NovelToon NovelToon
Warisan Sihir Radena

Warisan Sihir Radena

Status: sedang berlangsung
Genre:Romansa
Popularitas:469
Nilai: 5
Nama Author: Dzira Ramadhan

Di negeri magis Aelderia, Radena, seorang putri kerajaan yang berbakat sihir, merasa terbelenggu oleh takdirnya sebagai pewaris takhta. Hidupnya berubah ketika ia dihantui mimpi misterius tentang kehancuran dunia dan mendengar legenda tentang Astralis—sebuah senjata legendaris yang dipercaya mampu menyelamatkan atau menghancurkan dunia. Dalam pelariannya mencari kebenaran, ia bertemu Frieden, seorang petualang misterius yang ternyata terikat dalam takdir yang sama.

Perjalanan mereka membawa keduanya melewati hutan gelap, kuil tersembunyi, hingga pertempuran melawan sekte sihir gelap yang mengincar Astralis demi kekuatan tak terbayangkan. Namun, untuk mendapatkan senjata itu, Radena harus menghadapi rahasia besar tentang asal-usul sihir dan pengorbanan yang melahirkan dunia mereka.

Ketika kegelapan semakin mendekat, Radena dan Frieden harus memutuskan: berjuang bersama atau terpecah oleh rahasia yang membebani jiwa mereka. Di antara pilihan dan takdir, apakah Radena siap memb

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dzira Ramadhan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 21: Bayangan Lama di Tengah Perdamaian

   Beberapa tahun setelah perjanjian damai ditandatangani, dunia mulai berubah. Kota-kota manusia berkembang pesat, teknologi mereka semakin maju dengan bantuan sihir iblis. Para naga tetap menjaga jarak, tetapi kadang-kadang muncul sebagai penasihat dalam konflik besar yang memerlukan keseimbangan.

   Namun, di balik semua ini, tidak semua pihak senang dengan perdamaian.

Kebangkitan Sekte Gelap

   Di sebuah reruntuhan tua di tengah padang pasir yang terpencil, bayangan gelap berkumpul. Mereka adalah sisa-sisa dari sekte yang pernah menjadi ancaman besar, dan meskipun kekuatan mereka telah terkikis, mereka belum sepenuhnya lenyap.

   Pemimpin mereka, seorang pria bertopeng perak yang sebelumnya melarikan diri dari pertempuran dengan Radena dan Frieden, berdiri di atas altar kuno. Di tangannya terdapat pecahan kecil dari energi gelap yang ia ambil saat pertempuran terakhir mereka.

   “Kalian pikir perdamaian ini adalah akhir? Tidak, ini hanyalah awal dari kehancuran yang lebih besar,” katanya kepada pengikutnya.

   Pria itu mengangkat tangannya, memusatkan energinya pada pecahan itu. “Kita akan bangkit kembali. Kita akan mengambil dunia ini dari mereka yang mengklaim telah menyelamatkannya. Dan kali ini, bahkan naga dan iblis tidak akan bisa menghentikan kita.”

   Cahaya gelap memenuhi ruangan itu, dan dari bayangan, muncul makhluk yang tampak seperti perpaduan antara iblis dan naga.

   “Makhluk ini,” kata pria bertopeng itu, “adalah senjata baru kita. Dengan mereka, kita akan menghancurkan semua yang mereka bangun.”

   Tanda-Tanda Bahaya

   Di kota Aelderia, Frieden dan Radena sibuk mengelola hubungan antara berbagai pihak. Lya kini tinggal di salah satu desa perbatasan, membantu melatih pasukan penjaga yang menjaga perdamaian.

   Namun, kabar buruk segera tiba.

   Seorang kurir mendatangi istana dengan wajah pucat dan napas tersengal. “Ada serangan di desa perbatasan, Yang Mulia! Makhluk-makhluk aneh muncul dan menghancurkan segalanya. Mereka bukan iblis, tetapi juga bukan naga.”

   Radena segera memanggil Frieden. “Apa kau tahu tentang ini?”

   Frieden mengerutkan dahi. “Makhluk aneh? Ini tidak terdengar seperti iblis atau naga. Ini sesuatu yang baru.”

   Radena mengangguk. “Kita harus menyelidikinya. Aku akan mengirim utusan untuk memperingatkan Zurek dan Zaurath. Jika ini ancaman baru, kita butuh aliansi kita lebih dari sebelumnya.”

 

   Investigasi di Perbatasan

   Frieden dan Radena segera berangkat ke desa yang diserang, membawa beberapa pasukan sebagai pengawal. Ketika mereka tiba, desa itu sudah hancur, dengan bangunan-bangunan terbakar dan tanah yang penuh dengan bekas cakaran.

   “Ini bukan pekerjaan iblis,” kata Frieden sambil memeriksa tanah yang retak. “Cakar ini lebih besar, lebih berat.”

   Radena memandang sekitar, matanya fokus pada bekas jejak energi di udara. “Aku merasakan sesuatu. Ini seperti sihir gelap... tetapi bercampur dengan sesuatu yang lain.”

   Tiba-tiba, suara gemuruh terdengar di kejauhan. Mereka berbalik dan melihat sosok besar berjalan mendekat. Makhluk itu memiliki tubuh seperti naga, tetapi wajahnya menyerupai iblis, dengan mata merah yang bersinar dan sayap besar yang tampak patah.

   “Bersiaplah!” seru Radena sambil mengangkat tongkatnya.

   Makhluk itu mengaum, meluncurkan semburan api gelap yang langsung menghantam tanah di depan mereka. Frieden melompat ke depan, melindungi Radena dengan perisainya.

   “Kita tidak bisa melawan ini sendirian,” kata Frieden. “Kita harus mundur dan melaporkan ini.”

