NovelToon NovelToon
Aku Hanya Wanita Biasa

Aku Hanya Wanita Biasa

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Wanita Karir / Careerlit
Popularitas:3k
Nilai: 5
Nama Author: Meymei

Wanita, seorang insan yang diciptakan dari tulang rusuk adamnya. Bisakah seorang wanita hidup tanpa pemilik rusuknya? Bisakah seorang wanita memilih untuk berdiri sendiri tanpa melengkapi pemilik rusuknya? Ini adalah cerita yang mengisahkan tentang seorang wanita yang memperjuangkan kariernya dan kehidupan cintanya. Ashfa Zaina Azmi, yang biasa dipanggil Azmi meniti kariernya dari seorang tukang fotokopi hingga ia bisa berdiri sejajar dengan laki-laki yang dikaguminya. Bagaimana perjalanannya untuk sampai ke titik itu? Dan bagaimana kehidupan cintanya? Note: Halo semuanya.. ini adalah karya keenam author. Setiap cerita yang author tulis berasal dari banyaknya cerita yang author kemas menjadi satu novel. Jika ada kesamaan nama, setting dan latar belakang, semuanya murni kebetulan. Semoga pembaca semuanya menyukainya.. Terimakasih atas dukungannya..

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Meymei, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

12. Menikah

“Terima kasih sudah datang.” Kata Selfi sambil menangis.

Ia tidak menyangka semua temannya datang merayakan hari pernikahannya. Padahal sebelum mereka tidak ada menjawab akan hadir, tetapi ia tetap mengirimkan kain seragam kepada mereka.

“Kalian tidak terpaksa kan?”

“Tentu saja tidak! Kalau terpaksa, untuk apa kami mengeluarkan uang jahit baju?” Sarkas Raika.

“Ish!” Tasya menimpuk kepala Raika dengan dompetnya.

“Ngajak ribut?” Raika tidak terima.

“Kamu tidak lihat wajah pengantinnya menjadi jelek seperti itu? Jangan menambahnya, bisa-bisa luntur itu makeup dari subuh!”

“Sudah-sudah. Acara akan segera dimulai, ayo kita keluar menyambut tamu!” Ajak Azmi agar teman-temannya tidak berkelahi.

Mereka membubarkan diri dan meninggalkan Selfi yang masih belum waktunya keluar. Segera setelah mereka berada di posisi, pembawa acara mulai memandu acara. Mulai dari permohonan izin dari kedua mempelai, akad, kirab pengantin, prosesi foto, pemotongan kue pernikahan, pelemparan bunga sampai hiburan diselingi pengundian doorprize. Seluruh rangkaian acara berjalan dengan lancar sampai acara penutupan di pukul 5 sore.

“Azmy, kapan undangannya?” Tanya Selfi saat semua tamu sudah bubar.

“Secepatnya.”

“Hah?” Semua orang tercengang dengan jawaban Azmi.

Selfi hanya bercanda saat bertanya karena Azmi yang menangkap bunganya. Ia mengira Azmi tidak akan menjawabnya karena mengingat sifat Azmi yang sedikit tertutup dibandingkan yang lain.

“Benarkah?” Tanya Raika tidak percaya, tetapi Azmi menganggukkan kepalanya.

“Kenapa aku tidak tahu? Kapan lamarannya?”

“Malam minggu kemarin.” Semuanya menganga mendengarnya.

Segera Azmi diberondong pertanyaan tentang siapa dan bagaimana bisa ia menikah dadakan. Azmi menjawab semuanya dengan jujur, tetapi ia menutupi kenyataan jika dirinya masih ragu.

“Ah.. so sweet sekali.” Kata Tasya dan Selfi.

“Aku kagum dengan sikap sat-setnya!” Puji Aidil, berbeda dengan Rama yang hanya diam.

“Aku jadi curiga dengan sikap sat-setnya!” Raika bersendekap tangan.

“Kenapa bisa begitu? Itu namanya romantis! Tidak mau pacaran, pacarannya halal setelah menikah.” Kata Tasya tidak setuju.

