Juna Suami Pengganti

Malamnya Juna pulang ke rumah, Angela belum tidur ia masih menunggu Juna pulang. wajah Juna terlihat murung dan lebih pendiam. Angela mengamati gerak gerik Sumi nya itu.

"Apa semua baik-baik saja?" tanya Angela.

Juna tersenyum, ia meraih pinggang Angela dengan sebelah lengannya. Juna mengecup pipi Angela.

"Hmm semua lancar"

"Tapi kenapa kau terlihat murung?"

"Murung? aku selalu bahagia jika bersama mu" kata Juna memeluk Angela.

Angela terdiam, ia merasa ada yang Juna sembunyikan darinya. usia Angela jauh lebih dewasa dari Juna ia sudah melewati fase yang Juna jalani sekarang. paling tidak Angela tahu Juna sedang berbohong atau tidak.

"Sudah makan?" tanya Angela sembari duduk di pangkuan Juna.

"Sudah"

Angela menyentuh lembut wajah Juna, ia memijat nya perlahan. Juna memejamkan matanya rasanya nyaman sekali.

"Enak ya punya istri, kalau lelah ada yang memijat" kata Juna.

"Apa cuma itu kesenangan punya istri?"

"Tentu tidak masih banyak kesenangan lain apa harus aku praktekkan sekarang?" Juna menatap Angela menggodanya.

"Tidak perlu! mandi sekarang" kata Angela bangkit dari pangkuan Juna. ia meraih handuk bersih dan memberikannya pada Juna.

Juna menurut ia pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri. di bawah guyuran air dari shower Juna berpikir kembali soal kakeknya.

Si tua itu membuatku tidak tega saja, aku harus bagaiman mama? apa aku kembali saja pada kakek?

Juna selesai mandi, ia bergegas meraih kaos putih dari dalam lemari dan mengenakan nya. Angela terlihat sudah tertidur karena ini memang sudah larut malam.

Juan ikut berbaring di samping Angela, ia menarik perlahan tubuh Angela kedalam pelukannya.

***

Paginya sebelum Juna terbangun, Angela sudah lebih dulu bangun untuk berolah raga. ia joging mengitari jalan depan rumah. tiba-tiba ada yang membekapnya dari belakang.

Juna terbangun pukul delapan pagi, ia kesiangan seharusnya pagi ini Juna pergi sungguhan dengan Lucas untuk meninjau lokasi caffe.

"Aku kesiangan!" Juna melihat Angela sudah tidak di kamar.

Juna bergegas mandi dan berganti pakaian, ia mengenakan kemeja berwarna hitam dan celana warna senada. ia menata rambutnya dengan gel lalu menyisirnya rapi.

"Angela? ...Angel?" Juna memanggil istrinya.

"Non Angel sedang olah raga mas" kata bibi.

"Oh..." Juna melihat jam tangannya, ia harus pergi sekarang.

"Bi kalau Angel kembali bilang saya sudah berangkat ya"

"Iya mas, tapi tidak sarapan dulu mas Juna?"

"Tidak sempat bi, nanti saya makan di jalan saja"

Juna bergegas pergi dengan motornya, ia menemui Lucas yang menunggunya sejak tadi.

Juna mencoba menelpon Angela tapi tidak di angkat.

"Juna bagaimana lokasinya kau setuju?" tanya Lucas.

"Oke aku setuju, untuk pembayaran aku akan diskusi dengan istriku"

Lucas mengangguk, ia melihat sahabatnya itu sudah banyak berubah sejak menikah.

Ponsel Juna berbunyi, nomor tidak di kenal tertera di layar ponselnya. nomor itu melakukan panggilan video .

Nomor siapa ini kenapa pakai panggilan video?

"Sebentar ya bro" kata Juna pada Lucas.

Juna menerima panggilan video itu, rupanya gerombolan nak buah kakeknya, dengan wajah jengah dan malas Juna hampir menekan tombol di ponselnya untuk mengakhiri panggilan telepon. sampai kamera menyorot seseorang yang sangat Juna kenal berbicara dengan kakeknya.

Juna menajamkan pandangannya, jantungnya berdebar melihat orang itu duduk berhadapan dengan sang kakek. mereka nampak berbicara serius.

"Angela?!"