Seorang gadis bernama Arumi terjebak satu malam di kamar hotel bersama pria asing. Tak di sangka pria itu adalah seorang CEO. Orang terkaya di kotanya. Apa yang akan Arya lakukan pada Arumi? apakah Arya akan bertanggung jawab dengan kejadian malam itu, lalu bagaimana dengan calon istri Arya setelah tahu hubungan satu malam Arya dengan Arumi. Apakah dia akan membatalkan pernikahannya dengan Arya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aina syifa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Satu kamar
"Silahkan Non, ini kamar Tuan muda. Mulai malam ini, Non Arumi bisa tidur di kamar ini bersama Tuan muda."
Arumi hanya mengangguk. Sementara Bik Ijah meletakan ransel Arumi di atas sofa.
"Ini tas Non Arumi. Non Arumi bisa tanya dulu sama Tuan muda, lemari mana yang akan Non Arumi pakai."
"Makasih ya Bik."
Setelah mengantar Arumi pulang, Bik Ijah kemudian pergi meninggalkan kamar Arya.
Arumi menatap sekeliling. Kamar Arya begitu sangat luas. Arumi tidak menyangka kalau dia bisa mendapatkan suami seperti Arya. Lelaki tampan, baik hati, dan kaya raya.
Arumi menghempaskan tubuhnya di atas sofa. Dia duduk menunggu suaminya pulang.
Hoaaam...
Mata Arumi sudah tidak bisa diajak kompromi. Akhirnya, Arumi pun tidur di sofa dengan posisi duduk.
Beberapa saat kemudian, deru mobil terdengar dari luar rumah. Arya turun dari mobilnya dan melangkah masuk ke dalam rumah. Arya naik ke lantai atas untuk ke kamarnya. Arya membuka pintu kamarnya. Dia tersenyum saat melihat Arumi.
"Kenapa Arumi tidur di sofa. Kenapa dia tidak tidur di ranjang saja," ucap Arya sembari mendekat ke arah Arumi.
Arya duduk di sisi Arumi. Dia kemudian menatap Arumi lekat.
"Gadis kecil ini, cantik juga kalau lagi tidur. Gemes banget aku melihatnya. Tetaplah menjadi istri kecilku yang baik Arumi," ucap Arya sembari membelai lembut pipi Arumi.
Arya tidak tinggal diam. Dia mengangkat tubuh Arumi dan membawanya ke atas ranjang.
"Selamat tidur Arumi. Semoga mimpi indah."
Arya bangkit dari duduknya. Setelah itu dia melepaskan jas dan dasinya. Sebelum tidur, Arya ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya. Setelah itu Arya ganti baju dan melangkah mendekati sofa. Arya kemudian berbaring di atas sofa yang ada di dekat ranjangnya.
***
Jam lima pagi, Arumi terbangun. Dia terkejut saat melihat dirinya sudah berada di atas tempat tidur Arya. Arumi diam sejenak sembari mengingat yang semalam. Semalam, Arumi duduk di sofa dan tertidur. Dan tiba-tiba, saat dia bangun dia sudah berada di atas tempat tidur Arya.
"Perasaan, semalam aku tidur di atas sofa deh. Kenapa aku jadi ada di sini, apa Mas Arya yang sudah membawaku ke ranjang," gumam Arumi.
Pandangan Arumi, tertuju ke atas sofa. Dia terkejut saat melihat Arya tidur di sofa.
Ternyata Mas Arya tidur di sofa dan membiarkan ku tidur di tempat tidurnya, batin Arumi.
Arumi turun dari ranjangnya. Setelah itu dia melangkah menghampiri Arya di sofa. Arumi kemudian menghempaskan tubuhnya dan duduk di sisi Arya tidur.
Arumi menatap lekat wajah tampan Arya. Saat tertidur, Arya memang jauh kelihatan lebih tampan. Arya jadi terlihat lebih kalem.
Seperti mimpi saja, aku bisa mendapatkan lelaki super tampan seperti ini, batin Arumi sembari terus memandangi wajah suaminya.
Arumi mengusap-usap pipi Arya. Dia juga mengusap hidung mancung Arya. Tampaknya Arumi sangat mengagumi sosok Arya suaminya.
Arumi bangkit dari duduknya. Setelah itu dia mengambil selimut dan menutupi tubuh Arya dengan selimut. Arumi akan pergi meninggalkan Arya, namun Arumi terkejut saat Arya mencekal tangannya.
"Oliv, please jangan pergi. Jangan tinggalin aku," gumam Arya dalam igauannya.
Arumi terkejut saat mendengar Arya mengiggau dan menyebut-nyebut nama Olivia.
