Olivia Hazelle Zerga tidak pernah bermimpi akan menjadi orang ke-tiga dalam pernikahan Atharva Kaivan Malik yang merupakan kakak dari sahabatnya.
Kekecewaan Kaivan terhadap istrinya membuat pria itu menjadikan Hazelle sebagai pelampiasan cintanya.
Hazelle yang tahu dirinya hanya dijadikan pelampiasan oleh Kaivan perlahan pergi dari hidup pria beristri itu. Apalagi saat mengetahui dirinya tengah mengandung benih Kaivan, Hazelle tidak ingin rumah tangga Kaivan dan istrinya yang kembali harmonis itu hancur karena dirinya.
"Aku mencintaimu tanpa syarat harus memilikimu, Mas." Olivia Hazelle.
Apakah Kaivan akan tahu jika Hazelle mengandung benihnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kikan dwi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 21
Penolakan Hazelle tak membuat Kaivan pasrah, pria itu paham alasan kenapa wanita cantiknya itu menolaknya. Namun Kaivan tetaplah Kaivan, apapun keinginannya pasti harus dia dapatkan.
"Kamu tahu kan, Mas tidak suka penolakan?" Walaupun Kaivan tahu alasan Hazelle menolaknya, tapi Kaivan harus bersikap egois demi putranya.
Kaivan ingin putranya mendapatkan kasih sayang penuh dari orang tuanya. Pria itu tidak ingin putranya bernasib sama seperti Hazelle yang sedari kecil kekurangan kasih sayang.
"Tapi, Mas---"
"Tidak ada tapi-tapian, kita harus menikah. Ini semua demi Arzelo."
Deg
"𝘈𝘬𝘶 𝘵𝘢𝘩𝘶 𝘒𝘢𝘮𝘶 𝘮𝘦𝘭𝘢𝘬𝘶𝘬𝘢𝘯𝘯𝘺𝘢 𝘥𝘦𝘮𝘪 𝘈𝘳𝘻𝘦𝘭𝘰. 𝘒𝘢𝘳𝘦𝘯𝘢 𝘪𝘵𝘶𝘭𝘢𝘩 𝘢𝘬𝘶 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘮𝘢𝘶 𝘮𝘦𝘯𝘪𝘬𝘢𝘩 𝘴𝘢𝘮𝘢 𝘒𝘢𝘮𝘶, 𝘔𝘢𝘴!"
Sebagai seorang wanita Hazelle juga ingin di cintai, ingin diperjuangkan seperti wanita lain. Tidak hanya terpaksa karena tanggung jawab. Karena sampai saat ini Hazelle masih berpikir jika dirinya hanya dijadikan pelampiasan saja oleh Kaivan.
"Aku akan membebaskanmu bertemu dengan Zelo kapanpun itu, Mas. Tapi tidak untuk menikah!"
Hazelle tetap kekeuh dengan keputusannya. Wanita cantik itu tidak ingin jika dirinya harus menjadi bayang-bayang Annette selama hidupnya.
Hazelle memang mencintai Kaivan, tapi Hazelle tidak ingin bodoh seperti dulu yang rela menyerahkan apapun pada Kaivan.
Hazelle mungkin egois, tapi setidaknya wanita cantik itu tidak menghalangi Kaivan bertemu putranya. Jika tujuan Kaivan menikahinya hanya karena Zelo, seharusnya itu tidak masalah.
Kaivan mengeraskan rahangnya, tangannya terkepal erat menahan amarah yang bercokol dihatinya. Tapi sebisa mungkin Kaivan tetap mengontrol emosinya, dia tidak ingin membuat Hazelle tertekan yang akan membuat wanita itu kembali pergi darinya.
"Kenapa? Apa Kamu sudah tidak mencintai Mas?" Pertanyaan itu lolos begitu saja dari mulut Kaivan.
Kaivan sangat penasaran kenapa Hazelle menolaknya. Jika itu karena Hazelle sudah tidak mencintainya lagi, apa Kaivan akan menyerah?
Hazelle menatap dalam mata pria yang sangat dicintainya itu. Perlahan Hazelle menganggukan kepalanya. "Aku sudah tidak punya perasaan apapun sama Kamu, Mas."
Kesabaran Kaivan mulai habis, dengan satu tarikan tangannya Kaivan berhasil membuat Hazelle terlentang di sofa.
Wanita cantik itu mengerjapkan matanya saat Kaivan menguncinya dengan posisi pria itu berada di atasnya.
Cup
Satu kecupan mendarat di bibir Hazelle. Kaivan menyeringai saat wanita cantiknya itu melebarkan bola matanya. Ekspresi itu mengingatkan Kaivan pada awal-awal hubungan terlarang nya dengan Hazelle dulu.
