Seorang pria yang mendapat warisan leluhur setelah diceraikan oleh istrinya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon aiza041221, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
12
Setelah mendapatkan persetujuan dari Mona, Suparman langsung memakan buah semangka yang Mona bawa sembari dia terus mencangkul sawah Mona dengan cangkul bengkok miliknya.
Mona yang tidak menyangka sawahnya akan digarap oleh Suparman hanya bisa berusaha keras untuk menahan diri agar tidak mengeluarkan suara suara merdunya, dia begitu terpesona dengan keahlian Suparman mengayunkan cangkulnya yang bengkok.
" Aku hampir selesai, Man!" bisik Mona dengan suara bergetar.
" Sabar, Mona. Aku juga hampir selesai, sebentar lagi kita bisa istirahat bersama," balas Suparman sambil mempercepat ayunan cangkulnya.
Tidak berselang lama Setelah Suparman mempercepat gerakannya mencangkul sawah Mona, keduanya pun menyelesaikan aktivitas mereka setelah mencapai puncak kebahagiaan, keduanya tersenyum puas setelah bekerja keras hingga keringat membasahi tubuh mereka.
" Mon, maaf, tadi aku terburu-buru dan tidak sempat menarik cangkulku, apa tidak masalah kalau aku keluarkan di dalam?" tanya Suparman sambil berbaring di samping Mona.
" Tidak masalah, Man. Sawahku memang tidak sedang subur, dan rasanya lebih enak begitu. Kamu memang hebat dalam mengolah sawah," balas Mona sambil tersenyum penuh makna.
" Man, menurutmu apa aku harus menerima lamaran dari Sarmin, walaupun aku tau dia sangat mencintaiku tetapi aku juga sebenarnya mencintaimu." lanjut Mona sambil memeluk tubuh kekar suparman.
" Mon, aku menyembuhkan penyakit yang kamu derita karena ingin membantu Sarmin untuk mendapatkanmu, aku tau kamu tidak percaya diri dan menolak lamarannya karena penyakitmu, jangan hanya karena penyakitmu sudah sembuh kamu jadi berpikir lain." balas Suparman sambil tersenyum manis kepada Mona.
" Hufffftttt, sepertinya kamu benar Man? tadinya aku datang kemari memang untuk meminta saran dan pendapat kamu, apakah Sarmin bisa menerima kenyataan jika mengetahui penyakitku, kenapa begitu aku sembuh aku langsung lupa diri. Terima kasih atas nasehatnya Man? kalau begitu aku balik dulu ya? sudah cukup malam." ujar Mona sambil melirik jam dinding dikamar Suparman yang menunjukkan pukul sepuluh malam.
" Sama-sama Mona, aku sangat yakin kalau kamu dan Sarmin akan bahagia, karna bagimanapun aku sangat tau kalau Sarmin begitu mencintaimu." balas Suparman sambil tersenyum santai.
Mona hanya mengangguk tanda setuju, diapun menyadari bahwa Sarmin sangat mencintainya, setelah mengecup bibir suparman sejenak ia langsung bangkit dan berjalan menuju cermin yang berada di lemari pakaian Suparman.
" Hehehehehehehe.. aku tidak menyangka jika panuku yang sudah aku derita selama sepuluh tahun kini sudah sembuh total Man? Aku sekarang merasa mirip seperti penyanyi dangdut duo serigala yang terkenal dengan keahlian goyang dribelnya." seru Mona sambil menggoyangkan buah semangka super yang dia bawa.
Suparman hanya tersenyum melihat tingkah Mona. Gerakan naik turun buah semangka yang Mona pegang membuat Suparman kembali bersemangat. Menyadari hal itu, Mona langsung memutar tubuhnya dan membungkuk sambil memegang kedua sisi lemari.
" Ayo, Man. Aku berikan bonus untukmu," bisik Mona dengan senyum penuh arti.
Tanpa banyak bicara, Suparman segera bangkit dan menghampiri Mona, dengan semangat yang membara, Suparman kembali mencangkul sawah milik Mona. Keduanya bekerja sama dengan sangat kompak, sehingga kembali merasakan puncak kebahagiaan.
Setelah itu, Mona yang melihat jam dinding menunjukkan hampir pukul setengah sebelas malam, segera bergegas mengenakan pakaiannya. Setelah berpakaian, dia mendekati Suparman dan mengecup bibirnya lembut.
" Terima kasih untuk malam yang sangat menyenangkan, Man. Kalau kamu ingin lagi, hubungi saja aku. Aku akan selalu siap jika kamu ingin mencangkul sawahku lagi. Aku harus pulang sekarang," bisik Mona sambil berjalan keluar dari kamar Suparman.
