NovelToon NovelToon
Marriage With CEO

Marriage With CEO

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Pengantin Pengganti / Nikah Kontrak / Pernikahan Kilat / Cinta Paksa / Pelakor jahat
Popularitas:13k
Nilai: 5
Nama Author: dwinabila04

Tampan, Kaya, dingin, dan Cuek

Itulah yang bisa menggambarkan sosok Aston Max Matthew yang hampir sempurna. Siapa yang tidak mengenal sosok Aston yang begitu banyak di sukai kaum hawa siapapun yang melihatnya pasti akan langsung jatuh cinta kepadanya. Tapi yang mengenal Aston dia adalah pria yang pemarah, suka mengatur, cuek dan tidak suka jika ucapannya di tentang.


Cantik, Polos, dan Pendiam

Seperti itulah sosok wanita bernama Ayana Yovanka, Wanita yang sudah mandiri sejak kepergian ayahnya yang sudah lama meninggal. Di mana Ayana harus bekerja keras untuk pengobatan sang bunda yang sudah lama sakit. Namun takdir berkata lain ketika saat Ayana di pertemukan dengan pria yang bernama Aston yang mengubah semua takdirnya.


Tapi di suatu kejadian membuat mereka menjadi dekat, akankah kisah mereka seperti kisah novel yang berakhir happy ending atau malah menjadi sad ending?

Ikutin cerita Marriage With CEO.


Update sesuka hati❤️

Start 14 Desember 2024

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dwinabila04, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Marriage With CEO | 32. Still waiting

Genggaman tangan tak lepas setiap Aston menjenguk Ayana di mana Ayana masih terbaring enggan untuk membuka matanya. Sudah lebih dua bulan Ayana masih setia dalam tidurnya. Seperti yang Aston ucapakan jika ia tidak akan menjenguk anaknya sebelum Ayana terbangun dari komanya.

Di saat Aston belum menjenguk sang bayi semua pun sepakat untuk tidak menjenguk bayi Aston. Hari ini Aston akan bergantian menjaga Ayana dengan sang mama karena Aston harus pergi ke rumah untuk mengambil beberapa bajunya.

Cklek

Suara pintu terbuka menampilkan sang Mama bersama dengan papa nya datang membawa beberapa makanan juga untuk dirinya.

"Aston." Panggil nyonya Rosvelina.

"Mama sudah datang," ucap Aston.

"Kamu mau makan dulu atau mau mengambil baju?" tanya Nyonya Rosvelina.

"Aston mau mengambil baju dulu, Ma. Setelah selesai mengambil baju baru Aston akan makan." Jawab Aston.

"Baiklah kalau begitu."

"Kalau begitu Aston pulang dulu, Ma." Pamit Aston.

Aston sebenar bisa aja menyuruh orang lain menjaga Ayana namun Aston tidak ingin hal yang lebih buruk lagi terjadi kepada Ayana maka dari itu Aston meminta tolong ke pada kedua orangtuanya untuk menjaga Ayana.

Bodyguard Aston pun menjaga di sekitar kamar Ayana mengantisipasi terjadinya hal buruk.

Mobil Aston melesat meninggalkan pekarangan rumah sakit untuk menuju ke rumahnya karena Aston akan mengambil baju ganti. Sudah dua minggu juga Aston tidak pergi kantor karena ia mengerjakan semua pekerjaan kantornya di rumah sakit sambil menemani sang istri yang belum sadar dari komanya.

Sesampainya di rumah Aston dengan cepat mengambil baju baru dan menaruh baju kotor ke tempatnya agar besok pagi pelayan mencuci semua pakaian kotornya.

Namun saat Aston sedang mengemasi bajunya sebuah telpon dari mamanya masuk ke ponsel Aston yang membuat Aston dengan cepat mengangkat panggilannya.

"Ada apa, Ma?" tanya Aston.

"Cepatlah datang ke rumah sakit Ayana sudah siuman." Jawab nyonya Rosvelina dari seberang sana.

Mendengar ucapan sang mama yang mengatakan jika Ayana sudah siuman dengan cepat Aston pergi menuju ke rumah sakit. Hati Aston begitu lega mendengar kabar jika Ayana sudah siuman membuat Aston bisa bernafas lega.

Mobil Aston telah tiba di rumah sakit dengan cepat ia berlari menuju ke ruangan di mana Ayana berada.

Cklek

Hal pertama yang Aston lihat adalah Ayana yang tersenyum kearahnya membuat hati Aston benar-benar begitu lega. Aston berjalan ke arah Ayana dan memeluk tubuh Ayana yang sudah bebas dari alat bantu yang sebelumnya menempel pada tubuhnya.

