NovelToon NovelToon
Who?

Who?

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Cintapertama / Diam-Diam Cinta / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Misteri Kasus yang Tak Terpecahkan
Popularitas:661
Nilai: 5
Nama Author: Dinkacill

Lisya menjadi siswi pindahan di sekolah isinya kalangan atas. Demi sebuah misi yang penuh teka-teki saat di telusuri. Bermodal sebuah buku diary yang isinya juga tidak jelas.


Semua urusan itu susah jika cinta sudah masuk kedalamnya

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dinkacill, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

UKS

Asap rokok keluar dari mulut Revan. Sekarang dia berada di taman belakang sekolah yang sepi dan tentunya aman karena jarang ada orang yang lewat disini.

Pikiran nya kacau memikirkan gadis gila yang membuntuti nya itu. Anak tunggal Astana yang seperti tuan putri raja dengan watak antagonis. Gadis gila itu adalah Seira Lafa Astana. Jika bukan karena ancaman ayah nya mana mau ia dekat dengan gadis tempramen seperti nya.

"Akhirnya ada orang" pekik seorang gadis dengan girang

Revan menoleh ke arah kiri melihat seorang gadis berlari kecil ke arah nya.

"Hai, eh lo lagi ngerokok. gak ke aula?" tanya gadis itu kemudian duduk disebelah Revan

Revan hanya menatap datar gadis itu kemudian menggeleng "ngapain lo disini?" tanya Revan datar

Gadis itu menggaruk tengkuknya yang tidak gatal "heheh kesasar"

Revan hanya mengangguk kemudian kembali menghisap benda itu. Memaklumi karena gadis disampingnya ini masih baru disekolah ini.

Sedangkan Lisya kebingungan sendiri karena ingin minta tolong. Dia itu beneran kesasar. Hari ini ada sosialisasi dan dilaksanakan di aula. Awalnya ia bersama Ara tapi ia izin ke toilet tanpa ditemani siapapun. Saat keluar semua sudah kosong dan ia mencari aulanya tapi tidak ketemu. Akhirnya kesasar sampai disini bersama Pacar Seira ini

"Uhuk.. uhuk" Lisya terbatuk setelah mengendus asap rokok itu

Revan menyadari itu, kemudian melempar rokok itu dan menginjak nya. Ia reflek melakukan itu karena gadis disampingnya tampak tak tahan dengan asap rokok

"Ngapain masih disini" ujar Revan dengan tatapan intimidasi. Hei! Lisya tak suka tatapan seperti itu

"Anterin gue ke aula ya" pinta gadis itu sambil menyengir. Ia tau berurusan dengan siapa setelah ini tapi Lisya benar benar membutuhkan Revan. Ponselnya? Ia meninggal kan nya di tas

"Pergi sendiri"

Lisya berdecak. Kalau tau tempatnya ia tak akan meminta bantuan Revan "gak tau jalan nya" gadis itu masih berucap dengan ramah dan memegang lengan kiri laki-laki itu. Bagaimana pun cuma Revan yang sepertinya bisa dimintai tolong

Revan meringis saat luka di tangan kirinya di tekan. Lisya menyadari itu dengan cepat ia melihat tangan itu

"Oh my god, tangan lo luka. Jangan bilang ini karena percobaan bundir" Lisya memperhatikan lengan yang seperti luka sayatan

"Jangan ikut campur"

"Apanya yang ikut campur? gue ini peduli!" ujar Lisya dengan nada tinggi

Revan menatap gadis yang baru saja menutup mulutnya usai mengumpatinya. Revan Ingat, gadis ini juga mengumpat pada ketua OSIS kemarin.

"Mana gue cuma plaster lagi, mana bisa nutupin luka sepanjang ini" gerutu Lisya

"Ke UKS biar gue obatin" putus gadis itu

Seperti dihipnotis Revan menurut kemudian menggenggam tangan mungil itu dan membawanya pergi.

Lisya melongo bingung dan kemudian panik sendiri sambil menatap genggaman laki-laki itu. Semoga saja ia tidak bertemu dengan si Seira sok berkuasa itu.

Kemudian disini mereka berada, di ruang UKS. Revan duduk di bankar sambil menatap gadis yang sedang membuka lemari untuk mencari kotak P3K. Setelah dapat ia bawa ke arah Revan yang sedang memandang nya

Ia duduk disamping Revan "ulurin tangan lo" ujarnya

Revan menurut kemudian mengulurkan tangannya. Lisya mengobati lengan laki-laki itu dengan hati-hati. Sesekali meringis melihat luka yang pasti sangat perih. Lukanya panjang melintang dan masih basah.

Hening... Lisya melirik singkat pada Revan yang sedang menatapnya "ekhem lo emang beneran niat ngakhirin idup lu" ujar gadis itu sambil melilitkan kain kasa

"Menurut lo?"

