Gadis polos yang berasal dari desa itu bernama Sri, karena tuntutan keadaan dan di jerumuskan temannya dia menjadi simpanan seorang sugar daddy yang memberinya berbagai kemewahan. Terlena dengan duniawi dan perhatian sang sugar daddy membuat Sri lupa diri dan ingin memiliki pria yang telah mempunyai anak dan istri itu. Bagaimana kisah selanjutnya? mari ikuti kisahnya,,,
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon teteh lee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Hampir saja
"Julian, apa yang kamu lakukan di sini?" Tanya Regan yang akhirnya memutuskan untuk menghampiri kakak tirinya itu dan lalu menyapanya, meski dia tau jika kakaknya sangat membencinya.
Julian yang sedang asik melamun sembari menunggu dengan harap harap cemas tentang keadaan Sri, tentu saja sontak terkejut bukan main ketika tiba tiba Regan ada di hadapannya dan bertanya padanya, dia tidak menyangka jika kehadirannya di sana akan di ketahui oleh Regan.
"A-apa peduli mu? Lagi pula apa ada larangan untuk ku berada di sini?" jawab Julian sedikit gelagapan seperti orang yang sedang tertangkap basah ketika sedang melakukan kesalahan.
"Bukankah kau trauma dengan rumah sakit?" tanya Regan lagi, masih dengan kening yang berkerut. Kehadiran Julian di sana memang merupakan suatu yang luar biasa, kakak tirinya yang bahkan tidak pernah menjenguk sang ayah saat di rawat di rumah sakit sampai wafat, kini tiba tiba berada di sana duduk sendirian.
Meski dirinya dan Julian terbilang tidak dekat atau bahkan bisa di katakan tidak pernah akur, atau lebih tepatnya Julian selalu menganggapnya musuh dan selalu membentengi diri untuk tidak menerima kehadiran Regan, namun Regan tetap menganggap Julian adalah kakaknya, saudara satu satunya yang dia punya meski berbeda ibu.
"Jangan seolah olah kau paling mengenal ku, kau tidak tau apa apa tentang ku, jadi jangan sok tau dan jangan ikut campur urusan ku!" ketus Julian seraya bangkit dari tempatnya duduk dan berjalan meninggalkan Regan yang hanya bisa menggelengkan kepalanya pelan.
Sikap dingin dan ketus Julian memang bukan pertama kali di terimanya, seingatnya, kakak tirinya itu bahkan belum pernah tersenyum padanya sekali pun sepanjang dirinya mengenal Julian.
"Ah, pikiran ku mulai kacau, aku harus segera kembali ke kampung halaman Lestari untuk mencari tau keberadaannya sekarang ini," gumam Regan saat tiba tiba wajah Sri terbayang di pelupuk matanya ketika dirinya melewati ruang operasi dimana Sri saat ini sedang menjalani tindakan di dalam.
"Maaf, saya belum mendapatkan info apa apa mengenai keberadaan nona Lestari," ujar Fajar yang mendengar gumaman atasannya, dia memang sempat datang ke kampung halaman Sri beberapa hari lalu satu kali, namun dia tidak mendapat info apapun di sana, dan terpaksa harus cepat pulang ke ibukota tanpa hasil karena perusahaan juga membutuhkan dirinya, karena Regan yang masih harus menjalani pengobatan di rumah sakit akibat cedera kepalanya.
"Kita akan berangkat sore ini juga," ujar Regan penuh semangat yang lantas di angguki Fajar tanda setuju, bosnya itu selalu terlihat gelisah dan terus murung karena belum mendapat kabar tentang kekasihnya, membuat Fajar merasa iba melihatnya.
Namun saat Regan dan Fajar keluar dari lobi rumah sakit dan hendak menuju parkiran mobil, dokter Shinta tiba tiba memanggilnya.
"Regan, aku tadi bertemu Julian yang mengantar kekasihnya ke UGD karena cedera kaki. Ternyata rasa traumanya kalah oleh rasa cinta." seloroh dokter Shinta.
"Kekasih?" bukan Regan yang terdengar menimpali ucapan Dokter Shinta, namun Karina yang entah dari mana dan kapan datangnya tiba tiba sudah berada di belakang Regan.
"Ah iya, kalau aku tidak salah dengar, saat dia membawa wanitanya dengan panik, dia berkata tolong selamatkan kekasih ku, kebetulan saat itu aku berada di dekat sana." terang Shinta.
"Dimana dia sekarang?" wajah Karina terlihat sangat marah.
