NovelToon NovelToon
Tentang Dia

Tentang Dia

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Romantis / Cintapertama
Popularitas:1k
Nilai: 5
Nama Author: Lissaju Liantie

Rumah tangga yang telah aku bangun selama dua tahun dengan penuh perjuangan, mulai dari restu dan segala aspek lainnya dan pada akhirnya runtuh dalam sekejap mata. Aku yang salah atau mungkin dia yang terlalu labil dalam menyelesaikan prahara ini? berjuang kembali? bagaimana mungkin hubungan yang telah putus terbina ulang dalam penuh kasih. Berpaling? aku tidak mampu, segalanya telah habis di dia. Lalu aku harus bagaimana? menerima yang datang dengan penuh ketulusan atau kembali dalam rasa yang setengah mati ini? aku hancur dalam cintanya, segala hal tentang dia membuat aku hancur berantakan...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lissaju Liantie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab_024 Terima kasih

"Apa yang terjadi? Nggak mungkin kamu ikut tawuran lagi kan? Kamu bukan lagi anak SMA!" Gumam Deria yang terlihat jelas begitu khawatir.

Tangan Deria berusaha mencari asal usul tetesan darah yang ada di tangan dan kaos Anand, namun setelah memeriksa ia sama sekali tidak menemukan luka parah yang bisa membuat kedua tangannya berlumuran darah.

"Anand..." Ujar Deria tertahan, kini justru tangan Deria yang ikut gemetar, mata Deria menatap dalam mata Anand yang terlihat sendu tanpa arah.

"Anand, apa yang terjadi? Darah siapa ini?" Tanya Deria.

"Pulanglah, aku akan mengurus diriku sendiri, jangan libatkan dirimu dalam masalah ku!" Tegas Anand dengan tatapan kosong lalu mencoba menjauh dari Deria.

Tanpa ucapan sepatah katapun Deria beranjak dari sana, ia perlahan melangkah keluar dari rumah tersebut, namun sesampai di ruang tamu kakinya kembali terhenti saat matanya menatap tetesan darah yang mengotori lantai.

"Huuuuuf!" Deria mencoba menenangkan diri, tangan kanannya menggenggam dahinya yang mulai terasa berat.

Ia mulai berpikir dalam imajinasi liar miliknya, segala kemungkinan bermunculan dalam otaknya, dia terus menerka-nerka apa yang sebenarnya terjadi pada Anand.

"Aku benar-benar kalah darinya..." Ungkap Deria lalu segera berlari kembali pada Anand yang ia tinggal diambang pintu kamarnya sana.

Mendapati sosok Anand yang kini sedang duduk di depan cermin dengan tangan kiri yang berusaha mengobati lebam dan sedikit luka pada wajahnya. Deria masih berdiri dengan mata yang terus memperhatikan apa yang sedang Anand lakukan. Disaat tubuh Anand sedikit goyah, hilang keseimbangan dan hampir saja terjatuh, namun dengan sigap tangan kirinya bertumpu pada meja kecil yang ada di sisi kirinya, Deria pun segera berlari mendekati Anand.

Perlahan tangan Deria mencoba membalikkan tubuh Anand untuk menghadap kearahnya.

"Duduklah! Aku seorang dokter, aku bisa mengobatimu." Tegas Deria sambil menuntun Anand untuk duduk ditepi kasur.

Kali ini Anand nurut, ia sama sekali tidak lagi memiliki tenaga untuk melawan permintaan Deria.

"Aku bisa melakukannya sendiri!" Tegas Anand.

"Meski kamu dokter, kamu tetap butuh dokter lain untuk merawat luka mu. Diamlah, setelah mengobati wajah mu aku akan langsung pulang." Tegas Deria lalu mulai mengoleskan salep pada pinggir bulu mata sebelah kanan yang terlihat lebam kebiruan, lalu pada hidung yang sedikit terluka dan ujung bibir yang sedikit robek akibat hantaman keras tinju lawan.

Mata Deria beralih pada kedua tangan Anand, lalu dengan lembut Deria membersihkan tangan Anand dengan tisu basah hingga bersih. Mata Deria terhenti pada bagian dada kiri Anand yang terlihat seperti meneteskan darah hingga membuat kaosnya kian basah dengan darah segar.

"Kamu terluka?" Tanya Deria yang langsung mengangkat kaos yang Anand kenakan.

Ulah Deria membuat Anand mengelak dan menghentikan tangan Deria.

"Aku mengobati mu karena kamu adalah pasien ku!" Tegas Deria lalu menepis tangan Anand dari tangannya.

Benar saja, ada luka kecil yang terus mengeluarkan dari dada bidang Anand. Deria segera menghentikan darah yang kian mengalir, lalu mencoba melihat separah apa luka tersebut.

"Apa kamu punya jarum dan benang?"

"Biarkan saja, aku akan menjahitnya sendiri nanti."

