NovelToon NovelToon
Jerat Cinta Pria Beristri

Jerat Cinta Pria Beristri

Status: tamat
Genre:Beda Usia / One Night Stand / Cinta Seiring Waktu / Konflik etika / Showbiz / Tamat
Popularitas:10.2M
Nilai: 4.9
Nama Author: Desy Puspita

Tak terima lantaran posisi sebagai pemeran utama dalam project terbarunya diganti sesuka hati, Haura nekat membalas dendam dengan menuangkan obat pencahar ke dalam minuman Ervano Lakeswara - sutradara yang merupakan dalang dibaliknya.

Dia berpikir, dengan cara itu dendamnya akan terbalaskan secara instan. Siapa sangka, tindakan konyolnya justru berakhir fatal. Sesuatu yang dia masukkan ke dalam minuman tersebut bukanlah obat pencahar, melainkan obat perang-sang.

Alih-alih merasa puas karena dendamnya terbalaskan, Haura justru berakhir jatuh di atas ranjang bersama Ervano hingga membuatnya terperosok dalam jurang penyesalan. Bukan hanya karena Ervano menyebalkan, tapi statusnya yang merupakan suami orang membuat Haura merasa lebih baik menghilang.

****

"Kamu yang menyalakan api, bukankah tanggung jawabmu untuk memadamkannya, Haura?" - Ervano Lakeswara.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Desy Puspita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 09 - Aku Yang Tidak Pantas

Tidak ingin menunda waktu, Haura segera menelan pil pahit yang sama sekali tidak dia ingini itu. Bukan karena rasanya yang pahit, tapi alasan mengonsumsinya memang teramat pahit.

Bagaimana tidak? Seumur hidup, dia tidak pernah berencana untuk mengonsumsi pil kontra-sepsi darurat. Karena memang, sejak lama Haura selalu berandai-andai ingin memiliki banyak anak bersama Ray - sang kekasih.

Sembari memaksakan agar obat tersebut masuk dengan segera, mata Haura kembali membasah mengingat sesal dan amarah dalam dirinya.

Tidak hanya itu, di sana juga tersemat rasa sakit yang tiada tara bahkan hampir membuatnya gila. Jika saja Abimanyu tidak mendukung dan memilih marah sebagaimana perlakuan kebanyakan saudara lainnya, mungkin Haura akan semakin putus asa.

Namun, beruntungnya Abimanyu benar-benar mendukung dan berdiri tegap di belakangnya. Menjadi pembela sekaligus pelindung, juga menjaga rahasianya.

"Okay ... Calm down, Haura!! Dengan ini masalahmu akan selesai," ucap Haura meyakinkan diri sendiri.

Walau tidak menutup diri, jujur saja dari hati terdalam tetap ada ketakutan bahwa akan terjadi sesuatu padanya nanti.

Namun, Haura tidak ingin mematahkan semangatnya lagi. Dia berusaha sebisa mungkin untuk tenang dan memikirkan hal yang lebih penting.

Tidak lain dan tidak bukan, hubungannya bersama Rayyan. Untuk bagian ini, jujur saja Haura dilema.

Hendak berbohong atau jujur, dia bingung sebenarnya. Di sisi lain, dia takut kehilangan andai Ray tahu kebenarannya. Namun, andai tidak jujur Haura akan terus dihantui rasa bersalah.

"Ya Tuhan ... aku harus bagaimana?"

Tubuhnya kembali lemas dan merasa semakin sulit saja. Baru saja sedikit tenang, kini seketika gusar juga.

Cukup lama berpikir, Haura tidak menemukan jawaban dari dalam dirinya. Tak ingin semakin sakit kepala, Haura berlalu ke kamar untuk menenangkan diri sejenak.

Berharap dengan sedikit istirahat dia bisa berpikir jernih dan menata rencana ke depannya.

Haura menarik selimut untuk menutup sekujur tubuhnya. Tidak dingin, hanya sekadar merasa butuh dekapan hangat saja.

Akan tetapi, lima menit berlalu dan percobaannya untuk tidur tak berhasil juga. Tak peduli sekalipun sudah dipaksa untuk memejamkan mata, rasa kantuk itu seakan tak lagi ada.