Ternyata, Mas Arya belum bisa melupakan dokter Olivia. Apalah artinya aku ini. Aku hanya wanita pengganti yang sebenarnya tidak pernah diinginkan oleh Mas Arya. Kami juga menikah karena dipaksa keadaan. Bagaimana mungkin, Mas Arya akan mencintaiku, aku memang tidak layak untuk Mas Arya, batin Arumi.
Arumi sedih saat mengingat kalau dia hanyalah wanita pengganti Olivia. Mungkin selamanya, Arumi tidak akan pernah bisa menggantikan Olivia di hati Arya. Arumi tidak tahu, bisakah dia bertahan lama dengan pernikahannya. Bagaimana jika seandainya Olivia kembali lagi di kehidupan Arya. Apakah Arumi akan tersingkir setelahnya. Mungkinkah pernikahan Arumi dan Arya akan berakhir dengan perceraian.
Arumi menepuk-nepuk pipinya sendiri.
"Arumi, bangun Arumi, sadar. Selamanya hati Mas Arya itu milik Dokter Via. Berhentilah bermimpi. Seandainya Mas Arya nggak bisa melupakan Dokter Via, aku ingin bercerai saja dari Mas Arya. Dari pada aku hidup dengan orang yang tidak pernah mencintaiku," ucap Arumi.
Arumi melepaskan tangan Arya. Setelah itu dia pergi ke kamar mandi meninggalkan Arya. Arumi mandi untuk membersihkan tubuhnya. Selesai mandi, Arumi ganti baju. Setelah itu dia keluar dari kamar mandi. Dia terkejut saat melihat Arya sudah berdiri di depan kamar mandi.
"Mas Arya, ngapain kamu di sini?" pekik Arumi.
Arya tersenyum saat melihat istrinya.
"Aku lagi nungguin kamu. Kenapa lama sekali di kamar mandi. Aku juga mau mandi lho," ucap Arya dengan senyum manisnya.
"Aku baru ganti baju Mas," jawab Arumi.
"Kenapa ganti baju harus di kamar mandi. Kenapa nggak di kamar aja."
Arumi tersenyum.
"Aku nggak enak lah Mas, ganti baju di depan kamu tidur."
"Arumi apa yang membuat kamu nggak nyaman? Kita itu suami istri. Sudah sah dan halal. Apa lagi yang kamu takutkan."
"Sebenarnya aku nggak takut kok Mas. Aku cuma belum siap aja menjadi seorang istri. Sepertinya pernikahan kita terlalu terburu-buru. Aku kan masih kuliah. Seandainya aku nggak nikah sama kamu, setelah aku lulus, aku mau mencari kerja. Aku pengin kerja menjadi orang kantoran," jelas Arumi.
"Arumi, kamu tenang saja. Walaupun kamu sudah nikah sama aku. Aku tidak akan membatasi gerak hidup kamu. Kamu bebas melakukan apapun yang kamu mau, asal itu masih dalam kebaikan. Kalau kamu sudah lulus, kamu masih bisa kerja kok. Aku akan selalu mendukung kamu Arumi."
Arumi tersenyum.
"Benarkah?" tanya Arumi.
"Ya, lagian aku punya banyak cabang perusahaan. Kamu bisa kerja di kantor mana saja yang kamu inginkan."
"Tapi aku mau mandiri Mas. Aku nggak mau kerja di perusahaan kamu. Aku mau kerja di perusahaan orang lain saja. Karena aku nggak mau di istimewakan kalau aku kerja di perusahaan kamu."
"Terserah kamu. Aku mau mandi. Kamu tunggu di kamar ya."
Arumi mengangguk. Arya masuk ke dalam kamar mandi, sementara Arumi menunggu Arya di kamar. Arumi duduk di sisi ranjang untuk menunggu Arya mandi.
Selesai mandi, Arya tidak langsung keluar dari kamar mandi. Karena dia lupa membawa handuk. Dia kemudian menyuruh Arumi untuk mengambilkannya handuk.
"Arumi..." seru Arya dari dalam kamar mandi.
Arumi buru-buru menghampiri Arya.
"Ada apa Mas?"
"Tolong ambilkan aku handuk Arumi."
"Baik Mas."
Arumi melangkah ke kamar untuk mengambilkan suaminya handuk. Setelah itu dia melangkah kembali ke kamar mandi dengan membawa handuk.
"Mas, ini handuknya," ucap Arumi setelah dia sampai di depan kamar mandi.
Arya membuka sedikit pintu kamar mandi, dan mengambil handuk dari tangan Arumi.
"Makasih ."
"Iya Mas."