NovelToon NovelToon
Wanita Pilihan CEO Tua

Wanita Pilihan CEO Tua

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Cinta Terlarang / Beda Usia / Cinta Seiring Waktu / Mengubah Takdir / Romansa
Popularitas:4.6k
Nilai: 5
Nama Author: Rahayu Dewi Astuti

Wanita tegar dan nampak kuat itu ternyata memiliki luka dan beban yang luar biasa, kehidupan nya yang indah dan bahagia tak lagi ada setelah ia kehilangan Ayah nya akibat kecelakaan 10 tahun lalu dan Ibunya yang mengidap Demensia sekitar 7 tahun lalu. Luci dipaksa harus bertahan hidup seorang diri dari kejinya kehidupan hingga pada suatu hari ia bertemu seorang pria yang usianya hampir seusia Ayahnya. maka kehidupan Luci yang baru segera dimulai.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rahayu Dewi Astuti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Amarah dan Cemburu

Tanpa menggunakan jasa supir pribadinya William kini mengendarai mobil nya sendiri, seluruh jadwal meeting hari ini ia batalkan begitu saja. sedangkan dari jarak 10 meter sebuah mobil membuntuti William.

"Jangan sampai kita kehilangan jejak." ucap seorang pria bertubuh kekar kepada kawannya yang sedang menyetir membuntuti mobil William.

William tak tenang, apa lagi anak buahnya masih belum menemukan keberadaan Luci. Banyak kemungkinan yang William pikirkan datang kerumah sakit atau pergi ke rumah sewa Luci yang lama.

Setelah berbincang dengan Dokter Nail, Luci memutuskan untuk pergi dan pada saat ia mengecek ponselnya telah mati. Sempat merasa khawatir jika William akan menghubunginya tetapi hal itu ia tepis saat ingat bagaimana sikap William kemarin dan hari ini.

"Jika begitu saya pamit, dok." Luci menjabat tangan dokter itu kemudian pergi.

"Hati-hati dijalan, Luci."

Luci kini sudah menaiki taxi, ia bingung harus kemana karena rasanya bosan hanya berdiam diri di apartemen. Saat taxi Luci keluar dari rumah sakit rupanya mobil William baru saja masuk.

ia memarkirkannya sembarang, kemudian berlari cepat menuju ruang rawat pasien. Dengan napas tersegal-segal William tidak melihat siapapun disana kecuali beberapa orang perawat dan dokter.

ia melangkahkan kakinya, melihat sebuah kamar yang dulu sering ia kunjungi. Wanita itu masih terlihat cantik meskipun sedang tertidur. Tetapi karena tujuan William bukan ini maka ia segera keluar dan kembali pergi.

William sudah sangat lelah dan juga marah atas kejadian yang terjadi kini.

dua pria dalam mobil yang membuntuti William segera melapor pada nyonya nya yang tak lain dan tak salah itu adalah Maria.

"Pria itu mendatangi sebuah rumah sakit, dan kini ia berada di bangsal perawatan penyakit Demensia." Suaranya berbisik, karena khawatir William menyadari jika dirinya sedang diikuti.

"Apa? Cari tau siapa orang yang dirawat disana." perintah Maria pada anak buahnya.

Maria berpikir, siapa orang yang dikunjungi William sampai ia terburu-buru. Selama menjalin hubungan dengannya William mengatakan jika dirinya sudah tak lagi memiliki keluarga. Rasa penasaran Maria makin meronta.

Luci kini berada disebuah Mall, ia tiba-tiba ingin mengganti mode rambutnya, model panjang rata sudah sangat membosankan, ia ingin merubah penampilannya menjadi seorang wanita yang sexy dan elegan.

"Selamat datang, ada yang bisa kami bantu?" Tanya seorang pria kemayu.

"Aku ingin mengganti gaya rambutku, ingin terlihat lebih sexy dan dewasa."

"Tentu saja itu pilihan yang tepat, model rambut lurus sudah sangat membosankan, pria jarang tergoda." Pria itu melemparkan sebuah celotehan, namun hal itu justru dianggap serius oleh Luci. Ia baru menyadari jika ternyata Pria bisa jadi tidak tertarik karena hanya model rambut saja.

Selain dipotong rambutnya, Luci juga memutuskan untuk mengecat warna rambutnya menjadi ash brown. Ia hanya ingin terlihat jauh menarik dan berani.

Sekitar tiga jam didalam salon, kini ia sudah selesai dan memutuskan untuk pergi makan tanpa mengetahui kekacauan yang sedang terjadi. Tiba-tiba saja tiga orang pria menghampiri Luci hal itu membuat Luci ketakutan.

"Mari ikut kami!" Pria itu tiba-tiba saja menarik tangan Luci.

"Kalian siapa? Lepaskan!" Luci langsung berontak. melihat situasi Mall yang ramai membuat ketiga pria itu melepaskan Luci karena tak mau membuat keributan.

"Kami diperintahkan oleh Mr.William untuk mencari anda Nyonya Luci."

Luci kebingungan mengap William meminta orang lain untuk mencarinya. "Kenapa William meminta kalian untuk mencariku?" Tanya Luci tak mengerti dengan situasi yang sedang terjadi.

Belum menerima jawaban, tiba-tiba saja pria berkaca mata yang mengantarnya kemarin datang dengam raut wajah yang cukup menakutkan.