Menurut Lisya? Ia juga tak yakin ini aksi bundir. luka sayatan itu tak seperti disengaja karena jauh lebih ke atas dari urat nadi lengannya. Belum lagi itu panjang dalam dan ujungnya hanya goresan tipis.

"Gak tau, makanya nanya. Tapi gue tau ini privasi lo jadi gak usah dibahas deh" ujar Lisya kemudian merapikan kotak P3K itu

"Nama lo Lisya kan?"

"Ya, masih ingat ternyata"

"Lo inget nama gue"

Lisya berpikir sejenak mengingat ngingat perkenalan mereka di kantin. "Agak lupa, nama Lo Aren atau Ravan ya"

Revan mendengus "Revan"

"Oh iya Revan! Revan sama Ravan beda tipis lah" ujar Lisya dengan santai. Ia mengelus perban itu setelah dirasa tak mudah lepas

"Udah?" tanya Revan

Lisya mengganguk kemudian merogoh sakunya mencari sesuatu "ini" gadis itu mengeluarkan sebuah permen warna pink. Revan pikir tadi plaster karena Lisya bilang ia bawa plaster saat di tempat tadi.

"Buat gue?" tanya Revan pada Lisya yang menyodorkan permen itu pada nya

Lisya mengganguk "ganti rokok yang udah lo injek, Makan aja ni permen. Tenang manisan permen daripada rokok"

Revan terkekeh, tau dari mana gadis ini rasa rokok? Tapi Revan tetap mengambil permen tersebut dan langsung membukanya. Rasa strawberry, manis seperti orang yang memberinya. Eh-

Revan berjalan ke arah tempat sampah samping lemari dan membuang sampah permen tersebut. Kemudian ia menoleh ke arah Lisya yang hanya terdiam polos sambil menatap nya

"Ayo gue anterin ke aula"

Lisya berbinar bahagia. Kebaikan nya membuahkan hasil. Ia dengan antusias meloncat dari bankar itu dan menarik tangan Revan

"Cepetan Revan, nanti keburu selesai" ujar Lisya dengan antusias

Revan hanya tersenyum tipis pada gadis disampingnya ini. Sungguh susah di tebak.

...****************...

Lisya menghembuskan nafas lelah saat duduk di bangkunya. Ternyata jarak aula dan kelasnya sangat jauh, pantas saja ia sampai tersesat. Belum lagi lift yang penuh dan membuat ia lebih memilih naik tangga karena tidak sabaran kembali ke kelas.

"Sya, kok Lo lama banget sampai ke aula" tanya Ara menyodorkan air minum

Lisya menerima air minum kemasan itu "sesat gue" ujarnya kemudian meneguk air itu.

"Dibilangin biar kita temenin, lo nya malah sok sokan nolak" cibir Sasya yang duduk di bangku depan nya

Lisya baru hari ini menyadari jika ia tak hanya sekelas bersama Ara tapi juga Sasya, jangan lupa Kalvin juga. Seira, Revan, Aren, Alan di kelas C

"Kalvin, hari ini gak usah ke kantin aku bawain bekel" pekik Ara pada Kalvin yang duduk di meja sebelah kanan mereka atau tepatnya disebelah Lisya

"Iya" hanya itu jawaban yang Kalvin berikan kemudian menelungkup kepala nya di atas meja

"Pacar lo?" tanya Lisya

"Eh bukan, kita cuma lagi temenan deket doang" bantah Ara

"Bilang aja mantan lo" itu Sasya yang berucap

"Ih Sasya apaansih kami ini cuma temen" ujar gadis itu dengan malu-malu

Lisya hanya mengernyit heran. Ini mereka temenan, mantanan atau HTSan. Tapi Lisya mengambil kesimpulan jika mereka berdua memang memliki hubungan tanpa status.

"Sya lo orang nya emang tantruman" tanya Ara tiba-tiba dengan polos

Tolong jangan dibahas lagi, Lisya malu

1
mina
kalau jadi sasya hilang aja dah aku
mina
huwaaa baper
mina
menyala banget Lisya Jewar
mina
update ya hari ini thor
mina
penasaran banget siapa cowok Velia
mina
makin menarik aja nih yhor
mina
semangat terus thor
mina
Revan, sedang ad bibit bibit cinta
mina
menyala Lisya Revan
mina
bingung 😕
mau pilih Lisya Jewar atau Lisya Revan
mina
Plan B aja yang dipake
mina
keluarganya gak ada yang peduli
mina
Semangat thor
Libny Aylin Rodríguez
Kece banget!
Lily
Membuatku terinspirasi.
Ververr
Terima kasih untuk cerita yang luar biasa, tolong jangan berhenti!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!