NovelToon NovelToon
Penghianatan Yang Tak Terduga

Penghianatan Yang Tak Terduga

Status: sedang berlangsung
Genre:Poligami / Cinta Terlarang / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Cinta Seiring Waktu / Kaya Raya / Persahabatan
Popularitas:4.3k
Nilai: 5
Nama Author: ayuwine

Ceritanya berkisar pada dua sahabat, Amara dan Diana, yang sudah lama bersahabat sejak masa sekolah. Mereka berbagi segala hal, mulai dari kebahagiaan hingga kesedihan. Namun, semuanya berubah ketika Amara menikah dengan seorang pria kaya dan tampan bernama Rafael. Diana yang semula sangat mendukung pernikahan sahabatnya, diam-diam mulai merasa cemburu terhadap kebahagiaan Amara. Ia merasa hidupnya mulai terlambat, tidak ada pria yang menarik, dan banyak keinginannya yang belum tercapai.

Tanpa diketahui Amara, Diana mulai mendekati Rafael secara diam-diam, mencari celah untuk memanfaatkan kedekatannya dengan suami sahabatnya. Seiring berjalannya waktu, persahabatan mereka mulai retak. Amara, yang semula tidak pernah merasa khawatir dengan Diana, mulai merasakan ada yang aneh dengan tingkah sahabatnya. Ternyata, di balik kebaikan dan dukungan Diana, ada keinginan untuk merebut Rafael dari Amara.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ayuwine, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

21

Setelah diberitahu oleh tetangga tentang pria yang sering datang ke rumah saat Rafael bekerja, Rafael merasa dikhianati. Namun, ia memutuskan untuk tidak gegabah. Ia ingin melihat sendiri apakah kabar itu benar.

Suatu hari, Rafael sengaja pulang lebih awal tanpa memberi tahu Diana. Ketika ia sampai di dekat rumah, ia melihat sebuah motor diparkir di luar gerbang. Dengan hati-hati, Rafael mendekati rumahnya.

Dari celah jendela, ia melihat Diana sedang berbicara dengan seorang pria di ruang tamu. Keduanya tampak berbicara serius. Pria itu menyerahkan sesuatu kepada Diana—sebuah amplop cokelat. Rafael merasa darahnya mendidih, tetapi ia memutuskan untuk menahan diri.

Setelah pria itu pergi, Rafael masuk ke rumah tanpa memberi tanda-tanda ia telah melihat sesuatu. Diana menyambutnya dengan senyuman biasa.

"Mas, kok pulang cepat?" tanya Diana sambil mendekatinya.

"Ada kerjaan yang dibatalkan," jawab Rafael datar sambil menatap Diana. "Tadi aku lihat ada tamu. Siapa dia?"

Diana terlihat gugup sejenak, tapi kemudian menjawab dengan tenang, "Oh, itu tadi Bang Arman, Mas. Dia teman keluarga. Dia cuma mampir sebentar untuk mengantarkan sesuatu."

"Teman keluarga?" Rafael mengangkat alisnya, tatapannya tajam. "Kenapa aku nggak pernah dengar nama itu sebelumnya?"

Diana tersenyum tipis, mencoba menyembunyikan kegelisahannya. "Mas nggak kenal karena dia jarang ke sini. Sudah lama nggak kontak juga. Nggak ada apa-apa, kok."

Namun, jawaban Diana tidak memuaskan Rafael. Ia mulai merasa ada yang disembunyikan istrinya. Amplop yang tadi diberikan pria itu juga menjadi tanda tanya besar baginya.

Malam harinya, saat Diana sudah tertidur, Rafael mencari amplop tersebut. Ia menemukannya di dalam laci meja di ruang tamu. Ketika membukanya, ia menemukan beberapa lembar foto dan surat dengan tulisan tangan.

Isinya membuat Rafael terkejut. Foto-foto itu menunjukkan Diana bersama pria lain, terlihat akrab, bahkan dalam beberapa pose yang cukup intim. Surat itu berisi pesan singkat dari pria bernama Arman, yang mengatakan bahwa ia tidak akan menyerah untuk mendapatkan Diana kembali.

Rafael merasa hancur. Ia tidak menyangka Diana, istrinya, bisa melakukan ini kepadanya. Namun, ia juga tahu ia perlu mendengar penjelasan langsung dari Diana sebelum mengambil langkah berikutnya.

Keesokan paginya, Rafael menyodorkan foto dan surat itu kepada Diana.

