~Silahkan baca karya sebelumnya "Tiba-tiba Jadi Istri Pak Guru" supaya paham alurnya.
"Aku suka sama kamu"
"Tapi aku sudah menikah"
"Aku tunggu jandamu"
"Silakan saja"
Tidak ada yang menyangka, wanita yang menjadi dambaannya sejak lama ternyata istri dari sahabat nya sendiri.
Namun tidak ada yang mustahil di dunia ini, jodoh pasti bertemu.
Rafasya Dimas Anggara sejak lama mengagumi Tisya Andini, berulang kali dia menyatakan cinta pada Tisya namun Tisya selalu menolaknya. Tapi Dimas tidak menyerah begitu saja, setiap malam ia selalu meminta pada Tuhan untuk mempersatukan mereka.
Bagaimana kisah mereka?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ssabila, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 5
Dimas membuka pintu apartmentnya dan melihat sang istri tengah berdiri di depan jendela menatap ke arah jalan raya yang sangat macet.
"Kok malah berdiri di situ sih?" Tanya Dimas.
Tisya membalikkan badannya menatap sang suami.
"Jadi ga?" Tanya Dimas
"Kemana?" Tanya Tisya.
"Katanya mau ke makam Bian" Jawab Dimas.
Tisya langsung tersenyum senang, ia segera menarik tasnya dan berjalan di belakang Dimas.
Dimas menutup pintu apartmentnya lalu menggandeng tangan Tisya.
Awalnya Tisya menolak sebab ia belum terbiasa namun genggam tangan Dimas sangat kuat sehingga ia tidak bisa melepaskannya.
Setibanya di parkiran Dimas membukakan pintu mobil untuk Tisya dan memasangkan sabuk pengamannya lalu ia masuk dan duduk di samping istrinya.
Tisya tidak menyangka ternyata Dimas mau menuruti keinginannya. Ia berpikir Dimas akan marah ketika ia mengajaknya berkunjung ke makam Bian.
Setibanya di makam mereka berdua membeli satu keranjang bunga dan langsung menuju ke makam Bian.
"Assalamualaikum mas" Ucap Tisya.
Tisya berjongkok di tanah sambil mengusap papan kayu bertuliskan nama Bian.
Dimas hanya mengamati istrinya sambil berdiri. Ia ingin memberikan waktu kepada istrinya untuk melepas rindu dengan Bian.
'Gluduk gluduk'
Suara petir bergemuruh dari sebelah barat, dan langit pun sudah tertutup mendung gelap yang tandanya sebentar lagi akan turun hujan.
"Sayang sudah gerimis" Ucap Dimas.
Dimas melepas jaketnya dan menutupi kepala Tisya dengan jaketnya.
"Tisya berpamitan kepada Bian lalu ia mengajak Dimas pergi dari sana"
"Kak dipakai saja jaketnya" Ucap Tisya, jarak makam Bian dari parkiran lumayan jauh sedangkan hujan sudah mulai deras.
Dimas tidak menghiraukan ucapan istrinya, mereka berjalan setengah lari supaya cepat sampai di mobil.
Ketika sudah sampai di parkiran Dimas hendak membukakan pintu untuk Tisya namun Tisya meminta supaya Dimas segera masuk ke mobil sebab hujannya sangat deras.
Dimas tidak menuruti perintah Tisya, ia tetap membukakan pintu untuk Tisya.
"Huh Alhamdulillah" Ucap Dimas ketika ia sudah duduk di samping Tisya.
"Tuh kan kak pakaian kakak jadi basah semua" Ucap Tisya.
"Tidak masalah yang penting kamu selamat" Ucap Dimas.
Lagi-lagi Tisya dibuat salah tingkah oleh suaminya.
"Kakak ganti baju dulu ya." Ucap Dimas.
"Ga..ganti baju?", Tanya Tisya
Tisya menoleh ke belakang dan melihat ada beberapa potong baju milik Dimas di belakang.
"Nih orang antisipasi banget ya" Ucap Tisya dalam hati.
Dimas melangkahkan kakinya menuju kursi penumpang bagian belakang dan mulai melepas bajunya.
Tisya langsung menundukkan kepalanya supaya tidak melihat tubuh Dimas.
Lima menit kemudian Dimas kembali duduk di samping Tisya dengan pakaian yang kering.
"Kakak selalu bawa pakaian ganti?" Tanya Tisya.
"Engga juga sih, kebetulan kemarin kakak baru beli baju sama celana baru dan belum sempat kakak keluarin." Jawab Dimas.
"Sayang" Panggil Dimas.
Tisya menoleh ke arah Dimas lalu Dimas meraih tangan Tisya dan menciumnya.
"Kak" Ucap Tisya sembari menarik tangannya.
Dimas tidak sakit hati, ia paham bahwa Tisya belum sepenuhnya bisa menerima pernikahan ini.
"Maaf" Ucap Tisya.
"Its oke" Jawab Dimas.
Dimas kemudian menyalakan mesin mobilnya dan melajukannya mobilnya. Sepanjang perjalanan tidak ada obrolan diantara mereka.
Dimas merutuki tindakannya tadi, ia takut kalau itu membuat Tisya benci dengannya. Sedangkan Tisya berpikir kalau tindakannya tadi menyakitkan hati Dimas
Mereka terdiam larut dalam pikirannya masing-masing.
Dimas membelokkan mobilnya ke salah satu restoran bintang lima. Ia mengambil payung dari jok belakang kemudian keluar dan membukakan pintu untuk istrinya.