"Akhirnya kamu sadar sayang." Aston mengeratkan pelukannya kepada Ayana yang begitu sangat Aston rindukan mencium aroma tubuh Ayana yang begitu Aston sukai.

"Apa kamu merindukan ku?" Tanya Ayana.

"Pertanyaan macam apa itu? Jelas aku sangat merindukanmu." Jawab Aston yang mencium kening Ayana.

Kedua orangtua Aston yang melihat keduanya tersenyum lega karena akhirnya Ayana sudah siuman.

"Oh, iya mama bilang kamu belum menjenguk anak kita sebelum aku siuman, ya?" tanya Ayana yang teringat ucapan Mamanya.

"Iya, aku belum menjenguk anak kita karena aku ingin menjenguknya bersamamu."

"Kenapa kamu tidak menjenguk anak kita?"

"Kamu sedang mempertaruhkan nyawa antara hidup dan mati tapi aku mengabaikan mu? Itu tidak mungkin aku lakukan sayang. Maka aku ingin menjenguk anak kita saat kamu sudah siuman,"

"Sekarang aku sudah siuman apa kamu mau mengantarku untuk menjenguk anak kita?"

Aston mengangguk kepalanya bertanda setuju. Ayana tersenyum dan menekan tombol untuk memanggil suster dan tak berselang lama suster datang.

"Saya ingin menjenguk anak saya," ucap Ayana.

"Baik, Bu, akan saya ambilkan kursi roda terlebih dahulu." Jawabnya.

Tak membutuhkan waktu lama suster kembali dengan membawa kursi roda untuk Ayana. Saat Ayana bergerak ia begitu merasakan sakti di bagian perutnya karena efek lahiran cesar yang ia lakukan.

Aston mendorong kursi roda Ayana untuk melihat anaknya di ikuti juga oleh kedua orangtua Aston yang juga begitu antusias menjenguk cucu mereka. Suster menuntut mereka menuju ke ruangan di mana bayi kembar Aston berada.

Suster membuka ruangan dan menunjukan bayi kembar Aston. Semua begitu terharu saat melihat bayi kembar mereka.

"Sepasang ternyata," ucap nyonya Rosvelina.

"Cucu, Opah," ujar tuan Grayson yang menggapai tangan mungil bayi kembar mereka.

"Kamu sudah menyiapkan nama untuk mereka berdua?" tanya Ayana.

Aston mengangguk kepalanya. "Aku sudah menyiapkan dua nama untuk mereka."

"Arlo Max Matthew dan Aurora Yovanka Matthew."

"Kenapa harus berawalan huruf A?" tanya Ayana.

"Karena sejak kamu hamil pertama aku sudah ingin memberi nama anak kita nama itu." Jawab Aston.

"Kamu bahkan sudah menyiapkan nama begitu lama tapi maaf aku tidak bisa menjaga calon bayi kita yang pertama." Ucap Ayana.

Aston memeluk tubuh Ayana. "Jangan menyalahkan dirimu sendiri terhadap apa yang sudah terjadi. Karena aku juga tidak bisa menjagamu dengan baik. Hingga kamu keguguran."

Setelah menjenguk anak mereka suster membawanya ke ruangan Ayana agar Ayana memberi asi untuk mereka.

"Bagimana jika asi nya tidak keluar?" tanya Ayana yang ketakutan.

"Tidak apa-apa sayang jangan mempermasalahkan itu." Jawab Aston.

Kedua orangtua Aston pergi keluar untuk memberikan ruang kepada keduanya.

Ayana memberikan asi kepada Aurora terlebih dahulu karena ialah sudah menangis sejak di bawa keruangan Ayana. Sedangkan Arlo hanya diam tenang dengan mata tertutup. Ayana berdoa agar Arlo bisa menjaga adiknya kelak nanti.

Setalah Aurora selesai menyusu kepada Ayana sekarang giliran Arlo yang Ayana beri susu. Memang sulit namun Ayana begitu menikmati peran barunya menjadi seorang ibu. Mata Ayana menatap Aston yang sedang menatap kearah Arlo yang sedang menghisap asi Ayana begitu kuat.

Tangan Aston mengelus pipi lembut Arlo tanpa sadar Aston meneteskan air matanya. Dulu ia pernah bersumpah tidak akan pernah menikah hingga mati namun takdir berkata lain. Sekarang Aston memiliki keluarga kecil yang akan benar-benar ia jaga.

