Setelah memergoki pacarnya berselingkuh dengan sahabatnya sendiri, Kinara aurora tercebur ke sebuah danau setelah di dorong oleh selingkuhan kekasih nya, namun bukannya tenggelam jiwa kinara justru berpindah dimensi ruang dan waktu ke tubuh pemeran wanita di sebuah novel yang ia baca sebelumnya.
Masalahnya di sini jiwanya memasuki tubuh pemeran wanita yang lemah dan selalu di injak- injak, dan berakhir mati tragis karena menyelamatkan suami yang bahkan tak pernah melihat ke arahnya.
Bagaimana caranya kinara merubah takdir istri yang teraniaya itu? ikuti kisahnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jeju Oranye, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 10: Hukuman
Kenantra merasakan urat lehernya menegang melihat interaksi di depan matanya. Kinara tampak ceria, tertawa dan berbagi cerita dengan Farel, sementara padanya,kinara bahkan tak pernah tersenyum selepas itu. Rasa yang tak enak yang dia sendiri tidak tahu apa itu kini mulai merayap di hatinya, membuatnya ingin melompati meja dan menarik kinara untuk kembali ke samping nya.
*Itu namanya cemburu pak CEO, masa gak tau sih😝*
"Apa- apaan ini?! " serunya dengan nada kesal membuat kedua orang yang sedang mengobrol seru itu seketika menoleh ke arahnya. Bukan hanya mereka bahkan maya dan Austin yang berdiri cukup jauh pun langsung terkaget dan menatap secara bersamaan.
"Apa yang kau lakukan di sini, Farel? " kenantra memecah suasana, suaranya datar namun penuh penekanan. Farel yang awalnya tersenyum, kini merasakan ketegangan di udara, begitupun dengan kinara yang terkejut dengan emosi yang di tunjukkan pria kaku itu.
Farel kembali menyunggingkan senyum, tapi ia entah kenapa terselip wajah sinis di sana. "Aku hanya ingin menyapa kinara. Sudah lama kita tidak bertemu kan? " Farel menjawab santai, meski saat ia melirik dapat ia lihat tatapan kenantra yang seperti ingin mencabik- cabik nya saat itu juga.
Kinara meringis, menyadari betapa anehnya situasi ini. "kalian tenang lah, lebih baik kita mengobrol saja sekalian di sini, ha.. ha. hahaha. "
Krik... krik... krik...
Kata-kata penenang kinara bahkan tak berhasil meredakan suasana. Malah saat ini Kenantra dan farel saling menatap tajam seolah sedang perang batin dalam diri mereka.
Kenantra menenggelamkan tangan di saku celananya, wajahnya tanpa ekspresi itu tetap sama tapi kali ini lebih menyeramkan. "tapi kau tidak seharusnya menganggu waktu ku dengan istri ku. "
Farel malah terkekeh sinis. "Istri ku? hahaha, istri yang mana? istri yang selalu di abaikan? " sarkasnya.
Setelah Farel mengatakan itu suasana jadi lebih rumit dari yang Kinara kira, bisa di lihat kenantra yang sebisa mungkin menahan emosinya dengan buku- buku tangan pria itu yang terkepal erat.
"Sepertinya kau orang yang suka sekali mencampuri urusan rumah tangga orang lain. "
Pernyataan kenantra yang tak kalah telak membuat mereka yang mendengar nya sontak menutup mulut.
"Ini seru. " sahut Austin pelan. Dia seperti melihat perlombaan debat di televisi. "kira- kira siapa ya yang menang? "
Maya lantas menggeplak lengannya. "Tolong pisahkan mereka, jangan malah belagak jadi seorang supportive. "
"Bagaimana aku bisa memisahkan mereka? aku saja takut dengan tuan kenan." papar Austin, mencebik. Maya hanya geleng-geleng kepala di buatnya.
Kinara mengangkat alis, merasa tidak nyaman dengan situasi ini. "Sudahlah.Kita sudahi ketegangan ini! "
Kedua pria itu menoleh berbarengan ke arahnya membuat kinara sontak mengerjapkan mata.
"Apa? kenapa? " tanya wanita itu. Kini merasa sedang di apit oleh dua binatang buas, satunya singa dan satunya beruang. Haish! ia merasa benar-benar tercekik.
Grep! tanpa banyak omong, kenantra menarik tangan kinara untuk bangkit. Keduanya hendak pergi dari sana.
"Eh tunggu kenantra, aku belum selesai bicara dengan Farel! "
Namun kenantra tidak mengindahkan sama sekali teriakan istrinya itu dan tetap menarik Kinara pergi dari sana.
Langkah kenantra yang lebar sulit sekali di imbangi dengan langkah kinara yang kecil hingga beberapa kali dia tampak terhantuk- hantuk untuk mensejajarkan langkah mereka.
