Arvin Evano dia adalah seorang Dokter Psikiater bisa dikatakan Dokter Gangguan Mental/Jiwa dia sangat terkenal tidak pernah tertarik dengan siapapun.
Namun hal berbeda terjadi pada dirinya, saat diminta untuk menyembuhkan satu pasien Gadis yang sudah lama berada dirumah sakit jiwa tersebut.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon NisfiDA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bertengkar
Bingung dengan pemikiran Ardelle, apa yang dia telah lakukan? Dia menghampiri ruangannya Priscilla sudah tertera disana tulisannya 'Jangan Masuk Selain Dokter Penanggungnya'.
Namun Ardelle tetap masuk juga, terdengar suara pintu terbuka membuat Priscilla langsung menoleh kesuara itu terlihat jelas wajah Priscilla sangat kebingungan melihat Ardelle yang masuk bukan dia takut hanya saja bagaimana dia bisa masuk?
Tanpa basa-basi lagi dia mendekat kearah Priscilla dan merasa sudah sangat akrab sekali dengan Priscilla.
" Kamu pacarnya Dokter Arvinkan?" tanya Ardelle dengan mada sok akrab
" I-iya kamu siapa?" tanya Priscilla kembali
" Oh aku Ardelle, penggatinya Dokter Valencia pasti kamu sudah taukan?"
Priscilla mengangkat satu alisnya dia merasa bingung dengan ucapannya Ardelle. Priscilla harap Arvin cepat tiba kemari.
Ardelle semakin mendekat kearah Priscilla yang sedang duduk ditepi tempat tidurnya itu, entah apa lagi yang dia pikirkan kali ini.
" Gini deh, kamu itu gak cocok banget sama Dokter Arvin"
" M-maksud kamu?" tanya Priscilla dengan kebingungannya
" Iya kamu gak paham maksudku?" kata Ardelle diangguki oleh Priscilla
Ardelle menggaruk keningnya yang merasa bingung harus bagaimana menjelaskannya kepada Priscilla.
" Gini loh, Dokter Arvin itu kan tampan dan kamu maaaf ya pasien yang gila masa pacaran sama Dokter Arvin sih" kata Ardelle dengan nada mengejeknya
Dug!
Jantung Priscilla rasanya dijatuhi benda berat, rasanya begitu sesak sekali saat mendengar apapun yang diucapkan Ardelle.
" A-aku tidak gila, a-aku hanya gangguan mental saja" kata Priscilla dengan menyakinkan Ardelle
" Itu sama saja kamu pasien gila, jadi kamu tu benar-benar gak cocok sama Dokter Arvin, mending kamu putusin deh kasihkan ke aku aja kayaknya aku sangat cocok kepada Dokter Arvin dan lagi kami juga sama-sama Dokter kan jadi sejajar saja gitu dibanding sama kamu" jawab Ardelle dengan wajah tersenyumnya
Priscilla hanya terdiam saja dia merasakan sangat sakit sekali dibagian dadanya, dia mulai memegangi dadanya lalu tanpa disadarinya air matanya mengalir begitu saja.
Lalu.
" Apa yang sedang lo lakukan disini?" tanya Arvin dengan nada marahnya
Ardelle sangat terkejut saat mendengar suaranya Arvin, dia langsung bangun dan menjauh dari Priscilla.
Priscilla hanya menundukkan kepalanya dengan air mata yang mengalir dipipinya, Arvin yang melihat membuat semakin marah.
" Apa yang terjadi kepada Priscilla? Lo apakan ha?" bentak Arvin
" T-tidak ada, a-aku hanya berbicara baik saja kepada dia k-kalau begitu aku pamit dulu" kata Ardelle dengan cepatnya berlari keluar
Arvin menatap kepergiannya Ardelle dengan raut wajah yang benar-benar tidak suka sekali. Setelah tidak terlihat lagi Arvin masuk kedalam dan menghampiri Priscilla.
" Hey sayang ada apa?" tanya Arvin dengan lembutnya
Saat Arvin ingin memegang tangannya, betapa terkejutnya Arvin bahwa Priscillia menarik tangannya.
" A-ada apa sayang?" tanya Arvin dengan bingungnya
Priscilla mengangkat wajahnya dan menatap Arvin dengan wajahnya begitu sangat sedih sekali.
" D-dia mengatakan aku tidak cocok kepadamu, dia mengatakan kamu tampan tapi mengapa kamu pacaran bersama gadis gila sepertiku?"