“Jangan-jangan ada masalah dengan otaknya! Laki-laki sekarang mana ada yang tidak melihat perempuan dari bawah sampai atas?”

Untuk kenyataan satu ini, teman-temannya tidak bisa mengelak karena mereka mengakuinya. Bahkan Selfi yang sudah resmi menikah saja perlu berganti pacar sampai 3 kali untuk bisa berkomitmen.

“Kalian tidak bisa menjawab, kan? Kamu bagaimana, Azmi?”

“Bagaimana, apanya?”

“Menurutmu, apakah dia laki-laki yang baik? Tidak ada niat buruk atau hanya membuatmu menjadi istrinya untuk dijadikan tameng.”

“Dia laki-laki baik.” Jawab Azmi singkat.

Setidaknya itu yang ia tahu, karena selama mengenal Priyo ia hanya beberapa kali bertemu dan sikapnya menghormatinya.

“Baik saja belum bisa jadi ukuran untuk seorang imam!”

”Sudahlah, Raika! Kasihan Azmi kalau kamu terus memojokkannya.” Kata Aidil.

“Aidil, benar. Apapun keputusan Azmi, kita harus mendukungnya sebagai teman.” Kata Selfi.

“Iya!” Tasya dan Rama mengangguk.

Azmi tersenyum teman-temannya mendukung, tetapi ia melihat Raika masih tidak puas dengan jawabannya. Selama ini Raika yang paling dekat dengannya, jadi wajar baginya untuk mengkhawatirkan Azmi.

Mereka akhirnya berpamitan karena sudah maghrib. Mereka kembali ke rumah masing-masing agar tidak mengganggu malam pengganti Selfi dengan suaminya, Randi.

Sampai di rumah, Azmi membersihkan tubuhnya dan makan malam bersama keluarganya setelah melaksanakan sholat.

...****************...

Dalam kedipan mata, hari pernikahan Azmi sudah didepan mata. Ia sudah mulai cuti 3 hari sebelum pernikahannya dan hari ini adalah hari yang menentukan. Mulai dari pukul 3 pagi, rumah Azmi sudah dipenuhi beberapa saudara dan orang-orang yang datang untuk membantu. Tetapi karena semuanya sudah memesan dari catering, tak banyak yang mereka lakukan termasuk Azmi yang sedari tadi dikamarnya untuk makeup.

Semakin hari, keraguannya bukannya hilang tetapi justru semakin membuatnya gugup. Kemarin Priyo kemari untuk breafing keseluruhan acara dengan keluarganya dan juga keluarga Azmi. Priyo juga sempat berbicara berdua dengan Azmi, membahas mahar yang akan diberikan. Azmi tidak meminta, jadi ia serahkan nominalnya kepada Priyo sepenuhnya.

Pukul 6 pagi, pihak catering datang dan segera bersiap. Pukul 8 pagi acara resmi dimulai. Seluruh tamu undangan dengan hikmat menyaksikan akad kedua mempelai. Saksi dari pihak Priyo adalah Pamannya karena ia yatim piatu. Sementara dari pihak Azmi, saksinya adalah tetangga yang ada disebelah rumah yang sudah seperti keluarga dan Ayah Azmi menikahkan sendiri anaknya.

“Saya nikahkan kamu, dengan anak saya yang bernama Ashfa Zaina Azmi binti Maryata dengan mas kawin sebentar 500 ribu rupiah dan 5 gram cincin emas, dibayar tunai!”

“Saya terima nikah dan kawinnya Ashfa Zaina Azmi dengan maskawin tersebut, tunai!”

“Saksi sah?”

“Sah!”

“Alhamdulillah..” seru semua tamu undangan.

Teman-teman Azmi menitikkan air mata mereka. Walaupun Raika masih tidak yakin dengan pernikahan Azmi, ia mencoba sebaik mungkin untuk mendukung temannya. Begitu juga dengan Rama yang merasakan patah hati, ia menyembunyikannya dengan mengulas senyum.

Acara Azmi tidak dipandu oleh pembawa acara, sehingga setelah akad, semua tamu makan dan naik ke panggung untuk berfoto dengan pengantin dan memberikan ucapan selamat.