"Bukankah kau diminta untuk tidak meninggalkan Apartemen?" Pria itu langsung mengintrogasi Luci.

"Aku hanya pergi ke salon, aku juga memiliki kepentingan lain. Aku bukan seekor burung yang bisa seenaknya saja dikurung dalam sebuah kandang." Luci marah, baginya ini terlalu berlebihan.

"Tak perlu banyak alasan, mari aku antarkan pulang. Mr.William akan segera pulang."

Kali ini Luci dikawal oleh enam orang pria bertubuh besar dan tinggi, bahkan orang-orang yang ada di Mall nampak bingung melihat situasi seperti ini.

Sedangkan William yang telah mengetahui jika Luci telah ditemukan memutuskan untuk menancap gas menuju apartemen, namun kali ini ia merasa ada yang janggal. Sejak siang tadi mobil serupa selalu berada disekitarnya, dengan jarak yang tak terlalu jauh namun tidak dekat juga.

Merasa ada yang tidak beres, William segera mengingat nomer polisi dari mobil dibelakangnya, kemudian ia juga memerintahkan anak buahnya untuk mengelabui mobil dibelakangnya dan menjebak mereka agar tau suruhan siapa mereka sebenarnya.

William berputar-putar diwilayah yang sama hingga sebuah mobil truk besar datang, dengan sigap William menyalip truk itu sedangkan mobil dibelakangnya cukup tertinggal. dengan trik pintarnya William bisa mengambil jalan pintas sedangkan mobil yang kini diikuti oleh dua pria itu hanya mobil pengganti dengan nomer polisi yang sama.

Luci sudah sampai di apartemen, ia melihat jika William belum sampai namun terdapat satu buat kantong berisi makanan di atas meja makan.

Belum saja duduk, William telah datang dengan wajah penuh amarah.

"Kalian semua bisa pergi!" Seluruh anak buahnya pergi meninggalkan William dan juga Luci.

William tidak bicara, ia sejenak menatap perubahan yang terjadi pada Wanita yang ia khawatirkan seharian ini.

"Bukankah aku bilang jika jangan pergi tanpa pengawalan?!" William berbicara penuh penekanan yang membuat Luci sadar jika pria didepannya kini sedang marah.

"Aku hanya pergi sebentar, ada keperluan yang harus aku selesaikan." Luci menjawab dengan nada malas.

William mencengkram tangan Luci, menariknya agar lebih dekat dengannya. "Kau bisa memberi tauku bukan?! Jangan berprilaku seenakmu saja."

"Seenakmu? Bukankah kau yang menghindariku? Bahkan Daddy asik memandu kasih dengan mantan kekasih yang sangat kau sayangi." Luci begitu emosional, perasaannya aneh seperti rasa cemburu seorang wanita kepada kekasihnya. "Bahkan tadi pagi kau pergi begitu saja tanpa berpamitan denganku."

"Dari mana kamu tau jika Maria mantan kekasihku?" William tersontak mendengar pernyataan dari Luci.

"Apakah itu penting? jika kau akan kembali padanya maka aku akan pergi dari rumah ini." Luci menghempaskan cengkraman William dari tangannya. kemudia ia membalikan tubuh untuk pergi kekamarnya.

Namun... William tiba-tiba saja memeluk Luci dari belakang, ia mendekapnya dengan erat. Tak mau William ditinggalkan oleh Luci begitu saja, ia benar-benar tak mau.

"Lepaskan!" Luci berontak.

"Tidak, aku tak mau kau pergi." William mengencangkan pelukannya.

"Apa yang kau butuhkan dariku? Apa benar ucapan Maria kemarin jika kau hanya ingin menjadikanku seorang budak?" Tangis Luci semakin pecah.

"Tidak... Apa kau lebih percaya omong kosong wanita penghianat itu dibandingkan aku? Aku menyayangimu, maaf jika aku bersikap acuh kepadamu. Aku hanya tak ingin melukaimu." William merendahkan suaranya.

"Mengapa kau takut melukaiku?"

"Karena aku melihatmu bukanlah seorang ayah kepada anaknya, melainkan seorang pria pada seorang wanita."

Luci yang berontak tiba-tiba saja melemah mendengar pernyataan William padanya, ternyata perasaan dirinya juga dirasakan oleh William.

"Aku akan menahannya, tolong jangan pergi!" Ucap William sembari memeluk Luci erat.

1
Reysha Maharani
ceritanya sangat fresh, dan membuat penasaran bagaimana nantinya hubungan Lucu dengan Mr.William perbedaan umur 20 tahun sangat menarik
Reysha Maharani
puas banget Simon nampar Sabrina /Scream/
Reysha Maharani
seru sekali, aku gak bisa stop baca Thor... jangan stop update yaaa
Eemlaspanohan Ohan
lanjut
Ita Putri
typo....sabrina thor bukan sandra
Eemlaspanohan Ohan
waw. Simon sama sabrina
Eemlaspanohan Ohan
mampir thor
Abu Yahya Badrusalam
Ceritamu bikin aku susah move on thor, keep writing 👏👏
Withtiwi: terima kasih kak(^v^)bikin aku jadi semangat buat nulis nih
total 1 replies
Jenny Ruiz Pérez
Terima kasih udah bikin cerita keren kaya gini. Jadi pengen jadi penulis juga.💪🏼
nabila Nisa
Wah, seru banget nih ceritanya, author jangan berhenti ya!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!