Suparman hanya terdiam tanpa mengikuti Mona, dia sedang kebingungan sebab saat ini kolor saktinya yang terkena cairan dari sawah milik Mona, sedang mengeluarkan cahaya yang membentuk gambar bendera negara Hongkong dengan angka 073 di tengahnya.
Suparman sangat yakin jika cahaya dan gambar yang keluar dari kolor saktinya hanya bisa dilihat oleh matanya, karna gambar itu sudah keluar sebelum dia kembali mencangkul sawah Mona untuk yang kedua kalinya.
Suparman yang memang sering memasang togel online sebelum menikah, tentu tidak asing dengan angka tersebut, yang dia pikirkan kenapa kolor saktinya bisa mengeluarkan nomor togel setelah terkena cairan dari sawah Mona
Suparman yang menyadari bahwa dirinya tidak memiliki banyak waktu lagi, karna jam di dinding sudah menunjukkan pukul setengah sebelas malam lebih segera mengambil ponselnya dan langsung membuka mobile banking miliknya.
Suparman hanya bisa menghela nafas panjang saat melihat saldo rekening miliknya yang hanya tersisa seratus lima puluh ribu, dia memang selama menikah sangat jarang menabung di bank. Karena hampir semua hasil kerjanya dia berikan kepada mantan istrinya.
' Hufffftttt, hanya bisa depo seratus ribu, tapi tidak apa-apa, lumayan masih bisa dapat tiga puluh lima juta, aku sangat yakin sebentar lagi aku akan menjadi kaya raya, setelah aku tau fungsi lainnya dari kolor sakti peninggalan leluhur Suparmin.' gumam Suparman sambil mentransfer uang sebanyak seratus ribu untuk depo.
Setelah depo selesai, Suparman langsung membuka aplikasi togel online miliknya dan dengan penuh percaya diri, ia langsung memasang nomor 073 sesuai dengan yang di berikan kolor saktinya sebanyak seratus ribu.
" Masalah kekurangan uang sudah teratasi, sekarang waktunya untuk membalas keluarga Saputra," ucap Suparman sambil tersenyum sinis.
Tanpa buang waktu, ia segera mengenakan celana dan sweater hoodie berwarna hitam, serta masker hitam. Setelah siap, Suparman beranjak ke belakang rumah.
Di sana, dia langsung memikirkan bahwa kolor sakti yang dia kenakan, bisa membuatnya menghilang dan terbang seperti Superman yang dia lihat di film.
Setelah beberapa saat dan menyadari jika kekuatan kolor saktinya sudah bekerja sesuai keinginannya, Suparman langsung mengambil posisi seperti Superman yang sedang terbang.
Secara ajaib Suparman langsung melesat ke udara dengan kecepatan cukup tinggi, walaupun awalnya cukup kesulitan untuk mengontrol kekuatannya, namun secara perlahan Suparman mulai terbiasa dengan kekuatan yang dikeluarkan oleh kolor sakitnya.
Dengan penuh semangat Suparman langsung menuju kediaman keluarga Saputra, dia sudah tidak sabar untuk membuat perhitungan dengan mereka karena telah terus menerus mengusiknya.
Suparman tidak memerlukan waktu lama untuk sampai di kediaman keluarga Saputra. Karena pernah akrab dengan Robbi semasa SMA, ia sudah beberapa kali berkunjung ke sana.
' hufttt, ternyata penjagaan sekarang jauh lebih ketat daripada dulu, sepertinya keluarga Saputra sudah berkembang pesat.' batin Suparman, mengamati banyaknya penjaga di kediaman tersebut.
Tanpa ingin membuang waktu lebih lanjut, Suparman langsung berjalan masuk ke kediaman keluarga Saputra dengan santai. Beruntung, ada pesta di taman belakang untuk menyambut kesembuhan kepala keluarga yang baru saja pulih dari sakitnya, sehingga memudahkan Suparman untuk mengakses bagian utama kediaman tersebut.
" Kalian sekarang boleh bersenang-senang dengan kesembuhan kepala keluarga kalian, tetapi sebentar lagi aku jamin kalian akan menangis. Salahkan diri kalian sendiri yang terus menerus mengusikku." gumam Suparman sambil tersenyum penuh arti.
Suparman dengan santai langsung berjalan menuju ke sebuah ruangan yang dulu pernah dipamerkan Robbi kepadanya, sebagai ruang tempat penyimpanan harta berharga milik keluarga Saputra.
