Ini bukan tentang harga diri lagi, ini hanya tentang mencintai tanpa dicintai.
Aruna nekat menjebak calon Kakak iparnya di malam sebelum hari pernikahan mereka. Semuanya dia lakukan hanya karena cinta, namun selain itu ada hal yang dia perjuangkan.
Semuanya berhasil, dia bisa menikah dengan pria yang dia inginkan. Namun, sepertinya dia lupa jika Johan sama sekali tidak menginginkan pernikahan ini. Yang dia cintai adalah Kakaknya, bukan Aruna. Hal itu yang harus dia ingat, hingga dia hanya mengalami sebuah kehidupan pernikahan yang penuh luka dan siksaan. Dendam yang Johan punya atas pernikahannya yang gagal bersama wanita yang dia cintai, membuat dia melampiaskan semuanya pada Aruna. Perempuan yang menjadi istrinya sekarang.
"Kau hanya masuk dalam pernikahan semu yang akan semakin menyiksamu" -Johan-
"Jika perlu terluka untuk mencintaimu, aku rela" -Aruna-
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nita.P, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Izinkan Aku Memperbaiki Semuanya
Disini Johan berada sekarang, langkah kakinya seolah tidak menapak pada bumi. Jantung yang terus berdetak kencang, pikiran yang kacau, keringat dingin yang membasahi dahinya.
Biarkan kematian itu sendiri yang menjemputku.
Aku sudah benar-benar tidak mempunyai waktu.
Setelah 3 bulan, waktuku akan benar-benar habis.
Aku tidak akan mengganggu hidupmu lagi, akan benar-benar pergi dan menghilang dari hidupmu setelah 3 bulan habis.
Johan merasa mual, kepalanya pusing, tatapannya yang berkunang-kunang. Semua ucapan Aruna seolah berputar seperti kaset rusak dalam pikirannya. Johan sampai berpegangan pada dinding, karena tidak kuat dengan perasaan ini.
"Jo, jika kau tidak kuat, jangan pergi sekarang"
Johan menggeleng pelan, dia memejamkan matanya ketika merasa pusing dan mual yang terasa di perutnya. Bagaimana semua bayangan wajah Aruna yang menatapnya dengan penuh luka dan memohon untuk tidak melukainya lagi, tapi Johan tidak memperdulikan. Penjelasan dari orang suruhannya tadi, benar-benar membuat jantung Johan seolah berhenti berdetak.
"Nona Aruna terdaftar sebagai pasien Kanker disini"
Seolah dunia Johan langsung runtuh seketika. Bagaimana dia yang tidak tahu apa-apa tentang ini. Mengingat jika dulu dia sering melihat Aruna yang tidak sengaja mengeluarkan darah dari hidungnya. Dan dia sama sekali tidak mempunyai kecurigaan. Aruna yang selalu terlihat lemah, bahkan masih tega Johan menyiksanya dengan begitu kejam. Sekarang, dia baru tahu jika Aruna ternyata bukan hanya berjuang dengan siksaan yang dia berikan, tapi dengan penyakit yang menggerogoti tubuh mungilnya.
"Jo, kau harus menenangkan diri dulu. Minum dulu" ucap Arvin yang memberikan satu botol air.
Johan menghela nafas pelan, dia mengambil botol air yang disodorkan oleh Arvin dan meminumnya untuk menenangkan dirinya sendiri.
"Vin, dia akan menerima aku 'kan? Ah, pasti dia sangat membenciku"
Arvin menepuk bahu Johan pelan. "Temui saja dulu, masalah bagaimana respon dia padamu. Kau harus terima itu, karena kau tahu apa yang sudah kau lakukan adalah hal yang paling membuatnya terluka"
Johan mengangguk pelan, sekarang bahkan dia tidak bisa membayangkan ekspresi Aruna saat melihatnya. Mungkin dia akan hanya melihatnya dengan tatapan penuh benci.
"Ayo kita temui dia, semoga dia tidak begitu membencimu"
Johan kembali melanjutkan langkahnya, pergi menuju ruangan yang sudah diberitahukan oleh perawat. Dan sekarang disinilah dia berdiri, di depan pintu ruangan yang masih tertutup. Tangan Johan meraih gagang pintu dengan gemetar, masih berharap jika ini mimpi. Wanita yang dia sakiti, tidak ada disini, dia baik-baik saja dan bukan seorang pasien disini. Tapi ternyata, itu hanya sebuah harapan yang sia-sia. Karena tidak mungkin juga ini adalah informasi yang salah.
Arvin kembali menepuk bahu Johan, dia tahu jika sahabatnya ini pasti cukup terkejut dan shock dengan kabar yang ada.
"Buka pintunya, kau harus segera bertemu dengan Aruna"
Perlahan Johan membuka pintu, kakinya terasa kaku untuk melangkah masuk. Dia memejamkan mata sejenak, harus bisa kuat ketika mungkin Aruna akn memukulnya atau berontak padanya. Tapi rasanya itu tidak mungkin, bahkan dia saja tidak pernah bisa melawan saat dia menyiksanya, karena Aruna memang tidak punya kekuatan untuk melawan.