"Jadi, ini alasan pria itu datang ke rumah kita?" tanyanya dingin. "Apa hubunganmu dengan dia?"

Diana terlihat terkejut dan panik. Wajahnya pucat pasi.

Rafael masih menatap Diana dengan amarah bercampur kekecewaan. Ia menunjuk surat dan foto yang ia temukan semalam.

"Jadi, mau bilang apa sekarang? Jangan bilang dia cuma teman lama. Aku tahu kalian kenal lewat aplikasi kencan!" suara Rafael meninggi.

Diana terdiam, wajahnya memucat. Ia tidak menyangka Rafael akan mengetahui hal itu.

"Mas, aku... aku cuma iseng waktu itu," Diana mencoba menjelaskan. "Aku merasa kesepian. Kamu sibuk terus dengan pekerjaan, aku merasa tidak ada yang memperhatikanku. Tapi aku nggak pernah berniat sejauh itu, Mas!"

Rafael tertawa sinis. "Iseng? Kesepian? Diana, kita ini suami istri. Kalau ada masalah, kenapa nggak bilang langsung ke aku? Kenapa malah cari hiburan di luar?!"

Air mata Diana mulai mengalir. "Aku salah, Mas. Aku bodoh. Aku nggak pernah berpikir dia akan jadi seperti ini."

"Jadi apa maksudmu? Dia datang ke rumah kita, memberikan surat cinta, dan bahkan bilang tidak akan menyerah? Itu karena kamu memberi dia harapan, Diana!" bentak Rafael.

Diana menangis terisak-isak, tapi ia tahu Rafael punya hak untuk marah. Akhirnya ia mengakui semuanya.

"Mas, aku memang pernah bicara dengannya di aplikasi itu. Awalnya hanya chat biasa. Aku pikir itu nggak akan serius, tapi dia mulai menghubungi aku terus-menerus. Aku merasa bersalah dan berhenti balas pesan dia, tapi dia malah menemukan cara untuk mendatangi aku."

Rafael mendengar pengakuan Diana dengan hati yang semakin terluka. Ia merasa dikhianati oleh orang yang paling ia percayai.

"Apa kau pernah bertemu dengannya sebelum ini?" tanya Rafael dingin.

Diana menggeleng. "Tidak pernah, Mas. Pertama kali dia datang ke rumah kita, aku bahkan kaget. Aku sudah bilang padanya aku tidak ingin bertemu lagi, tapi dia tetap datang."

Rafael menatap Diana tajam, mencoba mencari kebenaran dalam kata-katanya. Setelah beberapa saat, ia berkata, "Kita akan menyelesaikan ini, Diana. Kalau aku tahu kau berbohong lagi, jangan harap aku akan memaafkanmu."

Beberapa hari kemudian, Rafael mengatur pertemuan dengan Arman di sebuah tempat yang netral. Dalam pertemuan itu, Rafael secara tegas memperingatkan Arman untuk tidak mengganggu Diana lagi.

Namun, Arman tidak menyerah begitu saja. "Diana yang mendekatiku dulu, Mas. Kalau dia memang bahagia denganmu, kenapa dia cari aku?"

Kata-kata Arman menusuk hati Rafael. Meski Diana bersikeras tidak pernah berniat mengkhianatinya, benih-benih ketidakpercayaan sudah tertanam dalam pikiran Rafael.

Setelah pertemuan itu, Rafael mulai menjaga jarak dari Diana. Ia masih tinggal satu atap dengannya, tetapi komunikasi mereka menjadi dingin. Diana berusaha keras mendapatkan kembali kepercayaan Rafael, tetapi luka yang ditinggalkan tidak mudah sembuh.

Rafael duduk di ruang tamu, matanya menerawang kosong. Pikiran tentang pengkhianatan Diana terus menghantuinya. Amplop berisi foto dan surat dari Arman masih ada di atas meja, seolah menjadi bukti nyata atas kesalahannya memilih Diana sebagai istrinya.

“Lagi-lagi kau hancurkan aku, Diana,” gumam Rafael dengan suara pelan, tapi penuh kemarahan.

Diana, yang berdiri tak jauh darinya, mencoba mendekat. “Mas, tolong dengarkan aku. Aku sudah menjelaskan semuanya. Aku nggak pernah berniat mengkhianatimu. Aku tahu aku salah, tapi aku benar-benar menyesal.”