Sebelum masalahnya tuntas, mungkin Haura tidak akan bisa tidur nyenyak. Perlahan, Haura meraih ponselnya dan bermaksud menghubungi Ray.

Ya, tidak ada pilihan lain dia harus bicara agar tenang tanpa peduli bagaimana akhirnya. Dengan jantung yang berdebar dan dada kembang kempis, untuk pertama kalinya Haura seragu itu untuk menghubungi Ray.

Bahkan, keraguan dan gugupnya mengalahkan saat pertama kali Haura menghubungi asisten kakaknya itu.

Gugupnya tak main-main, karena di sini ada ketakutan yang tidak bisa Haura definisikan juga sebenarnya. Sembari menggigit bibir, Haura menunggu dengan sabar sang kekasih yang super sibuk itu untuk menerima teleponnya.

"Ayolah angkat, Ray ..."

"The number you are call_"

"Ck, kebiasaan ... kamu kapan tidak sibuknya?" Haura berdecak sebal tatkala mendapati Ray yang lagi-lagi sulit dihubungi.

Maklum saja, tanggung jawab Ray sebagai asisten sang kakak memang cukup kompleks. Bisa dikatakan, Ray tak hanya tangan kanan, tapi jelmaan Hudzai yang membuatnya harus lebih banyak turun ke lapangan dibanding bosnya sendiri.

Cukup lama Haura menunggu, dan dia juga tetap sabar untuk mencoba. Sampai akhirnya, di percobaan ke-enam barulah membuahkan hasil dan suara yang dia rindukan itu terdengar di balik telepon.

"Hallo, Sayang ... maaf lama, tadi_"

"Aku tahu, kamu pasti sibuk 'kan?" Haura tersenyum getir.

Bukan kecewa, hanya saja kasihan karena setelah ini Ray mungkin akan mendengar sesuatu yang membuatnya menyesal selalu mengutamakan pekerjaan.

"Maaf, Ra."

"It's fine, aku paham."

"Suaramu kenapa? Sakit?"

Haura menggeleng, seakan tidak sadar jika tengah menelpon sang kekasih.

"Ra? Sayang? Hei ... kamu dengar aku?"

"Hah? I-iya dengar, aku dengar, suaramu jelas kok," jawab Haura yang mulai sedikit melenceng dari pertanyaan.

Sudah tentu yang mendengar dapat memahami hal itu. "Kamu dimana? Rumah?"

"Ehm, aku di rumah."

"Tunggu aku, aku kesana sekarang."

"Eh jangan!!" Mata Haura membulat sempurna begitu mendengar Rayyan hendak menemuinya.

Sungguh dia tidak siap jika harus ditemui di rumah. Mustahil yang melihat tidak akan curiga, karena mustahil membawa Ray ke kamar hanya untuk bicara empat mata.

"Kenapa jangan?"

"Biar aku yang menemuimu di tempat biasa, bisa?"

"Bisa, mau dijemput?" tanya Ray sekali lagi dan tentu saja Haura tolak mentah-mentah.

"Tidak, aku bisa sendiri ... kamu tunggu saja."

"Baiklah, kamu mau dipesankan apa nanti? Supaya tidak begitu lama menunggu?"

"Apa saja, aku tidak tahu ingin apa sekarang," jawab Haura susah payah menahan tangis demi tidak membuat Ray semakin curiga.

"Okay ... hati-hati, see you, My Sunshine." Dengan suara yang begitu hangat, Ray mengucapkan kata-kata indah dan sekarang justru terdengar menyakitkan.

Tanpa menjawab, Haura mengakhiri panggilan tersebut. Sungguh, dia tak kuasa untuk berbicara lebih lama lagi.

.

.

"Heum, aku sudah cukup cantik, 'kan?" Haura memastikan kembali penampilannya di cermin sebelum turun dan menghampiri Ray.

Setelah menempuh perjalanan beberapa waktu lalu dengan mata berair, begitu tiba Haura menyempatkan diri untuk kembali memoles riasan wajahnya agar tidak terlihat begitu menyedihkan.

Nyatanya, walau sudah memutuskan untuk berani menemui Ray, tetap saja perasaannya tak karu-karuan. Perlahan, Haura turun dengan langkah gontainya.