Mata Arvin terbelalak saat mendengar ucapannya Priscilla, apa yang telah dilakukan Ardelle sehingga membuat Priscilla begitu.
" Tidak, itu tidak benar kamu tidak gila Priscilla"
" Tapi dia mengatakan aku gila dan tidak cocok bersamamu" teriak Priscilla
Arvin sangat terkejut dengan emosinya Priscilla, sepertinya kata-kata yang diucapkan Ardelle mengganggu Priscilla.
" Hey sayang, tenangkan dirimu jangan terlalu memikirkan hal itu ingat kamu hampir sembuh sayang"
Arvin yang berusaha untuk menenangkan Priscilla dia benar-benar tidak tau apa saja yang dikatakan Ardelle kepada Priscilla sehingga membuat dia menjadi begitu.
" Hey dengarkan aku, hanya kamu yang aku inginkan tidak orang lain sayang" kata Arvin dengan lembutnya
" Kamu berbohong, kata dia kamu sangat cocok untuk dia apakah kamu menyukainya?"
Seketika emosi Arvin menaik, dia benar-benar tidak tau sebenarnya apa saja yang dikatakan oleh Ardelle sehingga mempengaruhi pikiran Priscilla.
" Priscilla kamu gila?" kata Arvin tanpa sadarnya
" Iya aku memang gila Arvin, mengapa kamu baru sadar bahwa aku gila?" teriak Priscilla
Seketika Arvin tersadar, kini Arvin menarik rambutnya dengan secara kasar sepertinya Priscilla sudah salah paham.
" M-maafkan aku sayang, tapi bukan itu yang aku maksud hanya saja aku merasa tidak terima jika kamu mengatakan bahwa aku menyukainya Priscilla"
Priscilla menundukkan kepalanya, air matanya mengalir begitu saja rasa sakit yang mendalam dia rasakan.
" Aku sadar, aku memang gadis gila aku benar-benar tidak cocok untukmu, tidak apa-apa jika kamu menyukai gadis lain"
Arvin merasa sangat frutasi sekali dengan ucapannya Priscilla.
" Cukup Priscilla cukup" bentak Arvin membuat Priscilla terkejut
" Sudah aku katakan aku tidak menyukainya, mengapa kau menekanku begitu jauh Priscilla? Hanya kamu orangnya yang aku sukai dan aku sayangi bukan dia Priscilla" sambung Arvin dengan nada frustasinya
Priscilla masih menangis saja hal itu membuat Arvin benar-benar sangat frutasi sekali.
" Aaarrrrgghhhhh".
Brakkk!
Arvin yang sudah sangat tidak terkendalikan lagi kini dia melampiaskan amarahnya memukul kaca didepannya, seketika tangannya mengeluarkan darah segar membuat Priscilla terkejut dan shock hal itu.
" A-arvin" panggil Priscilla dengan nada gemetarnya
Arvin hanya menoleh saja tetapi pandangannya begitu sangat marah sekali emosinya sangat memuncak sekali kali ini.
Tanpa berkata apapun dia keluar dari ruangannya Priscilla, lalu dia mengepalkan tangannya dengan sangat erat sehingga membuat jari-jarinya memutih.
*******
Ardelle dengan tanpa dosanya dia berdiri didepan meja lobby sambil memainkan ponselnya, terlihat dia sangat senang sekali.
Tetapi dia tidak tau bahwa Arvin sedang mencari dirinya, karena sudah membuat Priscilla menjadi terganggu.
Tiba-tiba.
" Apa yang sudah lo katakan kepada Priscilla?" teriak Arvin kepada Ardelle
" Aaaa" teriak salah satu perawat melihat Arvin mencekik Ardelle
Semuanya langsung menatap kearah Arvin mencekik Ardelle, kali ini Arvin benar-benar sangat lepas kendali.
" Jawab gue" teriak Arvin penuh amarahnya
Uhuk. Uhuk.
Cekikkan Arvin dileher Ardelle sangat kuat sekali sehingga membuatnya sangat susah untuk bernafas dan berbicara.
Rasa iblis menghantui diri Arvin sehingga membuatnya semakin mencekik Ardelle dengan sangat kuat sekali. Sehingga membuat wajah Ardelle menjadi kemerahan.
