Zayana, seorang aktris papan atas, ia mengalami kecelakan pada saat ia syuting di sebuah film aksi. secara dia merupakan seorang yang sangat profesional, ia dengan beraninya melakukan aksi berbahaya yaitu terjun dari sebuah gedung yang sangat tinggi. Sayangnya tali yang menahan beban tubuh Zayana tiba-tiba terputus begitu saja. dan langsung tubuh Zayana jatuh bebas dan tidak bisa di selamatkan lagi. Zayana mati di tempat pada saat itu juga.
dikarenakan Zayana memiliki Bakat yang hebat dan sebuah keburuntangan yang tak terbatas. ia bertransmigrasi dan hidup kembali ke dalam tubuh gadis di dalam buku novel yang terakhir ia baca sebelum ia mati. Ia menjadi pemeran pembantu dan hanya di Episode 5 di akan mati karena kebodohanya sendiri. dia bunuh diri karena pria yang ia cintai memiliki kekasih lain dan suaminya yang di jodohkan paksa tak pernah ia lihat sekalipun itu selalu mengabaikanya.
bahkan matipun tidak ada yang memperdulikannya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sayida, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 23
"tuan Ziven yang terhormat. aku tidak benar-benar tulus memanggilmu dengan panggilan itu, itu hanya bercanda saja! Dan soal kontrak yang kamu bilang! Aku sudah MUAK! AKU TIDAK TERTARIK SAMASEKALI DI DUNIA BISNIS SEPERTI INI! AKU HANYA IKUT KEMAUAN KAKEK KARENA AKU BUTUH UANG! TAPI JIKA AKAN SEMEREPOTKAN INI. AKU LEBIH BAIK MUNDUR SAJA. KARENA SEKARANG AKU SUDAH PUNYA PEKERJAAN YANG AKU SUKAI! Aku benar-benar tidak ingin berurusan dengan kalian lagi! AKU CAPEK! DAN UNTUK UANG YANG KAMU JANJIKAN KEPADA KU! JIKA KAMU BELUM JUGA MENGIRIMNYA JANGAN PANGGIL AKU!"teriak Jenna sangat marah. ia berdiri dari sana dan berencana meninggalkan mereka.
Namun tanganya langsung di tahan oleh Ziven.
"tenangkan dirimu Jenna, baik-baik, kita tetap pada rencana awal, aku yang akan mengurusnya dan kamu yang mempromosikannya saja, aku tadi hanya ingin menyampaikan keinginan kakek, dan soal uangnya aku kirimkan sekarang. Jadi aku mohon jangan pergi"ucap Ziven, nada suaranya yang gemetar dan tanganya dingin. Bisa di rasakan oleh Jenna, ia tampak sangat ketakutan dan mulai tersadar.
Mendengar ucapan Ziven, Jenna mulai tenang. Ia merasa bahwa ia juga berlebihan, buktinya Ziven dengan mudah bisa memahaminya.
"maaf, aku terbawa emosi"Lirih Jenna, kembali duduk.
"tidak, aku memang salah, karena lama memberimu uang kompensasinya"
*karena aku pikir, kamu hanya bercanda soal perceraian ini, tapi di lihat dari amarahmu tadi, langsung membuatku tersadar akan keseriusan ini*batin Ziven, ia tidak berani melanjutkan ucapan ini secara langsung kepada Jenna.
"aku sudah menghubungi Andra, dia yang akan mengirim uangnya ke rekening kamu, dan soal kontrak_"
"_aku akan setuju jika tetap pada rencana awal, karena sekarang kita sudah resmi berpisah, aku tidak punya hak untuk ikut campur dengan urusan keluargamu lagi apalagi urusan kerja keluargamu, tapi tidak usah khawatir, kita berdua tetap akan menjadi rekan kerja yang baik, aku bersedia mempromosikan produk dari perusahaan mu dengan sebaik mungkin"potong Jenna, dan mencoba untuk meyakinkan Ziven.
dengan penuh tekanan Ziven mengiyakan keinginan Jenna.
"baiklah.."
*aaakhirnyaaaaa mereka berpisah jugaaaa!!! Kali ini aku tidak akan melepaskanmu lagi Ziven! waktu itu aku hanya pergi keluar negeri selama 2 bulan, pada saat aku pulang, tau-taunya kamu sudah menikah dengan anak sekolahan. Tapi kali ini! Aku akan kembali mengejarmu, kamu milikku*batin Ruby, ia ingin sekali bersorak gembira sekarang juga, namun ia tahan karena malu, Ziven mengetahui isi hatinya.
Usai pembicaraan mereka yang sedikit tidak mengenakan itu, Jenna kembali pulang ke rumah, karena ia tinggal memiliki waktu latihan sehari saja sebelum ia bermain. ia sadar, walau ini bukan pertama kalinya ia berakting tapi harus tetap latihan sebaik mungkin agar bisa menunjukan perfoma yang terbaik.
Hari itu Jenna gunakan waktu luangnya untuk kembali berlatih, sampai malam pun tiba. Pada malam itu, ia tiba-tiba kedatangan seorang tamu yang tidak di undang ke rumah nya.
Tok tok tok
"JENNA...."panggil seorang pria, di depan pintu rumah Jenna.