"Kita beli makanan di luar aja ya, soalnya di apartment ga ada bahan makanan" Ucap Dimas
"Iya kak" Jawab Tisya.
Tisya meraih uluran tangan Dimas lalu berjalan beriringan memasuki restoran itu.
Tangan kanan Dimas melingkar dipundak istrinya dan yang satunya memegangi gagang payungnya
"Mau makan di sini apa take away aja?" Tanya Dimas.
Melihat suasana restoran itu sangat ramai pengunjung bahkan tidak ada meja kosong lagi, Tisya memilih untuk makan di rumah saja.
Dimas memesan beberapa jenis makanan dan tak lama kemudian pesanannya sudah siap.
"Totalnya 517.000 pak" Ucap pelayanan restoran itu.
Dimas merogoh kantong celananya dan tidak menemukan dompetnya di sana.
"Sayang dompet aku ketinggalan di mobil, kamu tunggu di sini dulu ya" Ucap Dimas.
"Ga usah kak pakai punya aku saja" Ucap Tisya.
Ia langsung mengeluarkan kartu debitnya dari dalam tas lalu memberikan kepada pelayanan itu
Dimas sangat malu, bisa-bisanya Tisya yang membayarnya.
Setibanya di mobil Dimas langsung memeriksa celana basah yang ia kenakan tadi lalu mengambil dompetnya di sana.
Ia mengeluarkan beberapa lembar uang berwarna merah kemudian menyodorkan kepada istrinya.
"Untuk gantiin uang kamu tadi." Ucap Dimas.
Tisya malah tertawa terbahak-bahak.
"Buat apa kakak gantiin, orang nanti aku juga ikut makan" Ucap Tisya.
"Tapi itukan kewajiban kakak" Ucap Dimas.
"Haha udah kakak simpan aja uangnya" Ucap Tisya.
Dimas memasukkan kembali uangnya kedalam dompet lalu ia mengeluarkan kartu debit berwarna hitam.
"Buat apa?" Tanya Tisya.
"Kamu pegang aja siapa tahu nanti kamu butuh" Jawab Dimas.
"Ohh ceritanya ini nafkah?" Tanya Tisya.
Dimas menganggukkan kepalanya
"Oke oke aku terima" Ucap Tisya lalu ia menyimpan kartu itu ke dalam dompetnya.
Setelah perjalanan hampir satu jam akhirnya mereka tiba di apartment.
"Kamu mandi duluan saja" Ucap Dimas.
"Iya" Jawab Tisya.
Sembari menunggu Tisya selesai mandi, Dimas mengambil dua buah piring beserta sendoknya dan meletakkan di atas meja.
Di dalam kamar mandi Tisya menyalakan shower kemudian menyemprotkan air pada sekujur tubuhnya. Ia mengambil beberapa tetes sabun kemudian mengusap seluruh tubuhnya.
Setelah selesai mandi, Tisya meraih handuk yang ada di dalam kamar mandi itu dan tidak sengaja tangannya menyenggol gantungan bajunya hingga pengait gantungan itu copot dan bajunya jatuh di lantai kamar mandi.
"Yah baju gue" Ucap Tisya.
Tisya mengangkat bajunya yang sudah basah itu.
"Kalau gini gimana caranya gue keluar" Ucap Tisya.
Tisya membuka sedikit pintu kamar mandinya dan terlihat Dimas tengah memainkan ponselnya di atas kasur.
"Apa gue minta tolong Kak Dimas aja ya" Ucap Tisya.
Tisya membuka pintu sedikit lebar kemudian mengeluarkan kepalanya.
"Kak..Kak Dimas." Panggil Tisya.
Dimas menoleh ke sumber suara dan melihat kepala Tisya yang tidak terbungkus hijab.
"Masyaallah ternyata di balik hijabnya ada kecantikan yang tersembunyi" Ucap Dimas dalam hati.
"Kak" Teriak Tisya.
Tisya kesal sebab Dimas malah bengong menatap dirinya tanpa berkedip.
"Kak Dimas" Teriak Tisya lagi dan membuat Dimas sadar.
"Eh iya ada apa?" Tanya Dimas
"Kak boleh minta tolong ga?" Tanya Tisya.
"Apa? Kamu kenapa?"
Dimas berjalan mendekat ke kamar mandi.
"Kaaakk stop" Pekik Tisya membuat Dimas langsung berhenti.
"Kenapa? Katanya minta tolong" Ucap Dimas.
"Tolong ambilin baju aku di koper hehe" Tisya memperlihatkan gigi putihnya yang rapi.
"Hemmm bilang dong" Jawab Dimas.
Dimas kemudian membuka koper mini berwarna pink milik istrinya. Di dalamnya ia tidak menemukan sepotong pakaian pun.
"Dimana?" Tanya Dimas.
"Di koper kak" Teriak Tisya dari dalam kamar mandi.
"Koper yang mana?" Tanya Dimas lagi.
"Aku cuma bawa satu koper kak, yang warnanya pink" Jawab Tisya.
"Ga ada" Ucap Dimas.
"Ada kak, kopernya di dekat sofa." Jawab Tisya.
"Iya koper ada, tapi baju kamu ga ada." Ucap Dimas.
Tisya baru sadar bahwa dirinya hanya membawa dua pasang pakaian saja. Sebab rencananya besok pagi ia mau berkunjung ke rumah orang tuanya mengambil barang-barangnya.
"Yang satu udah gue pakai tadi, yang satunya lagi basah, terus gue pakai apa dong, ya kali gue pakai baju kotor" Ucap Tisya lirih
TBC
Jangan lupa LIKE dan VOTE ❤️