Alena Ricardo sangat mencintai seorang Abian Atmajaya, tidak peduli bahwa pria itu kekasih saudara kembarnya sendiri. Hingga rela memberikan kehormatannya hanya demi memiliki pria itu.
Setelah semua dia lepaskan bahkan dibuang oleh keluarga besarnya, Alena justru harus menghadapi kemarahan Abian. kehidupan rumah tangganya bagaikan di neraka, karena pria itu sangat membencinya.
Akankah Alena menemukan kebahagiaannya? Dan akankah Abian menyesali apa yang selama ini diperbuatnya, setelah mengetahui rahasia yang selama ini Alena simpan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mommy tree, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 16
"Ya, aku memang gila," Alena balik menyentak Abian. Padangan matanya beralih pada Sekar yang kini menatap dirinya dengan penuh amarah. "Ini belum seberapa! Kalau kau masih berusaha mendekati suamiku, maka—" belum sempat meneruskan perkataannya, tangan Alena lebih dulu di tarik Abian.
Suaminya itu menarik dirinya keluar dengan kasar, bahkan di sepanjang jalan hingga sampai di samping mobil milik Abian.
"Berani sekali kau bersikap kasar pada Sekar?" Abian menjambak rambut panjang Alena. Tidak ia pedulikan rintihan wanita itu yang meminta dilepaskan, karena Abian begitu marah sudah dipermalukan di depan umum. Karena tadi semua pengunjung di dalam cafe menatap kearah mereka.
"Tentu saja aku berani, aku istrimu dan berhak menjauhkan semua wanita yang berniat menggoda."
"Kau gila!" Abian menghempaskan tubuh Alena dengan kasar, sampai wanita itu jatuh terjerembab ke bawah.
"Al..." pekik seseorang yang berada tidak jauh dari Alena dan Abian berada, ia menatap keduanya dengan sorot mata penuh amarah dan kesedihan. Dirinya tidak terima melihat Alena diperlakukan seperti itu, dan rasanya ingin sekali membawa wanita itu pergi.
Namun saat langkah kakinya mendekat, peringatan dari Alena beberapa bulan yang lalu membuat langkahnya terhenti.
..."Jangan pernah muncul lagi dihadapanku!Atau aku akan membencimu seumur hidupku!"...
Perkataan itu terus berputar dibenaknya, hingga membuatnya tak kuasa untuk mendekat. Dia pun memutuskan beranjak dari tempat tersebut, karena tidak tahan melihat Alena yang diperlakukan kasar seperti itu.
"Apa yang harus aku lakukan Alena?" dia menangis di dalam mobil, menyesali semua yang telah terjadi. Tapi rasa penyesalannya kini, tidak bisa merubah apa pun. Sekarang yang dapat dia lakukan saat ini hanyalah berdoa, agar suatu saat nanti Abian bisa berubah dan mau menerima Alena. Meskipun rasanya sangat sulit, tapi dia tetap berharap.
*
*
Sementara itu Abian yang begitu marah pada Alena, menarik wanita tersebut masuk ke dalam mobil. di sepanjang perjalanan menuju rumah, ia terus mengumpat kasar tanpa peduli perkataannya bisa menyakiti Alena. Bahkan dengan sengaja Abian menjalankan mobilnya dengan kecepatan tinggi, hanya untuk membuat wanita itu ketakutan. Karena dia tahu betul, Alena sangat takut jika berkendara dengan kecepatan tinggi.
"Abian berhenti, aku takut!" Alena mencengkram Safety belt dengan erat, sembari menutup kedua matanya. Dia sangat takut, bahkan keringat dingin mulai membasahi wajahnya.
Bukannya merasa kasihan saat melihat Alena begitu ketakutan, Abian justru semakin semangat mengendari mobilnya dengan sangat kencang hingga mereka sampai di rumah.
"Cepat turun!" Abian menarik Alena dengan kasar.
Sementara Alena yang masih lemas karena disepanjang perjalanan ketakutan, hanya bisa pasrah saat ditarik paksa masuk ke dalam rumah, hingga di hempakan begitu saja diatas Sofa.
"Mulai hari ini kau tidak bisa seenaknya keluar masuk rumah tanpa ijin dariku! Dan mulai hari ini aku juga tidak akan memberikan uang satu perak pun."
"A-apa?" Alena yang terkejut menggelengkan kepalanya. "Tapi Bi, itu artinya kita—"
"Ya, aku tidak akan pernah lagi menyentuhmu."
"Tidak! Tidak boleh seperti ini? Kalau Abian tidak menyentuh lagi, maka keinginan ku tidak akan pernah terwujud," gumam Alena dalam hati dengan ketakutan.
"Kenapa hah?" Abian mencengkeram rahang Alena dengan kasar, dia bisa melihat dengan jelas raut wajah wanita itu yang keberatan saat dirinya mengatakan tidak mau menyentuhnya lagi. "Dasar murahan! Aku kira dengan menjadikan kau sebagai wanita pemuas nafsu, bisa membuatmu merasa hina. Tapi aku salah, karena ternyata kau malah menikmatinya?" Abian kesal, karena hukuman yang selama ini dilakukannya untuk membuat harga diri Alena terinjak-injak, ternyata tidak berpengaruh pada wanita itu.
ni othronya yg terlalu mengada". cinta aja dia gak tau.🙃
gak konsisten amat..kalau cinta langsung bilang gak usah pake mikir.🤦♀️🥱😪
kalau mereka tulis, seharusnya rasa itu mulai ada sejak alena masoh bersama mereka.