menjadi sakit, Oliv langsung mencari toilet dan harus keluar dari toko itu. Mencari tempat ternyaman untuk membuka penyamaran yang sangat merepotkan ini. 

~

Disaat Oliv ingin masuk kedalam toilet, ia terganggu akan dua bodyguard yang malah berdiri tidak jauh darinya. “Hei, kalian pergilah. Aku tidak akan kabur, buruan cepat!” 

Oliv mengusir murni karena tidak mau menimbulkan kericuhan orang-orang yang ada. Bodyguard itu mengangguk, lalu melangkah sedikit menjauh dari toilet. Barulah Oliv bisa bernapas secara lega, ia melanjutkan langkahnya yang tertunda. 

Di depan cermin Oliv membuka satu persatu kacamata hitam serta maskernya, sesekali ia melirik Tante di sampingnya yang sedang menggunakan lipstik. 

“Tante ini gaul juga ya..” ucap Oliv didalam hati. 

Eh tapi sepertinya Oliv sangat mengenal wajah wanita itu, ia langsung melihat dengan jelas lagi. “Astaga, Tante Yara!” Oliv histeris melihat Tante yang sangat ia cari ternyata ada di sampingnya. 

Tante Yara melihat kearah Oliv, ia terkejut juga sama seperti Oliv. “Astaga, kau kemana saja, Oliv? Kau tahu, kami kebingungan mencarimu..” Yara sangat senang menemukan Oliv dengan cara tidak terduga seperti ini. 

Yara langsung memeluk Oliv dengan sangat erat, pasti semua keluarga Pratama akan senang karena Oliv sudah ditemukan. 

“Ayo kita pulang.. Daddy dan Mamimu sudah seperti orang gila, sepanjang hari hanya menangis karna kau menghilang..” ucap Yara menjelaskan semuanya yang terjadi. 

Apa yang dikatakan Yara membuat Oliv menjadi sedih, ia merasa bersalah dengan kedua orang tua yang sangat ia sayangi. “Sebaiknya ayo kita segera pulang, jelaskan semuanya nanti di Mansion.” Ajak Yara, menarik tangan Oliv untuk segera pergi. 

Oliv bingung harus apa, disatu sisi ia senang bertemu dengan Tantenya. Cuma tidak bohong kalau Oliv juga berat kabur seperti ini dari Keen, setidaknya ia bisa memberitahu Tantenya bukan? 

“Tante, aku..” Ucapan Oliv terhenti kala dengan mudahnya Yara membawa Oliv pergi hingga dua bodyguard itu tidak melihat. Oliv menjadi ragu untuk mengatakan semuanya, yang ada mungkin Tantenya akan malah.. 

“Ayo, Oliv.. Kak Danu dan Kak Lovie, pasti senang aku membawamu pulang..” Yara terus menarik tangan Oliv untuk berjalan lebih cepat lagi. 

Oliv hanya pasrah saja mengikuti langkah sang Tante. “Maafkan aku, Keen.. Aku rindu dengan orang tuaku, rasaku waktu 2 minggu sudah cukup untuk pernikahan kita. Terimakasih akan waktu mengesankan itu, aku berharap.. Semoga kita tidak bertemu lagi,” ucap Oliv didalam hati. 

Seakan berat meninggalkan Keen dengan cara tidak adil seperti ini, hanya saja Oliv bisa apa. Oliv juga merindukan sang Mami dan juga sang Daddy, Oliv mengkhawatirkan keadaan. Kedua orang tua dan seluruh keluarga, ia sangat merindukan semua orang yang sangat ia sayangi. Meskipun pertemuan ini harus meninggalkan Keen, tapi tidak apa menurut Oliv jika Keen akan mengerti dengan semuanya.