"Aku tahu Kamu masih mencintai aku, Sayang." Kaivan sangat yakin apalagi tatapan Hazelle menyiratkan kerinduan yang sama dengannya. "Sekarang cepat katakan kenapa Kamu menolak ku? Atau aku akan melakukan lebih dari ini!"
Ancaman Kaivan berhasil membuat Hazelle menelan kuat salivanya. Di usia matangnya, Kaivan memiliki tubuh yang semakin kekar dan gagah. Hazelle membayangkan jika Kaivan kembali menggagahi nya seperti dulu.
"𝘈𝘴𝘵𝘢𝘨𝘢 𝘢𝘬𝘶 𝘴𝘶𝘥𝘢𝘩 𝘨𝘪𝘭𝘢! 𝘉𝘪𝘴𝘢-𝘣𝘪𝘴𝘢𝘯𝘺𝘢 𝘢𝘬𝘶 𝘣𝘦𝘳𝘱𝘪𝘬𝘪𝘳𝘢𝘯 𝘮𝘦𝘴𝘶𝘮 𝘴𝘦𝘱𝘦𝘳𝘵𝘪 𝘪𝘯𝘪."
Hazelle merutuki pikiran bodohnya. Wanita cantik itu menggelengkan kepalanya berulang-ulang.
Tingkah menggemaskan Hazelle itu membuat Kaivan semakin menyeringai, pria itu yakin pasti wanita cantiknya itu sedang membayangkan sesuatu.
"Sepertinya Kamu lebih memilih untuk dieksekusi?" Kaivan kembali mendekatkan wajahnya, namun sebelum bibirnya kembali menyentuh bibir Hazelle, wanita cantiknya itu sudah lebih dulu mengatakan sesuatu yang justru membuat Kaivan semakin kesal.
"Aku tidak mau menikah denganmu, karena aku tidak mau selamanya terjebak dengan perasaan palsu ini. Jika tujuanmu menikah denganku hanya untuk tanggung jawab, Kamu bisa bertanggungjawab tanpa harus menikahiku."
Kaivan mengeraskan rahangnya, posisinya yang masih berada di atas Hazelle membuat Kaivan leluasa menatap wajah wanitanya.
"Perasaan palsu? Jadi Kamu menganggap perasaanku sama Kamu itu bohong, begitu?"
"Memang iya, kan? Jangan Kamu pikir aku gak tahu, selama ini Kamu hanya menganggapku pelampiasan."
Deg
Kaivan tertegun. "𝘑𝘢𝘥𝘪 𝘴𝘦𝘭𝘢𝘮𝘢 𝘪𝘯𝘪 𝘏𝘢𝘻𝘦𝘭𝘭𝘦 𝘵𝘢𝘩𝘶?" Awalnya Kaivan memang menjadikan Hazelle sebagai pelampiasannya, sebelum akhirnya Kaivan terjebak dengan permainannya sendiri.
Hazelle memanfaatkan keadaan Kaivan yang lengah karena memikirkan ucapannya. Wanita cantik itu berhasil menyingkirkan tubuh Kaivan dengan satu kali dorongan.
"Hazelle, Mas bisa jelasin---"
"Aku tidak mau mendengar penjelasan apapun! Kita sudah selesai, Mas. Dan mulai sekarang, pembicaraan kita hanya tentang Zelo," ucap Hazelle dengan tegas. Wanita cantik itu menjeda sebentar ucapannya. "Aku janji tidak akan menghalangimu bertemu dengan Zelo kapanpun itu. Karena sama seperti mu, aku juga tidak ingin Zelo bernasib sama sepertiku!"
Setelah mengucapkan kalimat panjang lebarnya, Hazelle pergi dari apartemen Kaivan, meninggalkan Kaivan yang memaku di tempatnya. Beruntung saja Kaivan tidak mengunci pintunya, membuat Hazelle dengan mudah melarikan diri dari tempat itu.
"Sial! Hazelle tunggu!" Kaivan tersadar dari lamunannya saat menyadari Hazelle sudah tidak ada di hadapannya.
Brugh
"Awwssshhhh!
"Maaf aku tidak sengaja."
Karena terburu-buru Hazelle tidak sengaja menabrak seseorang.
"Kalau jalan pakai mata!" Maki seseorang yang tidak sengaja Hazelle tabrak.
"Maaf, aku----"
Deg
"Kamu!" Wanita itu menatap Hazelle dengan tatapan penuh kebencian. "Dasar pelakor!" Umpat nya.
Hazelle hanya memaku di tempatnya saat menyadari seseorang yang dia tabrak adalah mantan istri Kaivan. Berbagai spekulasi pun muncul dalam pikirannya.