Begitu tiba di depan ruangan yang memiliki pintu besi hitam itu, Suparman langsung memikirkan jika kolor sakti yang dia pakai bisa membuatnya menembus dinding ruangan di hadapannya.
' wahhhh.. aku sudah seperti tuyul saja bisa menembus dinding.' batin Suparman dengan antusias saat dirinya sudah berada diruangan tempat penyimpanan harta milik keluarga Saputra.
Mata Suparman langsung berbinar saat melihat tumpukan uang tunai di ruangan tersebut. Namun, dia segera menggelengkan kepala saat menyadari banyaknya barang terlarang di sana.
" Huff, ternyata mereka cepat kaya karena menjual barang terlarang," gumamnya. "Lebih baik aku musnahkan semua barang ini agar tidak merusak masa depan Bangsa." ujar Suparman dengan senyum liciknya.
Sebelum memusnahkan barang terlarang yang ada di ruangan tersebut, Suparman terlebih dahulu mengambil sebuah koper besar yang berada di sudut ruangan, dia langsung mengeluarkan dokumen yang berada di dalam koper dan mulai mengisi koper tersebut dengan uang tunai yang ada diruangan tersebut.
" Ini sebagai kompensasi karena mereka tidak mau membayar ginsengku dengan cara yang benar. Terpaksa, aku harus membuat mereka membayar dengan caraku." ujar Suparman sambil tersenyum lebar saat melihat koper besar dihadapannya kini sudah penuh dengan uang.
Saat dia berniat untuk segera menyudahi aksinya, tiba-tiba mata Suparman melirik kearah sebuah brangkas besar, dengan kemampuan kolor saktinya Suparman dapat mengetahui jika brangkas tersebut berisi emas batangan.
" Hehehehehehehe, sepertinya bukan hanya hanya aku saja yang untung, tetapi Caroline juga mendapatkan untung dari misiku kali ini." ujar Suparman sambil tersenyum penuh arti.
Begitu mengetahui kalau isi brangkas besar itu adalah emas batangan, Suparman langsung memiliki rencana tersendiri dengan emas batangan tersebut.
Tanpa membuang waktu lagi, diapun kembali mengambil sebuah koper besar lalu segera mengeluarkan isinya, dengan penuh semangat Suparman langsung menggunakan kolor saktinya untuk membuka brangkat besar tersebut.
Hanya dalam sekejap mata, Suparman sudah berhasil membuka brangkas tersebut, dia dengan cepat langsung memenuhi koper besar di tangannya dengan emas batangan yang masing-masing memiliki berat satu kg.
" Hufffftttt, akhirnya panen besar, Robbi Saputra, salahkan dirimu yang terus memprovokasiku, kamu dari dulu selalu ingin lebih unggul dariku tetapi kamu tidak akan bisa mengalahkanku." ujar Suparman sambil tersenyum lebar.
Dengan dua koper besar di tangannya, Suparman menghampiri tumpukan barang terlarang yang berlimpah di ruangan itu. Dengan cekatan, ia mengumpulkan beberapa barang mudah terbakar dan meletakkannya di atas tumpukan barang terlarang tersebut.
" Keluarga Saputra, kalian yang mengusik Suparman," ujar Suparman sambil menyalakan sebatang rokok.
Setelah rokoknya menyala, ia melempar korek api yang masih menyala ke tumpukan barang terlarang di depannya. Dan dalam perlahan api langsung membakar barang terlarang yang ada di ruangan tersebut.
Setelah memastikan api tidak akan padam, Suparman langsung membawa dua koper besar menuju jendela, seperti sebelumnya dengan kekuatan kolor saktinya, dia dengan mudah keluar dari ruang penyimpanan harta milik keluarga Saputra.
Setelah berada di balkon ruangan tersebut, dengan kekuatan kolor saktinya Suparman langsung terbang kembali menuju desanya, dia sudah tidak peduli lagi dengan apa yang terjadi di kediaman keluarga Saputra.
Tak membutuhkan waktu lama bagi Suparman untuk tiba didesanya, Suparman tidak langsung kembali kerumahnya melainkan menuju air terjun yang berada di tengah hutan.
Ditengah gelapnya malam, Suparman langsung mengeluarkan emas batangan dari koper dan langsung menaruhnya di bawah air terjun, setelah menandai lokasi tempat emasnya berada dan memastikan bahwa emas batangan itu tidak hanyut terbawa arus, Suparman langsung kembali kerumahnya.
Begitu tiba dirumahnya dan menyimpan koper berisi uang di tempat yang paling aman dirumahnya, Suparman langsung tertidur lelap akibat terlalu lelah, bahkan dia sampai melupakan nomor togel yang dia pasang.