Sementara Austin dan juga maya ikut pergi dari sana, meninggalkan Farel terdiam dengan wajah melongo.
"Suami sinting. " gumamnya.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
"Astaga kenantra lepaskan aku, tangan ku sakit! " sejak tadi Kinara sudah memberontak minta di lepaskan tapi tidak di gubris sama sekali oleh pria itu. Hingga kini mereka tiba di depan mobil sedan berwarna abu metalik, kenantra membuka pintunya, menuntun kinara untuk masuk, meski dengan sedikit paksaan gadis itu kini sudah terduduk di dalam mobil, Kenantra pun menutup pintu, lalu dia juga masuk dan duduk di kursi kemudi.
Srek! Kenantra memasangkan sabuk pengaman pada tubuh wanita itu. Perlakuan kenantra yang selalu tiba-tiba dan tidak terduga ini selalu sukses membuat jantung kinara seakan berhenti berdetak selama beberapa saat.
Kenantra pun melajukan mobilnya meninggalkan parkiran, sementara itu terlihat Austin yang berlari tergopoh- gopoh saat mobil kenantra sudah pergi.
"Astaga tuan! kau meninggalkan ku! " lirih nya, menatap nelangsa mobil yang sudah menghilang dari pandangan.
Brak! tiba-tiba saja dari arah samping maya melemparkan sebuah kunci mobil ke dadanya membuat Austin refleks menoleh.
"Cepat pakai ini dan kejar mereka. " kata maya tanpa banyak cang cing cong.
"T- tunggu dulu, kunci mobil punya siapa ini? " tanya Austin yang penuh selidik.
"Ini punya nyonya kinara. Beruntung nya kunci mobil ini ada di dalam tas dan aku yang membawanya. "
"Nyonya kinara mengendarai mobil nya sendiri? " Austin cukup speechless.
"Iya, cepatlah kita kejar mereka sekarang! " maya terlihat geram sekali, pria di samping nya ini banyak tanya.
Austin lantas mengangguk, wajahnya sedikit pias. "Maya galak juga ternyata. "
Lalu mereka pun segera menuju mobil kinara yang terparkir di parkiran dan mengejar pasangan suami- istri itu.
Tiba di mansion, setelah memikirkan mobilnya di garansi, kenantra kembali menggandeng tangan kinara hingga masuk ke dalam mansion. Pemandangan tidak biasa dari tuan dan nyonya mereka sukses membuat para pelayan yang ada di sana langsung menaruh atensi penuh pada mereka, ada juga yang berbisik- bisik.
Namun tampaknya kenantra tidak memperdulikan itu semua padahal kinara sudah menutup wajahnya sejak tadi dengan tangan.
Karena kesal sendiri, ketika sampai di depan kamar nya kinara dengan paksa menarik tangannya dari cengkeraman tangan besar pria itu.
"Sudah ku bilang lepaskan, kenapa kau tidak mendengarkan nya juga! " sentak kinara yang stok kesabaran nya mulai menipis.
Kenantra diam, dengan wajah menggelap kelam. "Lalu bagaimana dengan dirimu, setelah membuat kericuhan, merasa tidak bersalah sama sekali? " pria itu bersidekap dada.
"Aku kan sudah bilang minta maaf, " kata kinara membela diri.
"Apa kau pikir dengan meminta maaf masalahnya akan selesai begitu saja? "
"Haish, lalu kau ingin apa? " kinara menghela nafas panjang.
"Hukuman! " tandas nya, langkahnya mulai mendekat ke arah kinara membuat gadis itu refleks memundurkan langkah.
Kinara merasa jantung nya berderak seperti genderang perang. "Apa yang ingin kau lakukan? " hingga kini punggung nya menempel pada pintu kamar nya, langkah kenantra juga berhenti lalu ia mulai membunnuh jarak di antara mereka hingga rasanya nafas pria itu kini menerpa wajah kinara.
Lalu tangan besar kenantra mulai merambat ke arahnya membuat kinara refleks menutup mata. Tapi ternyata kenantra cuma ingin membuka pintu, pria itu sedikit mendorong bahu kinara hingga dia masuk ke dalam kamarnya.
Lalu setelah memastikan kinara di dalam, kenantra menutup pintu nya dan mengunci nya dari luar.
Sontak saja kinara berteriak dari dalam, seraya menggebrak- gebrak daun pintu. "Kenantra siallan! kenapa kau mengunci ku, lepaskan aku! "
Bibir kenantra melengkung membentuk senyuman yang dingin. "Ini hukuman untuk mu karena telah membuat ku khawatir. "
*
*
*
Bersambung
semangatt...., 💪💪💪