Ayana telah menyusui keduanya dan sekarang mereka menikmati waktu mereka untuk memandang dia bayi yang sedang terlelap tidur. Saat mereka sedang asik memandang bayi mereka. Sebuah ketukan pintu membuat keduanya saling memandang.

"Siapa?" Tanya Ayana sedang suara lirih.

Aston mengangkat bahunya. "Aku tidak tau." Jawab Aston.

Aston melangkahkan kakinya menuju pintu ruangan Ayana. Wajah dingin nampak begitu jelas di wajah Hadwin yang menatap Aston juga.

"Ada apa?" Tangan Aston.

"Jasper dan Xaquila sudah menjadi tersangka atas dugaan percobaan pembunuhan terhadap nyonya Ayana." Jelas Hadwin.

Mendengar nama itu membuat Ayana teringat akan kecelakaan yang menimpanya yang hampir membuatnya kehilangan bayinya juga nyawanya.

"Besok anda harus ke pengadilan untuk di mintai keterangan," ucap Hadwin.

"Baiklah besok aku akan mengurusnya."

Sebelum Hadwin pergi ia memberikan sebuah bingkisan yang cukup besar kepada Aston yang membuat Aston mengerutkan keningnya.

"Untuk baby." ucap Hadwin singkat.

Ayana tertawa kecil melihat siapa cuek Hadwin yang sama persis dengan Aston hingga membuat Anindira mengalami darah tinggi jika bersama dengan Hadwin. Setelah memberikan bingkisan Hadwin pamit untuk kembali ke kantor lagi.

"Bagiamana kamu bisa mendapatkan Hadwin?" tanya Ayana tiba-tiba.

"Waktu aku mencari sekertaris pribadi ada sepuluh calon yang mendaftarkan termasuk Fany. Saat pertama melihat Hadwin dan Fany aku langsung pas dan langsung menerima mereka menjadi sekretaris ku."

"Bukankah banyakan seorang CEO menyukai sekretaris yang seksi? Lalu kenapa kamu tidak?" tanya Ayana.

"Apakah sekretaris seksi bisa membuat perusahaan ku akan makin membesar? Itu tidak mungkin sayang, karena prinsipku adalah mengambil sekretaris yang mempunyai kepintaran hingga bisa membantuku dan bisa membuat perusahaan ku sukses."

"Cukup kamu saja yang seksi sayang." Satu pukulan mendarat di bahu Aston saat Aston melontarkan ucapan gurauan kepada Ayana. Bukan kesakitan Aston begitu senang saat bisa bercanda lagi dengan sang istri yang selalu ia rindukan setiap saat.

...•••...

"Kenapa tidak ada yang mirip denganku sih!!" Celetuk Grizella.

"Memang kamu adil dalam membuatnya? Tidakkan? Jadi gak usah mengharap lebih," ucap Anindira.

Fany yang melihat kelakuan dua sahabatnya hanya tertawa kecil. Setelah urusan mereka selesai pada malam harinya mereka menjenguk anak Ayana sekaligus Ayana yang telah sadar dari komanya.

Mengetahui anak Ayana kembali sepasang membuat Grizella begitu bahagia karena ia bisa mendapatkan keponakan perempuan yang bisa ia ajak nanti untuk menemaninya shopping.

Membayangkannya saja membuat Grizella begitu bahagia. "Aku tidak sabar menunggu Aurora dewasa."

Aston menjitak kepala Grizella pelan membuat Grizella menatap sengit kearah Aston.

"Jangan halu terlalu jauh," ucap Aston memperingatkan.

Semua tertawa pelan saat kedua adik kakak itu sedang bercanda. Setalah mereka puas berkunjung melihat bayi mereka bertiga memutuskan pulang karena hari sudah malam.

Sekarang hanya mereka berdua yang masih terjaga. "Apa kamu melaporkan Jesper?" tanya Ayana tiba-tiba.

"Iya, karena saat kamu kecelakaan aku sudah menyuruh Hadwin untuk menyelidiki kecelakaan yang menimpamu,"

"Lalu bagaimana besok? Apakah kamu akan pergi?" tanya Ayana.

"Iya sayang, aku akan pergi sebentar lalu menjemputmu karena besok kamu sudah di perbolehkan untuk pulang," jawab Aston.

"Cepatlah tidur." Tambah Aston.

Ayana menuruti ucapan sang suami yang menyuruhnya untuk tidur karena tubuh Ayana memang sedikit lelah namun Ayana tak mempermasalahkan itu karena ia begitu menikmati peran barunya. Aston menyusul tidur bersama dengan anak istrinya.

