Sky Rain terlalu gengsi untuk mengatakan jika dirinya mencintai sekretarisnya. Dia selalu beralibi, jika perasaannya pada janda seksi itu hanya sekadar penasaran saja.
Meski sudah cukup kentara perhatiannya, bahkan selalu menjadi seseorang yang ikut memisahkan hubungan Lala dengan lelaki- lelaki lain.
Pun, Sky masih tak mau mengakui jika dirinya
memiliki sebongkah ketulusan di hatinya. Malahan, Sky terus menunjukkan kesan jika dia hanya menginginkan seksinya Lala.
"Di luar sana banyak sekali personil Teletubbies yang mengantri untuk aku kencani, Lala!"
Lala menggerutu pelan. "Aku lebih suka kerja lembur dari pada menerima ajakan kencan boss mesum, galak, playboy, narsistik!"
Follow IG: Pasha_Ayu14 untuk tahu visual para tokoh Pasha yang menggemaskan ya!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pasha Ayu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
MKB bab 31
...Gambar ini akan membantu Anda yang baru mengikuti kisah keluarga Rain. Anak pertama Papi Rega, namanya Snowy dan harimaunya namanya Jefri....
...Kuda putih itu punya Papi Rega namanya Barbie, nah yg kuda hitam punya Vanessa ibunya Sky, namanya Kasim. Soang itu punya Alice namanya Afgan....
...Nah yg imut di kursi sendirian, itu Wilona, sebenarnya masih banyak lagi harimau di klan Rain, salah satunya punya Omnya Sky namanya Daru harimaunya namanya Nichol....
...Hewan peliharaan Rain famili memang banyak macamnya, terakhir, Papi Rega beli Unta namanya Dulce Maria....
...Jadi jelas yaaa mentemen......
"Sayang!"
"Argh!"
Sky terjedot daun jendela yang didorong istrinya. Pintu sudah terkunci rapat, Sky berusaha membujuk dari jendela, tapi sial memihak padanya, Lala mendorong dan mengenai kepalanya.
"Sial!" Spontan, Sky geprek jendela itu dengan geram, bahkan terlepas satu engselnya.
"Pak!" Lala mendelik sambil menutup mulutnya, dia kira yang mengetuk jendela, abangnya; Hisyam yang biasanya datang tengah malam dan meminta dibukakan pintu.
"Kamu ngambek hm?" Sky tidak layak disebut meluluhkan istrinya. Nyatanya nada bicaranya cukup ketus.
"Tidak juga...," sanggah Lala.
"Tapi tidak membalas pesan ku!" ketus Sky.
"Jadi mau Pak Sky apa?" sela Lala. "Saya terima meskipun Pak Sky cipika cipiki sama cewek lain depan saya?"
"Yang siang tadi itu---"
"Hari ini saya mau mendalami peran menjadi sekretaris juga. Jadi pulang sana!" Lala memangkas omongan suaminya, jutek.
"Kau tidak memaafkan ku?"
"Memang Pak Sky minta maaf?" Lala ternganga, ... maaf? Bahkan Sky tak pernah mengatakan kata maaf sama sekali.
"Ya tidak semua kata harus diucapkan."
"Okay, saya yang salah." Lala yang lebih waras jadi Lala yang mengalah. "Saya minta maaf."
"Bukan begitu, Say---" Belum selesai ucapan Sky, Lala menutup kembali jendelanya. Yah, walau sedikit sulit karena satu engsel lepas.
Namun, bisa dikatakan kejam karena Lala membanting jendelanya. "Ya Tuhan!" Sky mengelus dadanya. "Apa sulitnya minta maaf saja?" Dia sendiri menggerutui dirinya.
Sky kemudian menendang bunga yang sedari tadi menjadi halangan kakinya. Sambil belajar meminta maaf pelan- pelan.
"Maafkan aku, La!" Ah, itu terlalu ketus, dia perlu melembutkan nadanya lagi. "Kalau kau tidak mau memaafkan aku, aku pecat jadi..."
Ah Tuhan, walau dipecat Lala tetap istrinya, dan itu tidak berpengaruh apa pun. Sekarang, apa yang harus dia utarakan agar Lala luluh?
"Wilona akan memakan mu, La!"
Ancaman lagi dan lagi yang keluar. Sky sendiri sampai memukul mulutnya, kenapa harus selalu ketus saat bicara?
"Kita sudah menikah kan?" Akhirnya, Sky bisa menurunkan okta suaranya. "Kalau ada masalah jangan lari ke orang tua."
Segera Lala menimpalinya. "Tapi Pak Sky saja ikut campur urusan, Nona Alice!"
"Dia putri mu juga, Teletubbies!" Ah, Sayang maksudnya, kenapa harus Teletubbies lagi?
"Saya belum merasa menjadi istri, Pak Sky."
"Mau sampai kapan kamu begini hm?"
"Sampai pagi!" Sky dan Lala sahut- sahutan meski terhalau oleh jendela. Itu bukti bahwa kamar tersebut tidak kedap suara.
"Kalau begitu, akan aku tunggu kamu di sini sampai pagi juga." Lagi lagi ancaman, dan Lala paling tak suka dengan kerasnya Sky.
Sky mulai mondar- mandir. Bahkan saat Lala mengintip penasaran, Sky tengah duduk di hamparan rumput Jepang sambil memberi minum Wilona. Lala sendiri tak berekspektasi jika Wilona akan ikut ke rumah sederhananya.
