Seorang wanita onmyoji yang berusia sangat tua atau ancestor dari sebuah family, dibangkitkan kembali oleh keluarganya yang hampir punah menggunakan tumbal tubuh keturunannya yang hampir meninggal dunia.
Sayangnya tubuh tersebut adalah tubuh seorang laki-laki muda berusia 22 tahun.
Bagaimanakah beliau akan menghadapinya???
Nantikan keseruan ceritanya bersama-sama .........
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ElFitria, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 21
SEmentara itu, suasana dalam ruang makan sangatlah depresi dan glommy. Karena Kei tiba-tiba saja mengeluarkan aura negatif yang cukup kuat dan gelap. Memenuhi setiap sudut ruangan sehingga mereka yang ada di dalam merasakan pressure yang sangat kuat.
(Ada apa ini???) batinnya merasa bingung. Setelah merasuki tubuh ini, semua pola fikir dan tingkah laku yang dilakukannya menjadi berdasarkan tingkah laku seorang laki-laki. Seperti memang sejak awal dia adalah seorang laki-laki. Tapi dia adalah jiwa seorang perempuan!!!
Batinnya sangat konflik sekali. Dia merasa bingung. Semakin lama dia semakin menjadi seorang laki-laki sejati. Tidak dapat dibiarkan! Apa yang sebenarnya terjadi pada dirinya??? Sampai-sampai perasaannya ke Maharani yang semula hanya untuk membalas dendam untuk tubuh ini menjadi perasaan suka antara wanita dan laki-laki??? Ada apa ini sebenarnya? Apakah karena tubuh ini sedari awal juga mempunyai rasa suka pada Maharani? Benarkah begitu? Keadaan ini perlu diteliti kembali.
"Ugh ~......" seru Jiho merasa tidak dapat bernafas karena pressure yang dikeluarkan Kei terlalu besar untuknya yang hanya mempunyai sedikit saja kekuatan supranatural dalam dirinya
(Ada apa dengan tuan muda ini? Dia terlalu moody. Oh My God, aku pasti mati sekarang!!!) batin Jiho berteriak ingin pingsan sekarang juga karena sudah tidak tahan lagi dengan pressure yang dikeluarkan oleh Kei
Bak ...... (suara sumpit tertancap ke dalam meja)
"Uhuk ...... Uhuk ...... Uhuk ......" Jiho terbatuk-batuk setelah merasakan kalau Kei sudah menarik semua kekuatannya. Dia melihatnya menancapkan sumpit ke dalam meja dan membuat mejanya berlubang dan retak di sana sini.
"Hiii ......" seru Jiho mundur ke belakang karena takut
Krak ......
Prang ......
Prang ......
Ssskh ......
Tak ......
(suara meja patah menjadi dua dan piring pecah)
Setelah meja retak, meja itu kemudian patah terbelah menjadi 4 bagian dan piring-piring jatuh pecah ke lantai serta makanan dan minuman berserakan ke mana-mana. Mengikuti dengan ekspresi wajahnya yang semula gloomy dan marah menjadi datar dan dingin.
"Tuan muda?" tanya Daichi memberanikan dirinya bertanya setelah dia dapat bernafas dengan lancar lagi
Yang lainnya masih mengatur nafas mereka akibat pressure yang tidak sengaja dikeluarkan oleh Kei. Menyiksa mereka.
"Sudah berapa lama Maharani pergi?" tanyanya datar melihat ke arah pintu
"............" semuanya terdiam
"Kira-kira sekitar 15 menit" jawab Benjiro yang memang sedari tadi melihat jam tangannya saat Maharani keluar dari ruangan
"Hem ........." berdehem pelan
"............"
"Apa yang kalian tunggu? Cari secepatnya!" sambil berdiri dari tempat duduknya dan berjalan ke balkon melihat bulan yang terang dan suasana malam yang sunyi
"Baik tuan muda" jawab mereka bertiga serentak dan berdiri dari tempat duduknya segera
Grek ...... (suara membuka pintu)
"Eh, tunggu aku!" ucap Jiho mengikuti mereka bertiga yang tak mau ditinggal sendirian bersama Kei. Yang benar saja?
Blam ...... (suara menutup pintu)
"Aneh sekali bukan?" berbisik dan mengerutkan dahinya
Sssh ...... (suara ular mendesis)
Dan ouroboros ke luar dAri tubuh Kei, melingkari kakinya dan mendesis. Seolah-olah ingin menenangkan hati tuannya itu. Kei hanya mengangkat alis kirinya melihat apa yang dilakukan ouroboros.
"Ular aneh!" seru Kei pelan melihat tingkah lakunya itu
\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=
"Di mana kita harus mencari Nona Maharani?" kata Jiho depresi sambil menjambak rambutnya sendiri. Dia berjalan di belakang mengikuti mereka bertiga
Daichi yang berada di depan memegangi kompas magic miliknya untuk mencari sumber kekuatan magis. Dia mengira kalau Maharani sedang tersesat. Dan benar saja, tak lama kemudian kompasnya menunjukkan suatu reaksi. Menuju ke suatu arah. Dan mereka berjalan cepat mengikuti arah kompas tersebut.