Begitu masuk, dia sudah disambut sang pemilik wajah tampan dan senyum teduh itu. Di atas meja sudah ada bunga mawar merah yang Haura yakini sebagai hadiah untuknya.

"Hai, Sayang ... bagaimana perjalanannya? Macet kah sampai selama ini?" tanya Ray seraya menarik kursi untuk Haura dan mempersilakan wanita duduk segera.

Pertanyaan bermaksud sarkas itu berhasil membuat senyum Haura terukir tipis. Tipis sekali, bahkan nyaris tidak terlihat.

Jika biasanya dia bahkan bisa mencubit lantaran salah tingkah, kali ini Haura terlihat berbeda sampai Ray sangat sadar akan perubahannya.

"Kenapa mukanya begitu? Kamu benar-benar sakit ya?" Sembari memastikan suhu tubuh Haura, Ray melontarkan pertanyaan karena memang curiga sejak tadi.

Haura menggeleng. "Bukan, aku tidak sakit dan aku_"

"Apa? Kangen aku?" tanya Ray tersenyum tipis.

Kembali Haura tersenyum tipis menanggapi candaan kekasihnya.

"Ditanya malah senyum, jawab dong."

"Tanpa kujawab harusnya tahu ... aku merindukanmu setiap waktu, Rayyanza," tutur Haura seketika membuat mata Ray mengerjap pelan.

"Tiba-tiba sekali manggil nama lengkap, kamu kenapa? Sedih? Atau ada mas_"

"Kita putus saja."

"What? Haura kamu?" Ray menganga dan seakan tidak percaya dengan ucapan sang kekasih. "Kamu bercanda?" lanjutnya lagi.

"Tidak, aku tidak bercanda ... kita putus saja."

Sontak Ray tertawa hambar, antara percaya dan tidak dia merasa Haura aneh saja. "Kamu kenapa sebenarnya? Jika ingin bercanda jangan yang begini, aku malas, Ra."

"Sudah kukatakan aku tidak bercanda, Ray."

"Apa alasannya tiba-tiba minta putus? Aku tidak pantas untukmu ya, Ra?" tanya Ray melemah, detik ini sungguh dia sadar akan posisinya.

Haura menggeleng, pertanyaan Ray sama sekali tidak benar tentu saja. "Tidak ... akulah tidak pantas untuk laki-laki baik sepertimu."

"Maksudmu apa sebenarnya, Ra? Apa kamu harus jadi kriminal? Hah?" tanya Ray sampai gusar karena sikap Haura saat ini teramat membingungkan.

"Bukan begitu, Ray!!"

"Lalu apa?"

"Aku tidak suci lagi."

Deg

.

.