Jenna yang sedang berbaring di sofa depan tvnya langsung terbangun dan bertanya-tanya siapa yang datang malam-malam ke rumahnya. Dengan jiwa penasaran, Jenna langsung pergi ke pintu depan dan melihat layar cctv depan pintu.
Terlihat jelas yang datang kerumah dia adalah Lennox. Jenna dengan kaget langsung membuka pintu untuk Lennox.
Pada saat pintu terbuka, senyuman Lennox langsung mekar, ia dengan cepat memeluk tubuh Jenna dan berkata. "akhirnya aku menemukan rumahmu"serunya dengan senang.
Namun kesenangannya berubah saat Jenna dengan kesal menendang perut Lennox menggunakan lutut kecilnya itu.
"Aaakh!"jerit Lennox langsung tertunduk menahan sakit di perutnya.
"kamu!. Salah kamu kenapa lancang datang ke rumah orang dan langsung memeluk orang!"Ketus Jenna mencoba membela diri.
"akh! Hahaha, sorry Jen, gua seneng bisa melihat lu lagi, gua ke apartemen lu tapi lu udah gak ada! Tapi untung saja Karina tau rumah lu, jadi gua langsung kemari. hehehe"ujar Lennox.
"aargh.. Karina! Anak itu benar-benar tidak bisa diam. Jadi apa yang membuat mu datang ke sini?"tanya Jenna menatap Lennox penuh kecurigaan.
"jangan menatapku seperti itu, tentu saja sebagai sahabatmu aku ingin bertamu di rumah barumu lah. Apa tidak bisa?, dan aku juga sudah membawa banyak makanan untukmu"seru Lennox sambil mengangkat bungkusan penuh makanan di kedua tangannya.
"ck! Merepotkan sekali!"Ketus Jenna, "baiklah silahkan masuk"
"Yay! terima kasih bub, permisi.. Yah"seru Lennox langsung masuk.
"bub bab bub, mau ku tonjok lagi!?"Ketus Jenna tidak suka dengan panggilan dari Lennox itu.
"Hahahaha!"
Lennox yang mendengar itu hanya tertawa, ia merasa semua tindakan Jenna terlihat sangat lucu dan mengemaskan.
"rumah lu cukup enak di pandang. bisalah gua buat jadi basecamp ke dua"celetuk Lennox langsung duduk di sofa depan tv, sambil menaruh jajanan yang ia bawa di meja di samping sofa tersebut.
"Lu mau gua usir!?"sarkas Jenna yang beranjak ke dapur, menyiapkan makan malam.
"ck! Mau kemana lu!?"tanya Lennox penasaran. dan langsung juga mengikuti Jenna ke dapur.
"mau makan malam.. lu udah makan belum?"
"belum..., kenapa bisa pas sekali! Keknya kita jodoh bub!"seru Lennox memperhatikan Jenna yang sedang sibuk mencari bahan makanan. Sambil berdiri dan menyandarkan tubuhnya ke diding samping pintu dapur.
"belum makan malam sama jodoh apa hubunganya gil*!"Ketus Jenna yang sudah tidak mengerti lagi pola pikir pria di hadapanya itu.
"Hahahaha" Lennox kembali tertawa saat mendengar ucapan Jenna yang Ketus tapi menurutnya lucu itu.
Mereka berdua pun makan malam bersama di depan tv, mulai bercanda gurau selayaknya seorang sahabat. kebanyakan Lennox yang curhat akan masalah hidupnya, dan Jenna selalu menjadi pendengar yang baik dan kadang-kadang juga menasehatinnya sebagai seorang sahabat.
"jadi apa yang ku dengar itu benar? Kamu sudah pisah dengan kakakku?"tanya Lennox mengganti topik yang sedari tadi ia tahan.
"hm? Dari mana kau tau?"tanya Jenna.
"tadi sore, kakek memahari kakakku habis-habisan saat ia tau bahwa kalian sudah resmi berpisah, aku senang dan perhatian sama dia. Seneng karena kamu sudah bisa aku kejar, dan perhatian karena kakak terlihat sangat lelah tapi masih di marahin oleh kakek"ujar Lennox sambil memasukan makanannya di mulut.
*apa maksud pria ini tentang bisa mengejar aku? Apa dia taksir sama Jenna? tapi seingatku, tidak ada yang menyukai Jenna dalam novel ini, jika dia suka sama Jenna? Lantas kenapa saat Jenna mati, ia tidak melihatnya untuk terakhir kali? Heh lucu sekali*batin Jenna menatap sinis ke Lennox yang sedang menikmati makanan di hadapanya itu.
"benar, aku memang sudah pisah denganya. jika kamu pulang, bisa kah aku titipkan maafku kepada kakek? Aku benar-benar minta maaf karena tidak bisa mempertahankan hubungan ku dengan Ziven"ucap Jenna, dan Lennox langsung mengangguk berkali-kali sambil menikmati makanan masakan dari Jenna.
Selesai makan malam, Lennox mengucapkan terima kasih dan berpamitan, ia sudah cukup senang, bisa bertemu dengan Jenna dan ia meminta agar dia bisa bermain lagi kapan-kapan di rumah Jenna.
Jenna juga senang hati mengiyakan saja, ia merasa keberadaan Lennox cukup menghibur dirinya.
...****************...
...Bersambung...
😍😘