[Support, Like, dan Komen ya untuk karya baruku gengs] Bulan Desember seharusnya terasa menyenangkan. Bonus tahunan akan cair, cuti panjang di depan mata, liburan yang tak perlu dilewatkan, dan hadiah natal yang akan didapatkan. Tapi, Catalina malah mendapatkan pengkhianatan dari Delon kekasihnya dan perpisahan ini berpeluang menghancurkan banyak rencana yang sudah dia siapkan jauh - jauh hari. Demi tetap menjalankan rencana mereka Catalina dan Delon akan bersama setidaknya sampai melewati Hari Natal. Bagaimanakah kelanjutan kisah 2 orang asing yang sudah tidak bersama tapi terpaksa menjalani momen indah bersama karena keadaan? Kisah romantis, lucu, dan sedih dari pasangan ini siap menemani hari - hari anda
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Calistatj, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kelabu
Manusia memang ditakdirkan untuk tidak pernah luput dari sebuah kesalahan. Manusia juga ditakdirkan untuk menjadi pribadi yang tidak pernah puas dengan semua hal yang sudah dimiliki. Serta penyesalan selalu dibuat untuk datang terlambat.
Delon memandang fotonya bersama Talin yang ada di dalam galeri ponselnya. Semua foto mereka selama 8 tahun bisa dia lihat dengan jelas. Bahkan foto saat awal - awal mereka berpacaran. Setiap ganti ponsel Delon selalu memindahkan foto - foto di galerinya ke dalam ponsel baru.
Catalina adalah nama mahasiswi pindahan yang langsung populer saat pertama kali masuk ke dalam kampus Delon. Banyak lelaki yang mengagumi wajah cantik Talin. Gadis itu berpakaian modis, memiliki tubuh mungil menggemaskan, serta wajah cantik yang mirip dengan artis papan atas Nikita Willy.
Pembawaan Talin itu kalem dan lemah lembut. Dia juga terlihat tenang. Hari itu Talin duduk di taman dengan sebuah buku tebal di pangkuannya. Judulnya Prinsip - Prinsip Pengauditan. Melihat Talin duduk sendiri Delon langsung mengambil duduk di sebelah gadis itu.
“Hai” Sapa Delon.
Wajah Talin terangkat dari buku dan menatap Delon. Entah bagaimana mereka malah menjadi saling bertatapan. Delon tersenyum. “Hai”
“Oh, iya. Hai, Kak” Talin langsung salah tingkah. Delon memang termasuk dalam jajaran cowo ganteng di kampus.
“Serius banget kamu baca bukunya”
Talin menutup buku dan memandang Delon. “Aku memang mau jadi auditor, jadi banyak belajar”
“Keren. Aku denger kamu murid pindahan ya? Kenapa pindah ke sini?”
“Aku salah jurusan dan nggak betah di kampus lamaku, jadi aku minta orang tuaku pindahin aku ke sini. Lagi pula ini salah satu kampus terbaik di Jakarta” Jawab Talin.
“Aku senang kamu pindah ke sini” Kata Delon tiba - tiba.
“Kenapa memang, Kak?”
“Kita jadi bisa kenalan” Delon langsung memandang Talin dan tersenyum.
Catalina membalas senyum Delon. Dia mengulurkan tanganya kepada Delon. “Kayaknya kita belum kenalan secara resmi”
Dengan mantap Delon menyambut uluran tangan Talin. “Delon”
“Catalina”
“Nama yang cantik untuk orang yang cantik” Puji Delon tulus.
“Ternyata kakak memang sekeren kata orang - orang ya”
“Bagaiman caraku memperbaiki hubungan kita, Talin? Aku nggak siap kehilangan kamu”
Delon tau sebanyak apa pun dia menyesal segala yang telah terjadi tak akan bisa dia ubah. Talin pasti sangat kecewa terhadap Delon. Sekarang Delon hanya punya waktu kurang dari 2 minggu untuk memperbaiki hubungan dengan Talin dan membuat perempuan itu kembali jatuh cinta kepadanya.