Drap ......
Drap ......
Drap ...... (suara langkah cepat)
"Yang benar saja?" gumam Jiho melihatnya
(Apakah memang ada kaitannya dengan kekuatan magis?) batinnya merasa ini sangat rumit dan serius
Setelah mereka berjalan mengikuti arah kompas. Ternyata pusat kekuatan magisnya berada di taman belakang restoran. Yang memang dibuat sedemikian rupa seperti lokasi wisata kecil pegunungan. Terdapat paviliun kecil, kolam ikan kecil, jembatan kecil, rerumputan dan semak-semak yang indah dan tertata rapi. Dinding batu dan air mancur buatan kecil setinggi bangunan restoran. Dan ada juga pepohonan rindang dan pohon cerry blossom. Sangat indah sekali.
"Di sini tempatnya" ucap Daichi pasti dan berhenti di depan taman artificial tersebut
"Periksa kelengkapan kalian!" ucap Daichi tegas sambil memasukkan kompasnya ke dalam saku
"Siap!" jawab Benjiro dan Gou bersamaan dengan wajah serius
Dan mulai mempersiapkan persenjataan mereka. Pedang setan, pistol dengan peluru mantra, sarung tangan, dan kertas mantra.
(Jadi ini apa? Persiapan battle?? Seriously??) batin Jiho melihat busur dan panah yang dibawanya. Dan mempersiapkan senjatanya sendiri. Tak lupa jimat dan sarung tangannya juga. Dia tidak mau mati sia-sia begitu saja.
Setelah persiapan mereka selesai. Segera saja mereka melangkahkan kakinya ke dalam taman.
Tap ...... (suara langkah kaki)
Wuush ...... (suara memasuki domain)
"Shit!" seru Jiho kaget karena setelah memasuki taman, tiba-tiba saja mereka berada di dunia yang berbeda. Bukan 100% berbeda tapi taman yang seharusnya cuma seluas lapangan sepak bola menjadi pekarangan di bawah gunung dan air terjun yang tinggi.
"Apa yang sebenarnya terjadi?" tanya Jiho kaget. Walaupun dia seorang kEturunan shaman. Dia tidak belajar dengan serius karena dia menganggap shaman sudah ketinggalan zaman.
"Ini adalah domain. Dibuat oleh siluman tingkat menengah ke atas. Berhati-hatilah!" ucap Daichi mengingatkan dan menggenggam erat pedang ditangannya
Gulp ...... (suara menelan ludah)
Mereka semua merasa sangat nervous. Dan untuk mengurangi kekhawatiran, mereka menelan ludah dan memantapkan tekat mereka dengan memasang ekspresi wajah yang serius.
Tap ......
Tap ......
Tap ...... (suara langkah kaki)
Mereka berempat maju secara perlahan ke depan sambil mengamati sekeliling mereka.
Sementara itu, Kei yang sedang memandangi bulan merasakan bahwa mereka berempat juga ikut menghilang di daerah sekitar Maharani menghilang tadi.
"Siluman tingkat menengah? Domain kah? Interesting ........." berbalik badan dan menuju ke luar mencari jejak para anak buahnya yang menghilang
"Ouroboros"
Sssssh ......... (suara mendesis)
Grek ...... (suara membuka pintu)
Blam ...... (suara menutup pintu)
Dan ouroboros bergerak di belakang mengikuti Kei. Seperti pengikut setia tuannya.
Sssh ...... Ssk ...... (suara ular bergerak di atas tanah)
Tap ......
Tap ......
Tap ...... (suara langkah kaki perlahan terdengar di lorong restoran)
Anehnya keadaan dan pemandangan itu tidak ada yang tahu. Dan kalaupun ada yang tahu, mereka seolah-olah tidak dapat melihatnya. Karena Kei menggunakan Ilusi pada sekelilingnya agar orang-orang tidak mengganggunya.
Dan dia mengambil semua peralatannya sebelum menuju battlefield. Dia merasa tidak enak hati dan ingin melampiaskan kemarahannya pada seseorang. Dan kebetulan saja ada seorang siluman yang muncul sebagai punching bag.
"Kebetulan sekali, bukan begitu?" bisiknya pelan sambil terus berjalan ke depan sambil memegangi pedang miliknya, menggunakan sarung tangan dan membawa kertas mantra yang sangat banyak di dalam saku celana dan kantong dalam lengan bajunya
"Perfect! Ehehehe ......" sambil menyeringai dan tertawa sinis. Membayangkan bagaimana dia menghabisi musuhnya nanti.
Tap ...... (suara langkah kaki terhenti)
Dia berhenti tepat di depan gerbang domain milik siluman tersebut. Dari mata orang awam, memang tidak terlihat apa-apa. Akan tetapi dari mata ghaib seorang dukun sepertinya, terlihat mirage atau fatamorgana. Efek optik yang dapat menipu mata manusia. Seperti gelombang image yang bergelombang di udara, menyelimuti daerah sekitar.
"Sebuah taman?" bisik Kei pelan memperhatikan sekelilingnya. Menebak siluman jenis apa yang membuat domain di lokasi yang dekat dengan manusia.
Bersambung ............