- To Be Continued -

1
🤎𝙏𝙚́𝙩𝙚̇𝙝 𝙎𝙪𝙣𝙙@✿︎シ︎
𝙜𝙠𝙜𝙠𝙜𝙠𝙠𝙠... 𝙖𝙠𝙪 𝙠𝙞𝙧𝙖 𝙢𝙖𝙪 𝙣𝙮𝙚𝙗𝙪𝙩 𝙗𝙤𝙩𝙤𝙡 𝙮𝙖𝙠𝙪𝙡𝙩 𝙚𝙝 𝙜𝙖 𝙩𝙖𝙪 𝙣𝙮𝙖 𝙗𝙤𝙩𝙤𝙡 𝙠𝙚𝙘𝙖𝙥.😆😆😆
🤎𝙏𝙚́𝙩𝙚̇𝙝 𝙎𝙪𝙣𝙙@✿︎シ︎
𝙉𝙖𝙠𝙖 𝙗𝙨 𝙙𝙞 𝙖𝙟𝙖𝙠 𝙠𝙚𝙧𝙟𝙖 𝙨𝙖𝙢𝙖 𝙟𝙜 𝙨𝙖𝙢𝙖 𝙥𝙖𝙥𝙖𝙝𝙣𝙮𝙖... 𝙨𝙚𝙙𝙞𝙠𝙞𝙩 𝙡𝙜 𝙡𝙪𝙡𝙪𝙝𝙠𝙖𝙣 𝙢𝙖𝙢𝙖𝙝𝙣𝙮𝙖.
🤎𝙏𝙚́𝙩𝙚̇𝙝 𝙎𝙪𝙣𝙙@✿︎シ︎
𝙝𝙖𝙙𝙪𝙪𝙝𝙝 𝙠𝙙 𝙠𝙬𝙗𝙖𝙬𝙖 𝙟𝙚𝙣𝙜𝙚𝙡 𝙨𝙖𝙢𝙖 𝙀𝙫𝙖𝙣, 𝙥𝙖𝙙𝙖𝙝𝙖𝙡 𝙘𝙪𝙢𝙖 𝙗𝙖𝙘𝙖 𝙣𝙤𝙫𝙚𝙡 𝙩𝙥 𝙥𝙚𝙧𝙖𝙣𝙣𝙮𝙖 𝙃𝙖𝙪𝙧𝙖 𝙨𝙚𝙗𝙖𝙜𝙖𝙞 𝙨𝙚𝙤𝙧𝙖𝙣𝙜 𝙞𝙖𝙩𝙧𝙞 𝙥𝙡𝙞𝙨 𝙞𝙗𝙪 𝙮𝙜 𝙙𝙞𝙠𝙚𝙘𝙚𝙬𝙖𝙠𝙖𝙣 𝙨𝙪𝙖𝙢𝙞 𝙖𝙠𝙪 𝙟𝙙 𝙞𝙠𝙪𝙩2𝙖𝙣 𝙢𝙖𝙧𝙖𝙝 𝙟𝙜.𝙬𝙠𝙬𝙠𝙬𝙠𝙠...
🤎𝙏𝙚́𝙩𝙚̇𝙝 𝙎𝙪𝙣𝙙@✿︎シ︎
𝙬𝙖𝙟𝙖𝙧 𝙨𝙞𝙝 𝙥𝙖𝙥𝙖𝙝 𝙕𝙚𝙖𝙣 𝙢𝙖𝙧𝙖𝙝 𝙠𝙧𝙣 𝙮𝙜 𝙣𝙖𝙢𝙖𝙣𝙮𝙖 𝙡𝙖𝙝𝙞𝙧𝙖𝙣 𝙗𝙚𝙧𝙩𝙖𝙚𝙪𝙝 𝙣𝙮𝙖𝙬𝙖 𝙩𝙥 𝙖𝙞 𝙨𝙪𝙖𝙢𝙞 𝙜𝙖 𝙖𝙙𝙖 𝙨𝙞 𝙨𝙖𝙢𝙥𝙞𝙣𝙜𝙣𝙮𝙖 𝙝𝙖𝙣𝙮𝙖 𝙠𝙧𝙣 𝙣𝙜𝙤𝙗𝙚𝙤𝙡 𝙨𝙖𝙣𝙩𝙖𝙞 𝙙𝙜𝙣 𝙩𝙢𝙣𝙣𝙮𝙖 𝙗𝙚𝙙𝙖 𝙘𝙚𝙧𝙞𝙩𝙖 𝙠𝙖𝙡𝙖𝙪 𝙡𝙜 𝙨𝙞𝙡𝙪𝙖𝙧 𝙠𝙤𝙩𝙖/𝙥𝙪𝙡𝙖𝙪 𝙠𝙧𝙣 𝙠𝙚𝙧𝙟𝙖 𝙢𝙪𝙣𝙜𝙠𝙞𝙣 𝙢𝙖𝙖𝙞𝙝 𝙗𝙨 𝙙𝙞 𝙢𝙖𝙠𝙡𝙪𝙢𝙞.
🤎𝙏𝙚́𝙩𝙚̇𝙝 𝙎𝙪𝙣𝙙@✿︎シ︎
𝙧𝙖𝙨𝙖𝙞𝙣, 𝙢𝙜 𝙃𝙖𝙪𝙧𝙖 𝙠𝙖𝙨𝙞𝙝 𝙥𝙚𝙡𝙖𝙟𝙖𝙧𝙖𝙣 𝙩𝙪𝙝 𝙨𝙞 𝙀𝙧𝙫𝙖𝙣𝙤 𝙟𝙜𝙣 𝙙𝙞𝙠𝙖𝙨𝙞𝙝 𝙢𝙖𝙖𝙛 𝙙𝙪𝙡𝙪 𝙠𝙧𝙣 𝙨𝙪𝙙𝙖𝙝 𝙖𝙗𝙖𝙞 𝙨𝙢 𝙩𝙪𝙜𝙖𝙨𝙣𝙮𝙖 𝙨𝙚𝙗𝙖𝙜𝙖𝙞 𝙨𝙪𝙖𝙢𝙞 𝙥𝙡𝙪𝙨 𝙖𝙮𝙖𝙝 𝙖𝙞𝙖𝙜𝙖.. 𝙗𝙞𝙖𝙧 𝙠𝙖𝙥𝙤𝙠 𝙨𝙚 𝙚𝙣𝙖𝙠𝙣𝙮𝙖.
🤎𝙏𝙚́𝙩𝙚̇𝙝 𝙎𝙪𝙣𝙙@✿︎シ︎