***
"OMG! Ya langsung gue minta dia nikahin gue. Tipikal suami idaman gitu”
Talin menghela nafas membayangkan ucapan Celine tadi siang. Sepertinya Aaron memang lelaki idaman di kantor.
“Siapa perempuan beruntung yang bisa tidur bareng Aaron?”
Gue! Gue perempuan yang udah tidur bareng Aaron, karena terlalu mabuk dan terlalu galau karena putus cinta.
Dan sialnya Talin sama sekali tidak marah akan hal yang sudah terjadi. Entah di mana pikiran dan logikanya. Pintu apartemen Talin diketuk. Perempuan itu segera bangun dan mengintip dari lubang di balik pintu.
“Pak Aaron ngapain ke sini?” Tanya Talin heran melihat Aaron yang belakangan ini sangat sering berkunjung ke apartemennya.
Wajah tampan Aaron sedikit memerah. Tatapan lelaki itu juga terlihat sayu. “Saya nggak mau kamu pergi bareng mantan kamu, Talin” Katanya tiba - tiba.
“Bapak mabuk ya?” Tanya Talin langsung. Keadaan Aaron terlihat jauh dari kata waras.
“Sedikit. Kalau nggak mabuk saya nggak akan berani bicara seperti ini sama kamu” Kata Aaron.
“Pak, masuk dulu deh. Saya malu kalau sampai dilihat orang - orang” Talin menggeser tubuhnya dan membiarkan Aaaron masuk.
Aaron seperti kotak misteri yang tak bisa ditebak. Talin tidak pernah memikirkan semua hal antara dirinya dan Aaron akan terjadi.
“Saya suka sama kamu, Talin”
“Maka itu bapak tidurin saya waktu saya mabuk?” Talin menarik nafas dalam - dalam. Dia sangat tidak ingin membahas hal ini sebenarnya.
Aaron yang memang masih sedikit sadar langsung kaget mendengar ucapan Talin. “Saya nggak bermaksud”
“Saya inget saya yang mulai duluan, tapi kenapa Bapak sama sekali nggak nolak?”
“Karena saya suka dan mau memiliki kamu”
Mata Talin melebar mendengar pengakuan Aaron. “Bapak lagi mabuk gimana saya bisa percaya Bapak suka sama saya?”
“Saya sudah berkali - kali menyatakan ini sama kamu, Talin. Saya tidak terlalu mabuk untuk tidak bisa menyadari perasaan saya sendiri. Kamu menyesal tidur sama saya?”
Talin sama sekali tidak menyesal, tapi apakah dia harus jujur soal hal itu? Apakah hal itu akan membuatnya terlihat tidak memiliki harga diri? “Saya nggak menyesal”
“Kenapa?”
“Saya juga sudah nggak perawan, jadi kenapa saya harus menyesal? Terus sebelum saya tidur sama Pak Aaron. Saya habis memergoki pacar saya tidur sama perempuan lain. Saya…. saya mungkin hanya balas dendam”
Sekilas Talin dapat melihat rasa kecewa yang cukup besar terpacar dari mata Aaron. Namun, Talin juga belum mengerti akan perasaan ini. Perasaanya saja masih kelabu memikirkan tentang Delon.
“Oke.. maaf kalau saya berharap lebih” Aaron berdiri dari kursi di apartemen Talin dan berjalan menuju pintu keluar. Lelaki itu datang dan pergi tanpa diminta. Aaron ini apakah titisan jelangkung? Datang tak dijemput dan pulang tak diantar.
Apa yang harus Talin lakukan pada Aaron? Lelaki itu memang sangat menggoda dengan wajah tampan, sikap misterius, karir mentereng, serta latar belakang yang seharusnya luar biasa. Namun, Talin belum ada niat untuk jatuh cinta lagi. Talin perlu menyusun kembali hati yang patah dulu untuk kemudia siap untuk jatuh cinta lagi.