"Dia di ruang tunggu depan ruang operasi." jawab Regan dengan santainya, entah mengapa dia merasa puas melihat Karina terlihat marah karena mengetahui pria selingkuhannya ternyata mempunyai wanita lain, hatinya bahkan sempat tertawa karenanya, andai saja Regan tau jika wanita lain yang saat ini sedang di khawatirkan Julian dan di cemburui oleh Karina dalah Sri wanita pujaan hatinya yang selama beberapa hari ini di rindukannya, mungkin hatinya tidak akan tertawa seperti sekarang ini.
"Pak, apa anda tidak ingin melihat pertunjukkan bagus?" seloroh Fajar saat melihat Karina langsung berjalan dengan tergesa kembali ke dalam rumah sakit mewah itu.
"Tidak perlu, aku yakin karma tidak akan salah alamat, dan biarkan dia menikmati karma yang sedang menghampirinya." Regan melanjutkan langkahnya menuju mobilnya untuk meninggalkan rumah sakit dan bersiap pergi menuju kampung halaman Sri.
*
"Julian! Apa benar apa yang aku dengar jika kamu kesini membawa kekasih mu? Mereka bahkan bilang jika kamu begitu panik, siapa dia, mana dia?" sembur Karina saat dia menemukan Julian yang berdiri sambil menyender di dinding ruang operasi tempat Sri masih di obati.
"Ah,,, kenapa hari ini aku sial sekali, tadi bertemu dengan pria pecundang tak berguna, sekarang bertemu dengan mu yang sama tak bergunanya dengan suami mu itu!" Julian membuang muka, mengalihkan pandangannya jauh jauh dari tatapan tajam Karina yang saat ini tepat berada di hadapannya.
"Apa,,, aku tak berguna? Sekarang kau mengatai ku tak berguna, setelah aku mengkhianati suami ku dan lebih memilih mu, berengsek kau,,, hari ini aku periksa kandungan sendirian, dan kau enak enakan mengantar kekasih baru mu, ini anak mu,,, bayi yang ada dalam perut ku ini adalah anak mu, berengsek!" teriak Karina sembari menunjuk ke arah perutnya yang sudah sedikit terlihat menyembul.
"Terserah kau, bukankah aku sudah menawarkan untuk menggugurkan anak itu, jika kau tidak mau merawatnya, lagi pula aku sudah memberi mu banyak uang, jangan seolah olah aku pria berengsek, karena sedari awal aku membeli mu, dan kau juga menikmatinya tanpa paksaan." jawab Julian tampak ogah ogahan, dia seolah tidak mood menanggapi wanita yang pernah menjadi teman tidurnya itu, karena saat ini yang ada dalam pikirannya hanya keselamatan Sri.
Baru saja Karina hendak meluapkan amarahnya pada Julian, seorang security menghampirinya, "Maaf nyonya,,, dilarang membuat kegaduhan, jika ada maslah tolong selesaikan di luar rumah sakit, karena anda mengganggu kenyamanan pasien di sini." tegurnya, membuat Karina merasa malu sekaligus sadar jika saat ini dirinya menjadi pusat perhatian orang orang yang berada di ruangan itu.
Sementara bersamaan dengan itu pintu ruang operasi terbuka, dan Julian segera menghampiri ke sana setengah berlari, "Bagaimana keadaannya, dokter?" tanyanya saat seorang dokter keluar dari ruangan itu.
Maksud hati Karina ingin menyusul Julian mendekat ke depan ruang operasi, apalagi saat seorang pasien di dorong keluar dari ruangan itu oleh dua orang perawat, rasa kepo Karina dengan wanita yang di sebut sebut sebagai kekasih Julian itu semakin mengubun ubun, dia ingin melihat siapa wanita yang berusaha merebut ayah dari anak yang sedang di kandungnya itu. Namun security yang tadi menegurnya menghalangi Karina, merasa Karina kemungkinan besar akan membuat keributan lagi, petugas keamanan itu dengan sigap membawa Karina menjauh dari sana.
"Lepaskan,,, aku bukan penjahat, itu suami ku, dia sedang bersama selingkuhannya, aku harus menemuinya, lepaskan aku, aku sedang mengandung, kalau terjadi sesuatu dengan kehamilan ku, aku akan menuntut mu!" ancam Karina pada petugas keamanan yang menggiringnya menjauh dari ruang operasi.
Namun setelah lepas dari petugas keamanan itu, Karina tidak kehabisan akal, dia segera ke bagian informasi untuk mencari tau identitas wanita yang di bawa Julian, kebetulan saudara sepupu Karina bekerja di sana dan di bagian informasi, sehingga tidak akan sulit baginya untuk mencari tau siapa wanita yang merebut Julian darinya.