Original, bukan terjemahan.
Dia, perempuan mafia yang terkenal di dunia modern, di kematian pertamanya dia masuk kedalam janda perawan dan menjadi seorang ibu tiri yang di cintai anak tirinya.
Dia membasmi klan mafia dan kematianya juga membawa ikut kepunahan klan mafia.
Tapi, jiwanya malah kembali kemasa zaman kuno, dia masuk keraga seorang wanita muda sebagai teman belajar sang Putri Mahkota.
Dia anak perempuan kepala koki istana, yang suka di bully oleh teman- teman Putri Mahkota.
Dia baru saja tenggelam, dan seorang mafia memasuki raganya. yang membuat dia hidup kembali.
Seorang pemegang senjata ingin di lecehkan, mimpi..!
Ini petualangan reinkarnasi keduanya. jadi dia sangat faham watak anak- anak manja ini.
Mari kita bermain-main tuan... Gumamnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dewi Harefa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 11
Jendral Mo ternyata pergi ke hutan belakang. Dia memikirkan sesuatu yang terlihat janggal. Karena tidak mungkin mereka keluar melewati pintu depan.
Karena hal itu pasti akan terlihat oleh pengawal dan para pelayan lainnya. Mereka memilih jalan yang lain, yang tersulit.
Sepanjang dinding tembok pembatas itu, Jendral Mo dengan teliti memperhatikan setiap incinya.
Dan tiba-tiba dia berhenti, dia melihat ada rumput dan ranting pohon di sekitar itu sepertinya telah terinjak-injak.
Dia mendekatkan obor yang dia pegang ke dinding. Ada gesekan dan jejak sepatu di dinding tersebut.
'Hmm, ternyata mereka memanjat tembok ini. Menarik' Gumam Jendral Mo.
Dia tidak menyangka bahwa seorang yang tidak memiliki status sosial bisa memikirkan sedetail itu.
'Bagaimana dia tahu rencana kaisar?' pikirnya lagi.
Jika bukan orang yang pintar, dia pasti tidak akan tahu, bahwa kemurahan hati kaisar ketika di aula pertemuan tadi siang adalah hanya topeng semata.
Kaisar Dong Xendu yang terkenal dengan kelicikannya, tidak akan membiarkan hal berharga bisa lepas begitu saja.
Dia seorang yang penggemar kuliner pasti tidak akan rela melepaskan koki terbaiknya begitu saja.
Tapi, sekarang dia telah kalah. Mereka belum tahu pasti, siapa di antara mereka yang memiliki ide melarikan diri seperti ini. Apakah ada orang lain di belakang mereka yang membantu pelarian ayah dan anak itu.
Jendral Mo menatap ujung tembok di atas kepalanya. Dengan sekali hentakan dia telah terbang dan mendarat di atas dinding tembok itu.
Dia menatap ke bawah bagian luar tembok. Ternyata tali yang mereka gunakan tertinggal di sana.
Jendral Mo melompat ke bawah, di bagian luar tembok. Karena di sekitar area itu di tumbuhi rumput dan pepohonan yang jarang di lalui orang, sehingga bekas langkah mereka sangat jelas. Karena rumput bekas langkah mereka rebah semua, tanda-tanda baru saja di injak seseorang.
Dengan hati-hati dia melangkah mengikuti jejak kaki mereka, di temani cahaya obor yang hampir redup tertiup angin.
Ketika sampai di hutan bambu, dia berhenti. Karena merasa bingung kemana harus melangkah.
Di hutan bambu, pohon bambu menjulang tinggi, hanya saja rerumputan di bawahnya tidak tinggi dan terkadang tidak ada, karena semua telah tertutup ranting-ranting dan daun berwarna coklat. Karena mulai musim gugur dan daun bambu yang sudah tua akan mudah jatuh.
Dia mengangkat obornya tinggi-tinggi, untuk melihat area di sekitar itu. Dia masih berfikir, dia sekarang ada di posisi bagian mana. Karena semuanya pohon bambu, dia belum menemukan jalan utama.
Tapi, tiba-tiba angin kencang bertiup, dan mengakibatkan obor yang dia bawa padam.
"Ck," dia merasa kesal sendiri.
Dia tidak bisa melanjutkan perjalanannya malam ini. Dia memutuskan untuk melanjutkannya besok. Dia tidak kemana-mana, dia beristirahat di tempat dia berdiri terakhir.
Tanpa dia sadari, sebenarnya Alin dan ayahnya belum jauh berlari dari hutan bambu itu. Ketika dia sampai di hutan bambu, Alin masih bisa melihat cahaya obornya dari jauh. Sehingga dia mengirim angin untuk memadamkan obor itu.
Hanya saja, Alin tidak bisa mengenali dari jarak itu, siapa yang membawa obor. Karena gelap dan cahaya obor yang redup menghalangi dia bisa melihat jelas wajah pria itu.
Ketika melihat tidak ada pergerakan dari pria pembawa obor itu. Alin langsung membawa ayahnya ke desa terdekat. Hanya saja, dia tidak masuk perkampungan itu dan tidak jadi untuk menyewa sebuah penginapan.
Karena esok hari, pria itu pastinya akan mencari mereka di sekitar desa itu. Semua penginapan akan di geledah dan pastinya beberapa orang pasti melihat mereka masuk ke desa itu.
Akhirnya dia memilih untuk berjalan mengitari desa tersebut. Dan kebetulan ada sungai di pinggiran desa itu. Dia membawa ayahnya berjalan dari pinggir sungai tersebut.
"Ayah, ayah lelah?" Tanyanya ketika melihat ayahnya sudah melambat.
Tubuh ayahnya sedikit gemuk, jadi sangat muda lelah.
"Tidak apa-apa, kita lanjutkan saja." Su Yuan kuatir kebebasan putrinya hilang gara-gara dirinya.
"Tidak ayah, istirahatlah dulu. Besok pagi-pagi sekali kita lanjutkan lagi."
"Tapi ayah juga melihat cahaya obor itu Lin."
"Tidak apa-apa ayah, malam ini dia tidak akan bergerak. Ayok kita istirahat di bawah pohon besar itu." Dia merasa kasihan melihat ayahnya yang kelelahan.
Alin membujuk ayahnya agar tidur, karena dia bisa menjaga mereka.
semangat thor /Determined/
double update thorr