"𝘑𝘢𝘥𝘪, 𝘮𝘦𝘳𝘦𝘬𝘢 𝘮𝘢𝘴𝘪𝘩 𝘣𝘦𝘳𝘩𝘶𝘣𝘶𝘯𝘨𝘢𝘯? 𝘚𝘦𝘱𝘦𝘳𝘵𝘪𝘯𝘺𝘢 𝘒𝘦𝘱𝘶𝘵𝘶𝘴𝘢𝘯𝘬𝘶 𝘴𝘶𝘥𝘢𝘩 𝘣𝘦𝘯𝘢𝘳. 𝘈𝘬𝘶 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘮𝘢𝘶 𝘴𝘦𝘭𝘢𝘮𝘢𝘯𝘺𝘢 𝘩𝘪𝘥𝘶𝘱 𝘥𝘢𝘭𝘢𝘮 𝘬𝘦𝘣𝘰𝘥𝘰𝘩𝘢𝘯."
Sementara itu Kaivan melebarkan bola matanya begitu melihat seseorang yang sangat dia kenal tengah memaki wanita cantiknya dengan kasar.
"Kamu puas kan sekarang, gara-gara Kamu rumah tangga ku dan Mas Kaivan berantakan!"
"Mbak---"
"Sekarang aku tidak akan membiarkan Kamu lolos lagi setelah berhasil menghancurkan hidupku!"
Wanita itu melayangkan tangannya hendak menampar Hazelle, namun Kaivan yang melihatnya berhasil menahan tangan mantan istrinya itu sebelum mengenai pipi mulus Hazelle.
"Jangan berani menyentuhnya, atau Kamu akan tahu akibatnya!" Kaivan mencengkeram erat tangan mantan istrinya itu sebelum kemudian menghempaskan nya dengan kasar.
"Kamu kasar sekali, Mas! Apa karena ada pelakor ini, Kamu kasar sama aku?" Annette meringis mengusap tangan bekas cengkraman Kaivan. Matanya mendelik tidak suka pada Kaivan yang terang-terangan membela Hazelle."Padahal kemarin-kemarin Kamu manis banget sama aku."
Wanita itu menatap Kaivan dengan ekspresi penuh kesedihan. Berbeda sekali dengan tatapannya pada Hazelle yang penuh kebencian.
"Apa yang Kamu bicarakan?" Kaivan sangat geram dengan sikap Annette yang sengaja ingin merusak hubungannya dengan Hazelle. Ingin sekali pria itu menampar mulut kurang ajar mantan istrinya.
Namun Kaivan tidak ingin mengotori tangannya hanya untuk menyumpal mulut sampah mantan istrinya.
Sementara itu, dengan perasaan kesalnya Hazelle pergi meninggalkan mantan pasangan suami istri yang tengah berseteru itu. Hazelle tidak ingin melihat lebih jauh lagi drama memuakkan yang sedang terjadi.
"Hazelle, tunggu!" Melihat Hazelle pergi, Kaivan pun lebih memilih untuk mengejar Hazelle daripada meladeni drama murahan mantan istrinya.
"𝘒𝘢𝘮𝘶 𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘮𝘦𝘯𝘺𝘦𝘴𝘢𝘭, 𝘬𝘢𝘳𝘦𝘯𝘢 𝘴𝘶𝘥𝘢𝘩 𝘣𝘦𝘳𝘢𝘯𝘪 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘶𝘴𝘪𝘬 𝘬𝘶!" Dalam hati Kaivan berjanji akan memberikan pelajaran pada Annette karena sudah kembali mengusik hidupnya.
Seringai muncul di wajah Annette saat melihat kepanikan Kaivan. Ditambah lagi Hazelle yang tidak mengindahkan ucapan Kaivan. Wanita itu yakin pasti Kaivan dan Hazelle akan bertengkar.
"𝘓𝘪𝘩𝘢𝘵 𝘴𝘢𝘫𝘢, 𝘢𝘬𝘶 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘮𝘦𝘮𝘣𝘪𝘢𝘳𝘬𝘢𝘯 𝘬𝘢𝘭𝘪𝘢𝘯 𝘩𝘪𝘥𝘶𝘱 𝘵𝘦𝘯𝘢𝘯𝘨 𝘢𝘱𝘢𝘭𝘢𝘨𝘪 𝘣𝘢𝘩𝘢𝘨𝘪𝘢 𝘴𝘦𝘵𝘦𝘭𝘢𝘩 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘩𝘢𝘯𝘤𝘶𝘳𝘬𝘢𝘯 𝘩𝘪𝘥𝘶𝘱𝘬𝘶!"
𝘛𝘰 𝘣𝘦 𝘤𝘰𝘯𝘵𝘪𝘯𝘶𝘦𝘥
ini kotorrr sekali fantasinya 😭😭😭
saudara sendiri 😭😭😭
bikin salah paham aja 🤣🤣
bilang tidak tapi iya