Dia adalah Zaidul Akbar, pemuda yang ingin berdiri tinggi diatas puncak dunia, Mungkinkah dia bisa mewujudkannya dengan dukungan yang diberikan oleh sistem.
Ikuti keseruan nya, jangan lupa Like dan dukungan, serta berkomentar lah yang baik. untuk membangun karya yang baik...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jajajuba, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Menolong Lina 3
Suara di seberang sana tercekat ketika telpon nya tiba-tiba terputus. "Sialan kau Bangking!" Rutuk nya dalam hati lalu dia berpikir kembali
"Apa yang terjadi pada mereka bertiga, Bangking terdengar ketakutan! Aku harus segera kesana, Seperti nya ada yang mengacau rencanaku!" Indro langsung turun dari lantai dua rumah nya dan menyuruh supir untuk mengantar kan nya ke lokasi Proyek.
Sesampai nya disana. Indro langsung keluar dari mobil dan melihat Faridah dan juga Lina sedang mengobati Abdullah.
Dia mendekat, Setelah dekat! Dia melihat anak buah nya terikat "Siapa yang melakukan ini? Berani sekali!" Ucap nya marah dan berteriak
"Kau orang tua tak tau diri, Mengapa kau menyuruh anak buah mu memukul suami ku!?" Faridah langsung bersuara, Dia sudah lama menahan gundukan emosi di hati nya.
"Sangat wajar! Aku sudah memberi keringanan untuk menebus hutang dengan tidak menagih nya dalam satu minggu ini, Tapi kalian malah tak ada niat untuk membayar nya, Hanya dengan anak mu menikah dengan ku, Itu akan bisa melunaskan semua hutang beserta bunga yang menunggak! Dengankan!" Teriak nya agak keras di hadapan Faridah.
"Itu bukan keringanan, Kau memang sengaja mengincar anak kami kan? Maka nya hutang kami tidak pernah lunas! Dasar bajingan tua!" Bu Faridah sangat marah dia seperti kesetanan meraung di tempat kerja orang dan memaki Indro yang kini sudah berumur lima puluh tahun.
"Sudah Bu, Malu teriak-teriak disini, Ayo kita pulang!" Ucap lina mengingat kan ibu nya. Karna dia takut ibu nya akan berakhir di rumah sakit gara-gara tekanan darah tinggi
Pak Abdullah juga berdiri meski terlihat sulit, lalu mengajak mereka pulang kerumah.
Mata Pak Indro hampir keluar dan urat dikepala plontos nya terlihat membesar.
"Kau mau pergi, Hah! Tidak semudah itu, lunasi dulu hutang mu, Atau aku akan laporkan kalian ke Polisi dengan tuduhan tidak ingin membayar hutang! Apa kalian dengar!"
"Brengsek..!" Teriak Bu Faridah yang langsung bergegas mendekati Pak Indro dan melayangkan pukulan nya.
Tapi meski pun sudah tua, Pak Indro tak mungkin tidak bisa menangkis pukulan wanita.
"Lepaskan tangan ku!" Pinta Bu Faridah karna dia tak bisa menarik tangan nya
Indro tertawa terkekeh, "Mau main tangan, Rasakan tangan ku!" Tangan kiri Indro langsung terangkat dan melayang ke arah pipi Bu Faridah.
Mata Bu Faridah sudah terpejam. Dia menangis, Dia merasa tidak berdaya.
Akan tetapi sudah menunggu sekitar lima detik tamparan itu tak juga sampai, Malah dia melihat Pak Indro terbang kebelakang
Braaaak..! Saat itu Zai langsung bergerak dan menghantam kan kursi kayu yang ada di dekat nya ke tubuh Indro dengan keras hingga membuat tubuh indro melayang dan terhempas di tanah dengan sangat keras.
Indro merasakan tulang pinggul nya patah hingga dia tak bisa bangun, "Jika kau ingin tetap hidup lupakan masalah hutang dengan keluarga Pak Abdullah!" Suara itu tidak nyaring bagi orang lain, Tapi terdengar sangat nyaring di telinga orang tua itu.
Dia menggerak kan kepala nya ke arah suara, disana dia mendapati seorang pemuda tampan yang berdiri di samping Bu Faridah dengan sisa patahan kursi kayu di tangan nya.
"Siapa kau, Kenapa ikut campur urusan ku!" Dia menatap tajam Zai yang berdiri seperti patung tak tergoyahkan.
"Lina adalah wanita ku! Bukan kah itu alasan yang cukup untuk ikut campur?"