Acara selesai di pukul 2 siang. Teman-teman Azmi adalah tamu terakhir yang tetap tinggal sampai Azmi selesai mengganti pakaiannya. Mereka memberikan kado untuk Azmi dan memeluknya. Mereka mencurahkan perasaan bahagian mereka dan ucapan selamat atas pernikahan Azmi.

“Terima kasih. Aku sudah menyiapkan hadiah untuk kalian.” Kata Azmi yang pergi ke kamar mengambil hadiah untuk teman-temannya.

“Maaf, tak aku tak banyak persiapan seperti Selfi. Jadi aku hanya memberikan ini untuk kalian.” Azmi membagikan hadiah untuk teman-temannya.

“Kamu yang menikah harusnya yang menerima kado, kenapa malah memberikan kami hadiah?” Azmi hanya tersenyum.

Jika saja ia memilik banyak waktu dalam persiapan, mungkin ia akan membeli kain untuk teman-temannya. Tetapi ia tak punya cukup waktu, sehingga ia hanya bisa membelikan tema-temannya kenang-kenangan. Hijab untuk teman wanita dan sapu tangan untuk teman laki-lakinya yang telah ia bordir kan nama mereka disana.

Setelah itu, mereka berpamitan karena merasa tidak nyaman dengan tatapan Priyo yang seolah meminta mereka untuk segera pulang.

“Itu teman-teman kamu?” Tanya Priyo saat keduanya ada di kamar.

“Iya, Mas. Maafkan mereka kalau menyinggungmu. Mereka sebenarnya baik, hanya saja sikapnya terlalu berlebihan terkadang.”

“Tak apa. Hanya saja aku tak nyaman kamu berteman dengan mereka yang bar-bar. Bertolak belakang denganmu.” Azmi hanya diam tidak menjawab.

“Malam ini kita kerumah. Kamu siapkan apa yang kamu bawa.”

“Malam ini, Mas? Apa tidak tunggu besok saja?”

“Malam ini saja. Besok aku ada urusan.”

“Baiklah, Mas.” Azmi menurut dan mengemasi pakaian yang akan ia bawa.

Ia juga membuka semua seserahan dan memasukkannya jadi satu kedalam tas agar mudah dibawa. Kado yang menumpuk, ia susun di kamarnya. Ia akan kembali besok untuk membukanya. Begitu pikir Azmi.

1
indy
sabar y azmi
indy
lanjut
indy
lanjut kakak
indy
semoga di tempat baru azmi bisa lebih sibuk sehingga dapat melupakan kenangan buruk
indy
semoga azmi nanti sukses
indy
selamat ya azmi
Meymei: Terima kasih kak (Azmi)
total 1 replies
indy
cepat move on azmi
indy
kasihan Azmi
indy
Ternyata priyo gak bisa mendaki, bukan karena prinsip
Sulfia Nuriawati
suami aneh, mw saling mengenal tp cm azmi yg ada usaha, lah priyo blm apa² cm tw marah aja, serem sm yg kyk gt sifatnya bs² anemia🤭🤭🤭
Meymei: Hehehe sabar ya kak..
total 1 replies
indy
sabar ya Azmi...
Meymei: Aq sabar kak (Azmi)
total 1 replies
indy
semoga azmi kuat
Meymei: Aamiin…
total 1 replies
indy
lanjut kakak
Meymei: Siap kak 😊
total 1 replies
indy
priyo sat set, semoga dia orang baik
Meymei: Aamiin…
total 1 replies
indy
telaten sekali azmi
Rian Moontero: kusuka ceritanya kak Mey👍👍
semangaaat🤩🤩🤸🤸
Meymei: Hihihi 🤭
total 2 replies
indy
semangat azmi
Meymei: Siap kak! (Azmi)
total 1 replies
indy
hadir
Meymei: Terimakasih dukungannya kak 😍
total 1 replies
Dewi Masitoh
hadir kak😊
Meymei: Terimakasih dukungannya kak 😍
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!