Rafael menoleh tajam, matanya penuh dengan kekecewaan. “Menyesal? Kau pikir kata ‘menyesal’ bisa memperbaiki semuanya? Ini bukan pertama kali kau melakukannya, Diana. Aku terlalu bodoh, terlalu percaya, dan ini balasanmu?”

Diana terisak, tapi Rafael tak lagi peduli. Ia berdiri, mengambil foto-foto itu, lalu menatapnya dengan penuh amarah. “Aku meninggalkan Amara untukmu. Aku hancurkan hati perempuan yang tulus mencintaiku demi kau! Dan sekarang kau... kau malah menusukku dari belakang!”

Mendengar nama Amara disebut, Diana terdiam. Ia tahu, masa lalu Rafael dengan Amara adalah luka yang masih menganga, meskipun Rafael tak pernah membicarakannya lagi setelah menikah dengannya.

“Mas, aku tahu aku nggak pantas dimaafkan. Tapi aku mohon, beri aku kesempatan. Aku janji, aku nggak akan mengulangi kesalahan ini lagi,” Diana mencoba memohon, suaranya penuh harap.

Rafael tertawa dingin. “Kesempatan? Kau sudah mendapatkannya sejak awal, Diana. Tapi kau menghancurkannya. Aku menyesal pernah berpikir kau bisa menjadi istri yang baik.”

Malam itu, Rafael memilih tidur di kamar tamu. Ia tak ingin melihat Diana, bahkan mendengar suaranya pun terasa menyakitkan.

Beberapa hari berlalu, Rafael semakin menjaga jarak dari Diana. Ia lebih banyak menghabiskan waktu di kantor, pulang larut malam, dan bahkan tak lagi berbicara dengan Diana. Di tengah kekacauan itu, pikiran tentang Amara terus menghantui Rafael.

Ia teringat senyuman Amara, perhatian tulus yang selalu ia berikan, dan bagaimana Amara selalu mendukungnya tanpa pamrih. Rafael menutup wajahnya dengan kedua tangan. Penyesalan itu kini terasa seperti belati yang terus menusuk hatinya.

“Amara pasti membenciku sekarang,” gumamnya. “Dan aku pantas mendapatkannya.”

Sementara itu, Diana mulai merasa putus asa. Ia tahu Rafael semakin membencinya, dan ia takut kehilangan suaminya. Namun, di balik rasa bersalahnya, Diana juga merasa frustasi karena Rafael terus membandingkannya dengan Amara.

“Kenapa, Mas? Kalau kau masih mencintai Amara, kenapa kau pilih aku dulu?” Diana bergumam sendiri, matanya berkaca-kaca.

Hubungan Rafael dan Diana semakin memburuk. Rafael mulai mempertimbangkan untuk mengakhiri pernikahan mereka, tetapi ia juga tahu keputusan itu akan berdampak besar pada kehidupannya. Di sisi lain, Diana merasa hidupnya menjadi semakin tertekan, dan kehadiran Arman yang terus mengganggunya hanya menambah rumit keadaan.

1
ayusw
terimakasih sudah mampir terus like dan komen ya biar aouthor semangat update nya
Ma Em
Bagaimana ini thor Liana menyukai Ferdi sedangkan Ferdi nya menyukai Amara jgn sampai kakak beradik itu bermusuhan dan Liana seperti Diana jadi jahat semoga Liana bertemu dgn cowo baru dan Liana ganti menyukai pria lain
Ma Em
Diana kenapa kamu jadi jahat memfitnah Liana padahal kamu yg pelakor yg tlh menghancurkan rumah tangganya Amara.
Ma Em
Luar biasa
Nike Natalie
amara ini goblok atau dungu
ayusw: terus ikuti terus ceritanya ya kak
total 1 replies
Irma
semangat Thor udah Liana jangan merasa bersalah toh itu kesalahan Diana sendiri selalu mengedepankan emosinya di tambah dia memfitnah keluarga kamu
Irma
seharusnya kamu bilang yg sebenarnya Liana
Irma
bukankah itu yg kamu inginkan dari awal Rafael jadi nikmatilah 😏😏
Irma
di tunggu update selanjutnya Thor semangat
ayusw: terimakasih atas dukungan nya
total 1 replies
Irma
ahh puah banget deh nggak bisa di ungkapkan dengan kata-kata pokoknya P U A S
Irma
semangat Thor aku suka ceritanya apa lagi tokoh utama wanitanya tangguh nggak cengeng aku suka semangat yah Thor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!