"Itu orang ngapain sih?" gerutu Lala. Lama kelamaan Lala tak tega juga melihat suami crazy rich-nya berperang melawan nyamuk.
Lala mendengus, kemudian keluar dari kamarnya, dia mendatangi suaminya di samping rumah kontrakan ibunya lewat pintu depan. Di mobil, Dominic tidur dengan santai.
Sky masih mengelus Wilona, pemandangan itu sama seperti anak kecil yang meminta sesuatu dari ibunya. "Ya udah masuk!"
Mendengar itu dari Lala, Sky tersenyum tipis walau terlihat tidak manis. Dan yang membuat Lala kembali mundur adalah, raungan Wilona yang seakan mengadilinya.
"She's your Mom, Baby!" Sky mengikat Wilona pada pagar rumah Lala. Sky memastikan itu kuat dengan menarik rantainya beberapa kali.
Ini orang serius, sebut Lala Mommy harimau? Perasaan Lala tidak seganas keluarga Rain.
"Kalian jaga Wilona," titahnya pada dua pengawal yang menggaruk tengkuk.
Mereka saling menatap satu sama lain, terang saja mereka tak merasa cukup mampu kalaupun harus menjaga seekor anak harimau. "T-tapi, kalau kabur gimana, Boss?"
"Leher kalian yang aku ikat di sini!" Sky menunjukkan rantai Wilona dengan tatapan menghujam. "Paham?"
"I-iya..." Walau takut, keduanya mengangguk, lagi pula masih ada Dominic di mobil, mereka bisa meminta bantuan jika terjadi apa- apa.
"Ssstt!" Sky menarik rantai Wilona yang sepertinya ingin menerkam Lala. "She's your Mom, ingat lagi wajahnya, cantik kan?"
Lala merinding sekali. Apa lagi, cakaran Wilona lebih seram dari pelakor.
Lala masuk setelah dibuat meremang dengan raungan harimau suaminya. Ya Tuhan, kenapa dia harus berakhir menjadi istri Sky Rain yang psyco.
Sky kemudian masuk ke dalam, mengikuti langkah kaki Lala. Rumahnya cukup sempit dan sepi, mungkin selain Lala, hanya ada Rahmi dan perawat khususnya saja.
Tiba di dalam kamar Lala, Sky merotasi matanya sambil berceletuk. "Ini kamar?"
"Kandang hamster!" jutek Lala. Dan Sky tahu kalau istrinya tersinggung. "Maksud ku. Tidak kedap suara hm?"
"Memang kenapa, atuh?" tukas Lala. Sky tak suka logat itu, Sky jadi ingin memakannya.
"Masa perlu dijelaskan kenapa aku tanya kamar ini kedap suara atau tidak?"
Lala meraih bantal. "Boleh masuk bukan berarti saya mau begituan."
"Yakin?" Kemarin, Lala juga bilang tidak mau, tapi kecanduan bahkan sampai menge rang.
"Di luar pekerjaan sekretaris, saya istri Pak Sky Rain, kan? Artinya Nyonya Sky kan?"
"Of course."
"Ya sudah, tidur di bawah!" Lala melemparkan bantal di lantai. Lalu menggelar satu selimut tebal untuk Sky. "Pak Sky di sini!"
"Kamu tega?"
"Ya gimana lagi, kan memang ranjangnya nggak muat untuk dua orang!" Lala belajar tega seperti suaminya.
"Muat." Sky menarik Lala untuk duduk di pangkuannya. Mereka akan tidur bertumpuk agar muat.
Namun, Lala tetap kekeuh. "Ya udah kalau Pak Sky nggak bisa tidur di lantai, biar saya yang di bawah."
Dengan alasan itu, Sky akhirnya mengalah dan mulai berbaring tidur di lantai. "Good night, my wife."
Senyumannya manis sambil miring menatap ke arahnya. Lala sampai lupa kalau siang tadi, Sky cipika cipiki dengan Viola.
Di kamar ini keduanya berpisah sementara, bukan karena Lala tidak mau tidur bersisian, tapi memang ranjang yang Lala punya hanya muat untuk satu orang.
Dulu, ranjang pengantinnya bersama Harry sudah diboyong kakak iparnya. Katanya, Lala akan sial jika ranjang pengantinnya tidak dihibahkan setelah bercerai.
Sky terus tersenyum menatap terpejam-nya mata Lala. Sungguh, miliknya sudah tegak ingin mengadili sesuatu di liang istrinya.
Namun, saat tangannya mulai bergerak untuk meraba perut saja, Lala memukul dengan raket nyamuknya. "Awh! Lalaaaa!"
Lala yang tersentak, barusan dia benar- benar tertidur dan saat terjaga ternyata yang dia pukul bukan nyamuk melainkan tangan nakal suami mesumnya. "M-maaf, Pak!"
"Kau menyakiti ku, Sayang!" Sky seperti biasanya, terlalu dramatis saat mengeluh.
Lala lupa, tidur bersama Sky. "Makanya jangan begitu! Saya kira nyamuk tadi!"
"Mana ada nyamuk setampan Sky Rain?"
"Maaf," ucap spontan Lala sambil meniup jemari- jemari suaminya.
"Masukin anunya dulu, baru aku maafkan."
Lala menepis tangan suaminya. Bahkan dipukul sekali lagi hingga berteriak, perasaan Sky datang ke sini untuk minta maaf, kenapa jadi harus dia yang butuh maaf lelaki itu?