   Aliansi yang Diuji

   Mereka kembali ke istana, di mana Zurek dan Zaurath sudah menunggu setelah menerima kabar dari utusan Radena.

   Zurek menggeram. “Makhluk itu bukan dari dunia kami. Tidak ada iblis yang tampak seperti itu.”

   Zaurath menatap Radena dengan tajam. “Dan itu juga bukan naga. Tapi aku bisa merasakan jejak energi dari dunia naga di dalamnya. Sesuatu yang telah dirusak.”

   Radena mengangguk. “Itu mungkin pekerjaan sekte gelap. Mereka pasti mencoba menciptakan sesuatu yang bisa menghancurkan aliansi kita.”

   Zurek melangkah maju. “Kalau begitu, kita harus menghancurkan mereka sebelum mereka memiliki kesempatan untuk menyerang lagi.”

   Zaurath menyipitkan matanya. “Tapi kita tidak tahu seberapa banyak makhluk itu yang sudah mereka ciptakan. Ini bukan hanya tentang kekuatan. Kita butuh strategi.”

   Radena menatap keduanya. “Inilah saatnya aliansi kita diuji. Kita harus bekerja sama, atau semuanya akan sia-sia.”

   Menuju Pertempuran Akhir

   Frieden, Radena, Zurek, dan Zaurath memimpin pasukan gabungan manusia, iblis, dan naga menuju tempat yang diyakini sebagai markas sekte gelap. Lokasi itu berada di tengah padang pasir, tempat reruntuhan kuno menyembunyikan ritual mereka.

   Di perjalanan, mereka diserang oleh makhluk-makhluk seperti yang terlihat di desa perbatasan. Namun, dengan kekuatan gabungan mereka, pasukan itu berhasil melawan balik.

   “Kita tidak bisa membiarkan mereka memanggil lebih banyak makhluk,” kata Zurek sambil menghempaskan salah satu makhluk dengan sihir gelapnya.

   Zaurath, yang terbang di atas mereka, meluncurkan semburan api emas yang menghancurkan sekelompok makhluk sekaligus. “Kita harus bergerak cepat.”

   Radena memimpin kelompok kecil menuju jantung reruntuhan, tempat pemimpin sekte gelap menunggu.

   Konfrontasi dengan Pemimpin Sekte

   Di dalam reruntuhan, mereka menemukan pria bertopeng perak berdiri di atas altar besar. Di sekelilingnya, lingkaran sihir bercahaya gelap memancarkan energi yang membuat udara terasa berat.

   “Radena, Frieden. Aku tahu kalian akan datang,” katanya dengan nada mengejek.

   Radena mengangkat tongkatnya. “Hentikan ini sekarang. Kau tidak akan menang.”

   Pria itu tertawa. “Menang? Aku tidak peduli tentang menang atau kalah. Aku hanya ingin menghancurkan dunia kalian yang penuh dengan kebohongan ini.”

   Frieden melangkah maju, pedangnya bersinar dengan cahaya sihir. “Kau mungkin membenci dunia ini, tetapi kau tidak berhak menghancurkannya.”

   Pertempuran besar pun terjadi. Pria bertopeng itu memanggil lebih banyak makhluk, tetapi dengan bantuan Zurek dan Zaurath, mereka berhasil menahan serangan itu.

   Radena melantunkan mantra besar, menciptakan semburan cahaya yang menghancurkan lingkaran sihir di sekitar altar.

   Ketika pria bertopeng itu kehilangan kekuatan sihirnya, Frieden menyerangnya dengan tebasan pedang yang menghancurkan topengnya, memperlihatkan wajahnya yang penuh luka dan kebencian.

   “Ini bukan akhirnya,” katanya sebelum menghilang ke dalam bayangan.

   Kemenangan yang Berat

   Dengan hilangnya pemimpin sekte, makhluk-makhluk gelap itu lenyap, dan medan perang menjadi sunyi.

   Radena, Frieden, Zurek, dan Zaurath berdiri di tengah reruntuhan, lelah tetapi puas.

   “Kita telah menghentikan mereka untuk sekarang,” kata Radena. “Tapi kita harus tetap waspada. Sekte ini mungkin akan kembali.”

   Zurek mengangguk. “Aku akan memastikan bahwa dunia iblis siap jika mereka muncul lagi.”

   Zaurath berkata, “Dan kami para naga akan terus menjaga keseimbangan dunia ini.”

   Frieden menatap Radena dengan senyuman kecil. “Kita berhasil lagi. Untuk sekarang.”

   Radena mengangguk, matanya penuh dengan rasa lega tetapi juga tanggung jawab. “Untuk sekarang.”

1
Sriverie
👍
Dzira Ramadhan: makasih udang😭
total 1 replies
Sriverie
gurita unyu
Sriverie
naga Wak👍
Sriverie
👍
M. Nabil Hadafi
Aku gk tau ceritanya termasuk bagus apa tidak,tp aku suka dan enjoy bacanya
Dzira Ramadhan: mantap
total 1 replies
Author GG
ini sengaja di publish atau bagaimana author ...
Dzira Ramadhan: hmm, itu sementara
total 1 replies
「Hikotoki」
sinopsis hanya menjelaskan secara singkat tujuan mc, atau keinginannya saja, tidak perlu menjelaskan bab 1 bab 2 bab 3, selain boros juga menurunkan kualitas novelmu
Yessica Gutierrez Mamani
karya ini benar-benar bikin saya terhibur. Terima kasih thor banyak, keep up the good work!
Dzira Ramadhan: makasih
total 1 replies
Mashiro Shiina
Lanjutkan menulis, aku siap menjadi penggemarmu setia.
Dzira Ramadhan: makasih
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!