" Arvin" teriak Dicky yang diberi tau salah satu perawat
Dengan cepat Dicky menghampiri Arvin lalu mencoba untuk melepaskan tangannya dari leher Ardelle.
" Arvin lepaskan, lo akan membuatnya mati" kata Dicky sambil menarik tangannya Arvin
Namun semakin sangat kencang sekali cekikannya dileher Ardelle.
" Arvin, ingat Priscilla dia masih membutuhkan lo jika lo dikeluarkan dari rumah sakit ini bagaimana dengan Priscilla" teriak Dicky
Brak!
Seketika Arvin melepaskan cekikannya lalu membuat Ardelle jatuh kelantai. Dia menarik nafasnya berkali-kali mencari oksigen.
Uhuk. Uhuk.
Suara batuk Ardelle membuat semua orang menatapnya sangat mengerikan, sudah diperingatkan bukan jangan pernah menganggu Priscilla secara terang-terangan.
Tatapan Arvin masih sangat tajam mengarah Ardelle kini dia mendekat kearahnya membuat Ardelle menjadi takut.
Dicky yang hanya memerhatikan temannya yang begitu sangat lepas kendali sepertinya Ardelle memang sudah mencari salah kepada dirinya sehingga membuatnya sangat susah untuk mengontrol emosinya.
" Apa yang lo katakan kepada Priscilla?" tanya Arvin dengan nada yang mengerikan
Ardelle tidak menjawabnya dia sangat ketakutan melihat Arvin yang begitu sangat berbeda.
" Lo mengatakan bahwa dia gak pantas bersama gue karena dia pasien gila dan gue tampan?" kata Arvin membuat Ardelle semakin takut
" Jadi maksud lo, lo yang pantas untuk gue karena lo ada Dokter?" teriak Arvin membuat semuanya terkejut
Dicky mencoba menenangkan temannya itu,
" Arvin, tahan diri lo jangan sampai emosi lo yang menguasai diri lo"
" Tapi gara-gara dia gue bertengkar dengan Priscilla, dia yang membuat semuanya menjadi begini"
Namun.
" T-tapi aku mengatakan yang benar bukan? Bahwa dia adalah pasien yang gila mana cocok pacaran bersama Dokter yang tampan sepertimu" Sahut Ardelle
Plak!
Satu tamparan mendarat kepipinya Ardelle, hal itu membuat semuanya sangat terkejut dan suasananya semakin menegang.
" Lo merasa, lo paling sempurna dimuka bumi ini? Jika lo merasa sempurna seharusnya otak lo jangan dangkal pikirannya, gunakan otak lo untuk berpikir menyembuhkan pasien bukannya lo menjatuhkan mental pasien termasuk kekasih gue lo membuatnya kembali terganggu lo tau bukan? Gue sudah berusaha sangat keras untuk menyembuhkannya dan lo datang seenaknya langsung mengatakan yang membuat dia terganggu"
Ardelle terdiam sambil memegangi pipinya begitu panas sekali akibat tamparan Arvin. Dia tidak tau bahwa Arvin begitu sangat marah sekali.
" Arvin, kembali keruangan Priscilla sekarang dia membutuhkan lo dan luka lo nanti gue akan kesana setelah mengurus dia"
Arvin yang masih keras tetap berdiam disana, namun Dicky mendorongnya agar kembali kepada Priscilla.
" Sudah lo kembali keruangan Priscilla sekarang juga Arvin" teriak Dicky
Mau tidak mau Arvin membalikkan badannya lalu melangkahkan kakinya menuju ruangan Priscilla.
Setelah Arvin pergi, Dicky mendekat kearah Ardelle dan berjongkok didepannya.
" Bukannya gue sudah mengingatkan jangan mencari masalah dengan Arvin? Dan lo ternyata masih saja mencari masalah dengan dia, lo juga baru dua hari bekerja disini sudah berlagak sekali. Jadi lo urus sendiri diri lo karena lo yang membuat ulah semuanya"
Dicky bangun dari jongkoknya lalu pergi meninggalkan Ardelle yang masih terduduk dilantai,
Semuanya kembali sibuk dengan pekerjaan mereka masing-masing, rasa malu yang dirasakan Ardelle benar-benar membuatnya tidak berani mengangkat wajahnya.
Saat Priscilla sakit dia membayar dokter Valencia agar sakit Priscilla tambah parah dan segera lenyap dari muka bumi.
.
Apa yang kau tanam akan kau tuai seperti yang kau tanam....😟😟