Apa hal tergila yang terjadi di hidup Jessica kecuali saat suaminya berselingkuh selama tiga tahun dengan istri Noel, sahabatnya sendiri. Sementara itu di saat dia menyandang status janda cantik berkarir cemerlang, ada beberapa kandidat yang bersedia menggantikan posisi mantan suaminya:
1. Liam, sahabat sekaligus pernah menjadi pacarnya saat kuliah selama dua tahun. Greenflag parah! Jessica belum ngomong aja dia udah paham saking pekanya!
2. Noel, sahabat yang jadi korban sama seperti Jessica. Istrinya diembat suami Jessica loh!! plusnya dia punya anak cantik dan menggemaskan bernama Olivia. Jessica ngefans berat sama nih bocil~♡
3. Ferro, pengusaha kaya raya, tajir melintir, suka sama Jessica dari pandangan pertama. Rela apa aja demi membuat senang Jessica, tentunya dengan uang, uang dan uaaaang ^^
4. Delon, cinta pertama Jessica di saat SMP. Dulu Jessica saat masih aura gerhana diputusin saat lagi bucin-bucinnya. Sekarang tuh cowok balik lagi setelah Jessica punya aura subuh!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon agen neptunus, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
I Want It I Got It
Musik mengalun merdu di kamar Jessica. Ia memutar lewat HP-nya. Lagu yang diputar jelas lagu cinta-cintaan. Entah kenapa dia merasa saat bersama Fero merasa terjaga. Fero adalah lelaki dewasa yang perhatian dan pengertian.
“Gila nggak sih aku bisa jatuh cinta di saat seperti ini? Eum … wait, cinta? Yakin ini memang cinta?” gumamnya duduk di kursi balkon sambil menatap laut ditemani segelas minuman tropis berwarna biru di atas meja.
Drrttt … tiba-tiba musik berhenti dan berganti dengan panggilan masuk dari seseorang. Jessica melirik siapa yang memanggil.
“Hhhh … Liam lagi. Nggak capek banget dia,” kata Jessica lalu menaikkan kacamata hitamnya sampai ke atas kepala.
Kali ini Jessica memilih untuk menerima telpon dari Liam karena dia yang paling banyak notif panggilan tidak terjawab di kontak Jessica.
“Halo, Liam.”
“Astaga, Jessica! Akhirnya kamu angkat telpon saya!” Terdengar nada lega dan Liam. Lelaki itu memang secemas itu pada Jessica. Tapi, si perempuannya yang memang sengaja tak ingin menghubungi atau dihubungi siapapun sekarang.
“Ada apa, Liam? Semuanya baik-baik saja kan?” tanya Jessica.
“I should be asking. You okay, Jess?” Liam balik bertanya.
“Iya … aku oke kok. Aku cuma mau menenangkan diri dulu dari semua kejutan luar biasa ini,” aku Jessica.
“I get it,” jawab Liam. “Sekarang kamu ada di mana, Jess? Aku dan Noel sangat cemas. Bahkan tadi pagi saja Delon kesini untuk mencarimu.”
“Delon?” ulang Jessica.
“Hm. Cowok programer yang naksir kamu itu. Mantan yang siap melakukan CLBK,” ucap Liam sedikit menyindir.
Jessica menatap langit biru. Ia baru ingat tentang Delon. Selama ini dia tenggelam dalam kesedihannya di sebuah pulau dan dibahagiakan oleh lelaki baru yaitu Fero.
“Apa katanya?”
“Cemas, panik, gelisah karena kamu tidak bisa dihubungi dan tidak tahu kamu berada dimana. Tapi, bukan hanya dia. Itu semua yang aku dan Noel rasakan,” ujar Liam.
“Sorry,” ucap Jessica singkat.
“Sekarang beritahu aku, kamu ada dimana?” pinta Liam.
“Aku … aku sekarang berada di Seasort,” jawab Jessica akhirnya. Dia tak mungkin sembunyi lagi karena suasana hatinya sudah membaik.
“Seasort?” ulang Liam. “Sepertinya aku tahu tempat itu. Pernah mendengarnya baru-baru ini tapi dimana ya?” gumamnya.
“Owner resort ini Pak Fero. Klien yang kamu kenalin ke aku.”
“Oh, right! Aku ingat sekarang. Pak Fero pernah undang aku untuk datang ke resort itu kalau mau liburan.”
“Ya. Tempat ini memang benar-benar terbaik untuk liburan atau sekedar menenangkan diri,” puji Jessica.
“Kamu betah disana, Jess?”
“Iya.”
“Kamu masih sedih?”
“Tidak.”
“Syukurlah,” lega Liam. “Kapan kamu akan kembali? Atau … mau kujemput disana?” tawar lelaki itu.
“Thanks, Liam … sepertinya aku belum tahu kapan kembali. Dan nanti mungkin aku pulangnya diantar Fero.”
“Hold on!” Liam mengernyit. Jessica memanggil kliennya tanpa sebutan ‘Pak Fero’ hanya nama saja. Apalagi dia mau diantar pulang. Seketika hati Liam merasa tidak enak.
“Kenapa, Liam?”
“Disana ada Pak Fero?” tanya Liam ragu.
“Iya, ada. Dia yang melayaniku dengan baik. Dia hibur aku dan membawaku ke tempat-tempat menyenangkan,” jawab Jessica. Kali ini nada suaranya terdengar ceria.
Hati Liam langsung berkecamuk tidak nyaman. “Jess … kamu akrab dengannya?”