"Apa kamu tidak percaya dengan keahlian ku?"

"Ria, bukan begitu."

"Aku akan mengambilnya."

"Masih di tempat semula, tidak ada yang aku pindahkan, tidak ada yang aku rubah seisi rumah masih sama seperti yang kamu tata dulu." Jelas Anand dengan menundukkan wajahnya.

"Aku tidak akan lama!" Jelas Deria lalu bergegas menuju tempat penyimpanan peralatan kesehatan.

Deria kembali dengan membawa sebuah kotak yang lumayan besar di tangannya.

"Berbaringlah!"

"Ria, aku benar-benar bisa melakukannya sendiri." Ujar Anand yang masih enggan untuk berbaring.

"Cuma harus dijahit tiga atau empat jahitan aja, dan aku bakal melakukannya dengan rapi!" Tegas Deria yang masih kekeh ingin mengobati luka Anand.

"Baiklah..."

Anand berakhir dengan pasrah, Deria mulai membersihkan lalu menjahit luka tersebut, menutupnya dengan perban dan selesai.

"Kali ini siapa yang menjadi lawan mu?" Tanya Deria sambil memasukkan kembali semua peralatan yang tadi ia gunakan ke dalam kotaknya.

"Aku tidak tau..." Jawab Anand yang terlihat mulai tenang.

"Selain Roni dan Tian apa kamu masih punya musuh bebuyutan lainnya?" Tanya Deria lalu menutup kotak peralatan kesehatan yang sudah selesai ia atur seperti sediakala.

"Aku tidak tau, aku tidak ingat!"

"Apa ini Roni? Karena kejadian tempo hari?"

"Tidak mungkin Roni, dia benar-benar begitu berterima kasih pada ku karena mau menerima Gio sebagai pasien ku, dan sejak awal Roni tidak pernah menyerangku secara brutal, jika ada masalah maka dia sendiri yang langsung datang untuk memukul ku." Jelas Anand.

"Berarti Tian?"

"Tidak mungkin Tian. Ria, kamu juga tau kan kalau Tian yang sekarang adalah seorang jaksa, dia tidak akan melakukan hal segila ini, dia tidak mungkin menyewa orang untuk menyerang ku." Jelas Anand.

"Menyewa orang...?"

"Hmmmm, mereka seperti preman-preman bayaran."

"Mereka...? Jadi bukan satu atau dua orang?"

"Hanya....!"

"Berapa orang?" Tanya Deria dengan nada tinggi.

"Hanya empat orang." Bohong Anand.

"Apa kamu menusuk salah satu diantaranya?" Tanya Deria.

"Aku tidak sengaja melakukannya, aku hanya sedang melindungi diri. Jika aku tidak membalikkan keadaan bisa jadi bukan tiga jahitan yang harus kamu lakukan di dada ku, bisa sepuluh atau mungkin aku sudah menjadi almarhum saat ini." Jelas Anand.

"Jangan bercanda! Tidak ada yang lucu." Gumam Deria kesal karena melihat Anand yang mulai memamerkan senyumannya,  seolah tidak terjadi Apa-apa.

"Istirahat lah, besok aku akan tanya rumah sakit mana yang menerima pasien dengan luka tusuk malam ini."

"Jangan lakukan itu, Ria. Aku mohon..." Pinta Anand dengan ucapan yang begitu lembut.

"Terserah mau mu aja, aku pulang..."

"Ini sudah terlalu malam, menginaplah disini."

"Kamu gila?"

"Hmmm, karena aku tidak ingin menjadi gila makanya aku meminta mu untuk menginap malam ini. Tidur di kamar ini, aku akan ke kamar tamu, istirahat lah!" Jelas Anand yang mencoba bangun dari baringannya.

"Jangan bergerak! Kamu disini, biar aku yang ke kamar sebelah." Jelas Deria.

Deria melangkah keluar dari kamar tersebut dengan membawa kotak peralatan kesehatan di tangan kanannya.

"Ria, terima kasih banyak." Ucapan Anand membuat Deria kembali menatap kearahnya.

"Tetaplah sehat untuk melihat kebahagiaan aku bersama laki-laki lain nantinya. Kamu harus tetap hidup untuk melihat betapa bahagianya hidupku setelah kamu membuang aku dari hidup mu!" Tegas Deria dengan senyuman sinis lalu melanjutkan langkahnya untuk keluar dari sana.

Setelah pintu di tutup oleh Deria dari luar, Anand mulai menitikkan air mata, hatinya begitu terluka dengan ucapan Deria barusan, bahkan luka yang ada pada wajah dan dadanya tidak seberapa sakit jika harus dibandingkan dengan ucapan Deria yang penuh dengan kebencian terhadap dirinya.

"Aku akan selalu mendoakan kebahagiaan mu, Ria. Aku mencintaimu selamanya." Ungkap Anand dengan perasaan yang begitu kacau balau.

~~

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!