"Mbak, Dokter?"
Suara lembut dari dalam sana membuat Johan semakin membeku. Aruna yang melihat pintu sedikit terbuka, tapi tidak kunjung ada orang yang masuk, membuat dia sedikit kebingungan dan takut jika itu adalah orang jahat. Jadi, dia besuara.
Johan kembali memejamkan matanya, mendengar suaranya saja sudah membuat tubuhnya bergetar. Rasa sakit di hatinya semakin terasa, penyesalan yang semakin membelenggu hatinya.
Karena tidak kunjung mendengar suara, Aruna turun dari tempat tidur, berjalan perlahan ke arah pintu, dan ketika pintu itu terbuka dan menampakan seorang pria disana. Aruna langsung terdiam dengan sangat terkejut. Jantungnya berdetak kencang, antara terkejut dan rindu yang besar.
"Kak Johan" lirihnya.
Johan memejamkan matanya, mendengar kembali suara lembut itu memanggilnya. Dia melangkah perlahan ke arah Aruna, namun gadis itu perlahan mundur dan seolah ketakutan melihatnya.
"Ma-mau apa Kak Jo datang kesini?" tanyanya dengan tatapan mata gelisah dan ketakutan.
"Kenapa pergi, hmm? Pergi tanpa berbicara dulu padaku" ucap Johan dengan lembut, mencoba untuk tidak membuat Aruna takut.
Aruna langsung memegang perutnya sendiri, entah kenapa dia tiba-tiba takut jika Johan akan melakukan sesuatu pada bayinya. Dan apa yang dia lakukan membuat fokus Johan beralih pada perut Aruna yang buncit.
Ya Tuhan, dia hamil? Dia mengandung anakku.
Rasanya Johan ingin terjatuh saja ke atas lantai, kakinya yang terasa begitu lemas. Melihat Aruna yang mengandung anaknya dalam keadaan dia yang sakit seperti ini. Wajah yang pucat dan tubuh yang semakin kurus, bagaimana Johan tidak merasa sakit melihat keadaan istrinya ini.
"Kak, sebaiknya pergi saja. Waktu 3 bulan aku sudah habis. Jadi, aku tidak akan mengganggu hidup kamu lagi. Pergi saja Kak, jangan temui aku"
Johan menggeleng pelan, air mata lolos begitu saja di pipinya yang segera dia usap dengan kasar. "Tidak Sayang, aku minta maaf atas semua sikapku selama ini yang sudah menyakitimu. Tolong maafkan aku"
Aruna terdiam, terkejut saat melihat Johan yang berlutut di depannya sekarang. Bahkan bahunya terlihat bergetar. Johan menangis dengan tersedu-sedu. Dia terus mengucapkan kata maaf.
"Maafkan aku, tolong jangan pergi dari kehidupanku" Johan mendongak dan menatap Aruna dengan matanya yang basah. "Izinkan aku memperbaiki semuanya, jangan biarkan aku terus menyesali semuanya tanpa bisa memperbaiki semuanya"
Aruna terdiam, dia masih begitu shock dengan kedatangan Johan, apalagi dengan dia yang tiba-tiba seperti ini. Aruna tidak tahu harus melakukan apa. Dia terlalu terkejut.
"Kak Jo, jangan seperti ini" lirih Aruna, dia tidak bisa melihat pria ini berlutut di depannya. Mengingatkannya pada dirinya yang pernah melakukan ini untuk meminta Johan agar tidak menikahi Jesika waktu itu. "Bangun Kak, tidak perlu seperti ini. A-aku mengerti kenapa kamu membenciku, karena aku yang menjebak Kak Jo hanya untuk bisa menikah denganmu. Aku tahu itu salahku"
Johan langsung menggeleng pelan, dia ingin meraih tangan Aruna, namun gadis itu langsung mundur untuk menghindar. Membuat Johan merasakan sesak di dadanya. Tapi ini wajar, setelah Aruna banyak menerima luka dan penyiksaan darinya, dia tidak berteriak takut karena melihat Johan saja, itu sudah cukup baik.
"Aku yang bodoh, karena membencimu karena hal itu. Sementara aku mengabaikan ketulusanmu dalam mencintaiku. Aruna, tolong jangan pergi, tolong jangan berhenti mencintaiku. Aku menyesali semuanya, bahkan aku baru menyadari tentang perasaan cintaku padamu. Hatiku yang sudah berpaling padamu, sejak kepergianmu, aku baru menyadarinya. Maafkan aku"
Tangan Aruna saling meremat kuat, dia merasa bingung dengan ucapan Johan. Dan hatinya yang masih takut dengan pria ini. "Tolong biarkan aku sendiri Kak, aku belum siap untuk membahas apapun. Jika kamu tidak ingin aku pergi lagi, maka biarkan aku sendiri dulu sekarang"
Bersambung
~~ kenapa Superman poni keritingnya cuma satu...??
jawabannya.. kalau banyak namanya supermie..iya kaaaaan????