𝙠𝙚𝙩𝙚𝙧𝙡𝙖𝙡𝙪𝙖𝙣 𝙨𝙞𝙝 𝙑𝙖𝙣𝙤 𝙞𝙖𝙩𝙧𝙞 𝙡𝙜 𝙠𝙚𝙨𝙖𝙠𝙞𝙩𝙖𝙣 𝙠𝙖𝙢𝙪 𝙜𝙖 𝙩𝙖𝙪 𝙠𝙧𝙣 𝙤𝙛𝙛 𝙝𝙥 𝙙𝙚𝙢𝙞 𝙜𝙖 𝙩𝙚𝙧𝙜𝙖𝙣𝙜𝙜𝙪 𝙬𝙖𝙠𝙩𝙪 𝙠𝙖𝙢𝙪 𝙗𝙚𝙧𝙨𝙖𝙢𝙖 𝙩𝙚𝙢𝙖𝙣𝙢𝙪.. 𝙝𝙖𝙧𝙪𝙨𝙣𝙮𝙖 𝙥𝙧𝙞𝙤𝙧𝙞𝙩𝙖𝙨𝙠𝙣 𝙞𝙖𝙩𝙧𝙞 𝙮𝙜 𝙪𝙙𝙝 𝙢𝙖𝙨𝙖 𝙝𝙥𝙡𝙣𝙮𝙖 𝙙𝙠𝙩..
🤎𝙏𝙚́𝙩𝙚̇𝙝 𝙎𝙪𝙣𝙙@✿︎シ︎
𝙝𝙖𝙙𝙪𝙪𝙝𝙝 𝙒𝙧𝙫𝙖𝙣𝙞 𝙖𝙪𝙙𝙖𝙝 𝙩𝙖𝙪 𝙞𝙨𝙩𝙧𝙞 𝙣𝙜𝙚𝙙𝙚𝙠𝙬𝙩𝙞𝙣 𝙝𝙥𝙡 𝙩𝙥 𝙝𝙥 𝙢𝙖𝙡𝙖𝙝 𝙤𝙛𝙛 𝙝𝙖𝙧𝙪𝙨𝙣𝙮𝙖 𝙠𝙖𝙡𝙖𝙪 𝙨𝙪𝙙𝙖𝙝 𝙩𝙖𝙪 𝙥𝙧𝙚𝙨𝙞𝙠𝙨𝙞 𝙙𝙧 𝙨𝙤𝙠𝙩𝙚𝙧 𝙨𝙞𝙖𝙜𝙖 𝙝𝙥 𝙖𝙠𝙩𝙞𝙛 𝙩𝙧𝙨 𝙡𝙖𝙝 𝙞𝙣𝙞 𝙗𝙞𝙠𝙞𝙣 𝙩𝙚𝙥𝙪𝙠 𝙟𝙞𝙨𝙖𝙠, 𝙠𝙖𝙢𝙪 𝙨𝙚𝙣𝙖𝙣𝙜2 𝙩𝙥 𝙞𝙖𝙩𝙧𝙞 𝙡𝙜 𝙗𝙚𝙧𝙩𝙖𝙧𝙪𝙝 𝙣𝙮𝙖𝙬𝙖 𝙨𝙚𝙢𝙞 𝙢𝙬𝙡𝙖𝙝𝙞𝙧𝙠𝙖𝙣 𝙗𝙪𝙖𝙝 𝙝𝙖𝙩𝙞 𝙠𝙖𝙡𝙖𝙞𝙣.🤦‍♀️
🤎𝙏𝙚́𝙩𝙚̇𝙝 𝙎𝙪𝙣𝙙@✿︎シ︎
𝙖𝙬𝙖𝙨 𝙩𝙖𝙧 𝙠𝙚𝙩𝙪𝙡𝙖𝙝 𝙤𝙢𝙤𝙣𝙜𝙖𝙣 𝙨𝙚𝙣𝙙𝙞𝙧𝙞 𝘼𝙗𝙞𝙢, 𝙩𝙖𝙧 𝙪𝙙𝙖𝙝 𝙣𝙞𝙠𝙖𝙝 𝙞𝙨𝙩𝙧𝙞 𝙡𝙜 𝙟𝙖𝙢𝙞𝙡 𝙥𝙖𝙖𝙩𝙞 𝙜𝙞𝙩𝙪 𝙟𝙜 𝙖𝙩𝙖𝙪 𝙢𝙪𝙣𝙜𝙠𝙞𝙣 𝙡𝙗𝙝 𝙙𝙧 𝙮𝙜 𝙀𝙫𝙖𝙣 𝙡𝙖𝙠𝙪𝙠𝙖𝙣.. 𝙗𝙪𝙠𝙖𝙣 𝙘𝙢 𝙙𝙞𝙚𝙡𝙪𝙨 𝙣 𝙙𝙞 𝙖𝙟𝙖𝙠 𝙗𝙞𝙘𝙖𝙧𝙖 𝙙𝙤𝙖𝙣𝙜 𝙩𝙥 𝙙𝙞 𝙪𝙨𝙚𝙡2 𝙟𝙜.🤭🤭
🤎𝙏𝙚́𝙩𝙚̇𝙝 𝙎𝙪𝙣𝙙@✿︎シ︎
𝙬𝙚𝙚𝙚𝙝𝙝𝙝... 𝙪𝙙𝙖𝙝 𝙣𝙪𝙢𝙥𝙪𝙠 𝙖𝙟𝙖 𝙗𝙖𝙗 𝙙𝙧 𝙨𝙚𝙠𝙞𝙖𝙣 𝙡𝙖𝙢𝙖 𝙣𝙪𝙣𝙜𝙜𝙪 𝙜𝙖 𝙩𝙖𝙪 𝙣𝙮𝙖 𝙥𝙖𝙨 𝙢𝙖𝙢𝙥𝙞𝙧 𝙣𝙤𝙫𝙚𝙡 𝙤𝙩𝙝𝙤𝙧 𝙮𝙜 𝙡𝙖𝙞𝙣 𝙪𝙙𝙖𝙝 𝙥𝙙 𝙩𝙖𝙢𝙖𝙩.🙂
aku baru
suka sekali membaca karya mb desy,,,,,terlebih tentang kisah keluarga megantara,,,,,hampir semua aq baca,,,,,tp kisah zavia ko sulit di cari yah????
Daneen Dini
bagus
Ani Kurniati
suka cerita nya
Khafa Reysha_p1 Rufaidah
bagus ceritanya
Ical Habib
bagus dn GK bosen bacanya
Ical Habib
AQ d baca duluan kisah in thorrr..KL yg Abimanyu ap judulny
Niechenie Cwekgemini Clalud'hti
jangan - jangan Sofia lesbian 🤭 maaf ya thor
Nanik Kusno
Aduuuhhhhhh.... kenapa lagi.....haid or keguguran....?
Alyanceyoumee: Assalamualaikum. Thor permisi, ikut promo ya.🙏

Hai Kak, Baca juga di novel ku yang berjudul "TABIR SEORANG ISTRI"_on going, atau "PARTING SMILE"_The End, Biar lebih mudah boleh langsung klik profil ku ya, Terimakasih 🙏
total 1 replies
Nanik Kusno
Debat random banget....🤣🤣🤣🤣🤦🤦🤦🤦🤦
Nanik Kusno
Fix..... otaknya berarti Sofia....apa tujuannya???
Nanik Kusno
Semuanya sudah berlalu.... Haura sudah bahagia juga....saling memaafkan itu lebih baik....
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!