Tiga orang di dekat nya membelalak kan mata nya mendengar kalimat wanitaku! Terlebih Lina yang mempunyai wajah merah seperti tomat "Kenapa Bos ini tak tau malu, Mengaku-ngaku begitu!" Batin nya. Tapi hati nya menghangat di Akui sebagai wanita nya oleh Bos Tampan..
"Cuih.!! Itu tidak mungkin! Aku sudah menyelidiki siapa saja lelaki yang dekat dengan nya selama ini" Ucap indro meludah sambik berkata yang menunjukkan dia sudah lama mengincar anak pak Abdullah sebagai istri ke Empat nya.
"Kau tak percaya, Itu bukan urusan ku! Berapa hutang mereka, Biar aku yang membayar nya!" Tegas Zai yang tak ingin lagi berlama-lama disana. Karna orang sudah banyak berkumpul menyaksikan perdebatan mereka yang tak kunjung selesai.
"Haha Anak kecil yang pura-pura kaya! Lima ratus juta, Cepat bayar!"
"Jangan Nak..!" Pak abdullah menggelengkan kepala nya meminta jangan memberikan uang sebanyak itu karna hutang mereka hanya seratus juta jika di total keseluruhan.
"Haha jika kau memang mampu cepat lah bayar sekarang!" Suara tawa Indro terdengar kembali meremehkan Zai.
"Mana nomor Rekening mu Pak tua, Aku akan segera transfer!"
"Jangan Nak...!" Kalimat itu terdengar kembali namun kali ini dari mulut Bu Faridah.
"Tenang tante, Kita selesai kan masalah ini dulu. Untuk masalah yang lain kita urus belakangan" Ucap nya sambil tersenyum dan menatap lembut. Seolah Zai menatap sang ibu.
Suara Indro terdengar kembali dia langsung menyebut kan nomor akun rekening nya.
Zai mengambil Ponsel nya dan langsung mentrasfer sejumlah Uang Lima Ratus Juta Rupiah,
Ponsel Indro langsung berbunyi tanda pesan masuk dan dia mengecek itu adalah dari Notifikasi Bank BNI nya yang menyatakan uang sejumlah Lima Ratus Juta sudah masuk di rekening nya.
Indro terdiam beberapa saat dia berpikir, "Mungkin kah anak ini adalah anak Bos besar dari luar Kota? Seperti nya aku harus mengalah dulu sementara, Biar ku cari dulu informasi nya"
Indro langsung berjalan kearah mobil nya tanpa satu kata pun dan dia masuk kedalam mobil nya
"Apakah kau melupakan sesuatu?" Teriak Zai kearah mobil.
Kaca mobil di turun kan dan terlihat sebuah map di lempar begitu saja. Lalu mobil itu melaju dengan cepat.
Entah kemana pergi nya tak usah kita pikirkan
Tiga orang yang di ikat oleh Zai itu di lepaskan tapi tetap di biarkan saja mereka disana,
Zai mengajak Pak Abdullah untuk ke rumah sakit tapi di tolak. Pak Abdullah tidak ingin dirinya berhutang budi terlalu banyak.
Pak Abdullah dan Bu Faridah sampai dengan cepat karna di antar becak. Tapi tidak dengan Zai serta Lina, Mereka hanya berjalan kaki saja kembali kerumah, Di perjalanan mereka tidak saling berbicara, Karna Lina terlihat malu dan canggung.
Zai tak terlalu memikirkan nya. Dia mengambil lagi Ponsel nya lalu mencari kotak Handoko..
Terhubung..
"Pak Han, Aku membutuhkan bantuan mu!" Pinta nya di telpon.
"Bantuan apa Bos, saya siap melakukan nya!" Jawab Handoko dengan Cepat.
"Aku sedang ada masalah dengan seseorang, seperti nya dia memiliki sebuah Proyek di perumahan elit Citra Garden Pemurus dalam, Nama nya Indro. Kalau bisa gantikan dia. Dan buat dia bangkrut"
"Siap! Bos tenang saja, aku pasti akan mengatasi nya dan menyuruh Nona Alisya untuk mengakuisisi Perumahan elit itu agar memudah kan nya dalam mengusir orang itu!"
"Bagus! Kau cakap, pakai dana yang ada di Sky Paviliun jika uang yang ada di akun ku kurang!" Perintah nya lalu mematikan sambungan telpon
madina. sdh kena bobol. tinggal lina aja.sdh 7 cewek. pas buat 1 minggu gj berhenti. yunita buat cadangan aja ya
yg btl aja si author ini sk nya bobol mem bobol gwg ha.. ha. ha. .