“Hm. Baru disini saja, sih. Kupikir dia lelaki hidung belang yang hanya suka dengan cewek cantik. Tapi, ternyata tidak seperti itu. Aku sudah tahu semua alasannya,” jelas Jessica seolah membela Fero sekarang dan tentu saja Liam tidak suka.
“Jessica … kamu benar-benar dekat dengannya? Dia kan duda dan ditinggal istrinya menikah lagi!”
“Iya. Aku tahu itu, Liam.”
“Suami mana yang ditinggal menikah oleh istrinya kecuali kalau suami itu memang tidak baik kepadanya,” kata Liam menjelekkan Fero.
“Liam, aku tidak suka mendengar itu,” peringat Jessica dengan nada dingin.
“Aku serius, Jess. Aku nggak mau kalau kamu hanya dimainkan olehnya!”
“Enough, Liam. Lebih baik kamu diam saja daripada terus menjelek-jelekkan Fero!”
“Jess?” Liam bingung karena Jessica semarah itu padanya.
“Kenapa kamu atur-atur aku mau dekat dengan siapapun? Kamu nggak ada hak untuk itu.”
“Aku sahabatmu, Jess. Aku merasa perlu menjagamu setelah apa yang terjadi padamu baru-baru ini,” cecar Liam.
Jessica berdecak kesal. “Seharusnya aku tidak angkat telponmu!” ujarnya lalu menekan tanda merah di layar HP agar memutus saluran dengan Liam.
“Ergh! Merusak mood saja!” geram Jessica. Musik pun kembali terputar otomatis setelah panggilan berakhir. Perempuan itu berusaha untuk kembali menikmati hari-hari tenangnya di sini.
......................
Liam yang awalnya sempat lega karena Jessica ada kabarnya sekarang berubah menjadi semakin gelisah karena kabar kedekatannya dengan Fero. Dengan langkah buru-buru dia masuk ke dalam ruangan Noel untuk mengadukan hal ini.
“Noel, Noel, Noel!” panggil Liam dengan cemas.
“Ada apa?” heran Noel melihat Liam yang tidak seperti biasanya.
“Aku dapat kabar dari Jessica!”
Noel semakin bingung. Seharusnya itu menjadi kabar gembira untuk Liam. Tapi, kenapa justru gestur dan mimik wajah Liam berkebalikan dari itu semua.
“Lalu?” tanya Noel.
“Dia ada di Seasort.”
“Seasort? Aku tidak tahu itu ada di mana,” gumam Noel.
“Itu karena kamu hampir tidak pernah liburan,” sindir Liam.
Noel memutar bola matanya. Di saat seperti ini Liam masih bisa menyindirnya dengan telak.
“Ada sebuah pulau yang disana terdapat resort tepi pantai yang bagus banget. Tapi, bukan itu yang mau kuceritakan!”
“Iya, lalu apa? Dari tadi kamu hanya mondar mandir di depanku saja!” kesal Noel.
Liam menarik kursi lalu duduk di hadapan Noel. “Jessica disana bersama seorang lelaki.”
“Hah?! Jessica sudah punya pacar?”
“Entahlah.” Liam mengedikkan bahunya tidak yakin.
“Kupikir dia akan bersama Delon,” gumam Noel.
“Pemilik resort itu adalah klienku. Namanya, Fero.”
“Fero … laki-laki yang hanya ingin kasusnya di-handle sama perempuan itu?”
“Kamu tau?”
“Jelas lah! Namanya lumayan terkenal,” kata Noel. “Jadi, Jessica sedang pacaran dengan Fero?”
“Bukan pacaran tapi dekat.”
“Setelah dekat, mereka akan pacaran.”
“Noel, please jangan sampai mereka pacaran. Aku tidak akan rela kalau sampai Jessica menjadi pacar lelaki itu!” kata Liam panik.
“Memangnya kenapa? Apa salahnya? Bukannya Fero itu lelaki kaya raya,” gumam Noel lagi sambil mengingat-ingat gosip kantor yang pernah dia dengar soal Fero.
Mendengar kata kaya raya dari Noel, Liam langsung melengos sebal. “Memangnya kenapa kalau dia kaya raya? Apa itu bisa membuat Jessica bahagia?”
“Setidaknya Jessica bakalan merealisasikan lagunya Ariana Grande, i want it i got it,” kekeh Noel.
“Ha-ha. Tidak lucu!” ketus Liam.
Tawa Noel semakin keras melihat Liam tidak terima Jessica diambil oleh Fero. “Kok kesel? Salah sendiri kenapa geraknya lambat seperti siput,” sindirnya lagi.
“Maksudnya aku?” tanya Liam menunjuk hidungnya.
“Hm.” Noel mengangguk.
“Aku hanya ingin menjaga persahabatan kita,” kata Liam membela diri.
“Persahabatan macam apa itu kalau kamunya saja masih menyimpan rasa cinta ke Jessica. Itu lebih tepatnya seperti mendayung sendirian,” lanjut Noel terus mengejek Liam.
“Tck! Sudahlah! Sepertinya aku salah curhat denganmu!” ketusnya lalu berdiri dan pergi dari ruangan Noel.
“Hahahaha! Kok ngambek sih, Pak Liam?” goda Noel lagi sambil tertawa.
Liam menjadi semakin kesal karena Noel. Suasana hatinya sekarang memang sedang gelisah. Ia khawatir kalau Jessica pada akhirnya akan menikah dengan Fero. Sungguh ia tak rela.
...****************...