...•••...

Keesokan harinya Aston pergi ke kantor polisi untuk menjelaskan semua kejadian yang terjadi yang menimpa sang istri. Aston menatap kearah kedua pelaku yang menyebabkan ia hampir kehilangan Ayana untuk selama-lamanya. Tidak ada rasa bersalah sedikitpun dari wajah keduanya membuat Aston ingin memukul Jesper sekarang juga namun Aston tau situasinya sekarang.

Polisi menanyakan beberapa pertanyaan kepadanya keduanya yang di saksikan langsung oleh Aston karena ia ingin mengetahui apa sebenarnya motif yang mereka lakukan hingga ingin mencelakai Ayana.

Ketik di interogasi oleh polisi Jesper mengatakan jika ia begitu dendam kepada Aston begitu lama namun Jesper tutupi karena ia ingin menghancurkan seluruh perusahaan yang Aston punya namun Jesper tidak menyangka jika ialah yang di kalah kan oleh Aston hingga membuatnya perusahaannya bangkrut. Di sisi lain Xaquila melakukan kerjasama dengan Jesper karena ia ingin menyingkirkan Ayana dari kehidupan Aston dan ingin bersama-sama lagi dengan Aston namun semua rencana mereka gagal.

Tiga jam sudah berlalu dan Aston keluar dengan perasaan lega karena semua urusannya telah usai tinggal menunggu hasil persidangan keputusan jatuhan hukuman mereka berdua.

Aston buru-buru naik mobil karena ia harus menjemput anak istrinya karena Ayana hari ini sudah di perbolehkan pulang oleh dokter. Maka dari itu Aston begitu antusias dengan kepulangan keluarga kecilnya.

Sesampainya di rumah sakit Aston langsung menuju ke ruangan Ayana berada. Saat Aston masuk ke dalam ruangan Ayana dan kedua anaknya sudah siap untuk pulang. Ayana yang melihat suaminya datang ia langsung memeluk tubuh suaminya.

"Bagimana tadi?" tanya Ayana dalam pelukannya.

Aston mengelus rambut Ayana. "Semua berjalan lancar. Tinggal menunggu hasil keputusan saja." Jawab Aston sambil mengecup kening Ayana.

Ayana melepaskan pelukannya. "Ayo kita pulang."

"Apa sudah selesai semuanya?" tanya Aston.

"Iya semua sudah aku kemasi," jawabnya.

"Kalau begitu ayo."

Aston menyeret koper yang berisikan baju-baju bayi mereka dan juga baju Aston. Satu tangan menyeret koper dan satu tangan lagi mendorong stroller bayi. Karena Aston melarang Ayana untuk melakukan semuanya karena ia baru saja pulih pasca operasi melahirkan.

Maka dari itu Ayana sekarang memakai kursi roda di bantu oleh Grizella yang kebetulan datang ke rumah sakit setelah mendengar jika Ayana akan keluar dari rumah sakit.

Setelah meletakan kedua anaknya di dalam mobil dengan aman Aston menggendong Ayana menuju ke dalam mobilnya. Grizella menggendong Arlo sedangkan Ayana mengendong Aurora. Setelah semua selesai Aston menjalankan mobilnya untuk menuju ke rumah mereka di mana kedua orangtua Aston sudah menunggu kedatangan Ayana. Aston sengaja tidak membolehkan orangtuanya untuk pergi ke rumah sakit.

Ayana menatap kedua anaknya yang sedang terlelap dalam tidurnya dengan damai membuat hati Ayana begitu tenang menatapnya. Ayana benar-benar bahagia saat ia berhasil melahirkan kedua anaknya walaupun sempat mengalami kejadian yang tidak Ayana inginkan, namun Ayana bersyukur karena ia sudah sadar dari komanya dan sekarang ia bisa merawat kedua anaknya bersama dengan Aston. Pernikahan yang awalnya hanya sebatas kontrak namun sekarang menjadi pernikahan seutuhnya membuat Ayana masih tidak menyangka akan hal itu.

Ayana akan merawat keluarga kecilnya dengan kebahagiaan dan tidak akan kekurangan kasih sayang sedikitpun.

1
ANGIN TIMUR JAYA
bagus ceritanya ditunggu up nya
dwinabila04: terima kasih banyak untuk komennya dan likenya❤️
total 1 replies
anita
lanjuut
Nuriati Mulian Ani26
kayaknya ..pernikahan mereka harus bnyak debat dan jutek
anita
ini ngjk nikah kok kyak mau beli kangkung aja
Djuariah
Luar biasa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!