Kehidupan rumah tangga Mika dan Tomi sangatlah romantis walaupun pernikahan mereka belum di karuniai anak. Namun di tahun ke tiga krikil-krikil kecil mulai berdatangan.
Suami yang selama ini di percaya, di sayangi dan di cintai ternyata menusuk mika dari belakang.
" Maafkan aku, aku khilaf "
Dunia mika seakan runtuh ketika mendengar kata maaf dari suaminya. Hati mika seakan di tusuk dengan ribuan pisau belati bahkan dadanya berdeguk lebih cepat dari sebelumnya.
Air mata yang selama ini tidak pernah membasahi wajah mika, kini luntur juga. Tidak hanya di khianati oleh sang suami tapi mika juga di khianati oleh sahabat yang selama ini selalu menampung curahan isi hati mika.
Nasi sudah menjadi bubur, waktu tidak bisa di putar, kini mika hanya bisa menelan pahit kisah rumah tangganya.
Mampukah mika bertahan dan satu atap dengan sahabat yang kini telah menjadi madunya? Atau mika mundur mencari kebahagiaan yang baru.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Cumi kecil, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 10 MASIH HURU HARA
Setelah bersitegang tadi tomi tidak kembali lagi kedalam kamar bahkan tidak ada tanda-tanda suaminya akan kembali ke kamar.
Mika melihat jam yang sudah menunjukan jam sembilan malam namun tomi tidak kunjung kembali, mika keluar dari kamar dan mencari sosok suaminya namun nihil mika tidak menemukan suaminya bahkan tidak hanya suami, ibu dan agnes pun ikut tidak terlihat.
" Wah sering-sering ya nak agnes ajak ibu dan tomi makan di restoran " Seru ibu yang baru datang dengan di ikuti oleh agnes dan juga tomi.
" Mas, ibu. Kalian habis dari mana dengan agnes? " tanya mika heran.
Agnes tersenyum lalu melangkah kearah mika " Maaf mik, tadi kami habis makan malam di luar. Tadinya aku ingin mengajak kamu tapi kata tomi, kamu sedang tidak ingin di ganggu " Kata agnes " Tapi kamu tenang aja, aku bawain makanan untuk kamu. Kamu pasti belum makan kan "
" Lihatlah agnes begitu memperhatikan perutmu yang kosong tapi kamu malah enak-enakan di dalam kamar " Ucap ibu yang langsung duduk di sofa.
Mika melirik suaminya dengan tatapan yang tidak bisa di artikan, mika tidak peduli jika ibu mertuanya tidak bisa menghargai dirinya tapi jika suaminya sendiri yang tidak menghargai maka akan beda cerita.
" Terimakasih nes, kamu sudah perhatian denganku. Cuman kamu yang mengerti aku " Ucap mika yang langsung mengambil paper bag dari tangan agnes " Kamu malam ini pulang atau mau menginap? " Tanya mika.
" Dasar tidak sopan, sudah di bawakan makanan tapi malah mau mengusir "
" Bukan itu maksudku bu " Kata mika. Sepertinya apa yang di ucapkan mika selalu salah di depan ibu mertuanya ini bahkan suaminya pun seperti enggan membela mika.
" Aku ke ruangan kerja dulu " Pamit tomi.
" Maksudku jika agnes akan menginap maka aku akan menyiapkan kamar untuk ages, kalo agnes hendak pulang mending pulang sekarang karena hari sudah semakin malam " Kata mika " maaf nes, aku ke dapur dulu " Pamit mika yang langsung pergi ke dapur.
Ibu melihat kepergian mika kedapur lalu menyuruh agnes untuk menginap di disini " Sudah nak agnes, nak agnes nginap saja ya di sini, lagian hari sudah semakin malam tidak baik jika anak gadis pulang malam-malam " Bujuk ibu.
" Tapi bu "
" Sudah jangan tapi-tapian.. nanti ibu sendiri yang siapkan kamar untuk nak agnes "
Agnes membuang nafasnya pelan " Baiklah bu, jika ibu memaksa " Balas agnes pasrah.
Di dapur jangankan mika ingin makan yang ada perutnya yang lapar itu tiba-tiba kenyang melihat tingkah suaminya yang cuek dan tidak peduli dengan perasaanya.
" baik mas jika ini pilihanmu maka aku pun akan mengikuti peranmu " Gumam mika dalam hati. Mika menaruh makanan yang di bawakan oleh agnes di dalam lemari es.
Mika langsung pergi ke dalam kamar dengan perut yang kosong " Mas "
" Aku akan tidur di ruang kerjaku " Kata tomi membawa selimut dan bantal.
" Apa semarah itukan kamu kepadaku mas? " Tanya mika menatap suaminya.
" Aku hanya ingin tidur sendiri, mari kita dinginkan pikiran kita masing-masing " Ujar tomi.
Mika tersenyum tipis lalu menghapus air matanya " Baik, jika itu yang mas mau. Maka mulai saat ini kita akan pisah ranjang "
" Apa maksud kamu, aku hanya ingin malam ini saja bukan seterusnya " keluh tomi.
" Apa bedanya mas, bukannya mas ingin mendinginkan pikiran mas? Maka silahkan agar ibu juga memaki aku karena menyuruh anak kesayangannya tidur di sofa "
" Jangan bawa-bawa ibu dalam masalah kita!! " Bentak tomi yang hendak menampar mika.
" Mas mau nampar aku? " Lirih mika mundur dua langkah.
" Maafkan aku sayang... aku.. "
Mika menggelengkan kepalanya " Kamu tidak hanya menyakiti aku dengan perkataanmu mas tapi kamu juga hendak menamparku "
" Maafkan aku sayang.. maaf. Aku tidak bermaksud menyakitimu " Tomi meraih tubuh mika lalu memeluk mika dengan erat.
Mika memukul-mukul dada tomi pelan, air matanya sudah tidak bisa di bendung lagi. Ini adalah pertama kalinya tomi mengangkat tantangannya.