Area 21+
Anak di bawah umur dilarang mendekat.
Tentang Bianca yang memendam perasaan cinta terhadap Alexander Valentino sahabat kakaknya. Ia rela dijadikan partner di atas ranjang bagi pria itu meski ia tau hati Alex begitu kuat berpaut pada kekasih yang sangat dicintainya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Noah Arrayan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 28
"Kalian mau ke mana?" Tanya Alex saat melihat Bella dan Brian berjalan keluar.
"Tau ni anak bawel banget, pengen nikmatin pemandangan malam tempat ini" Ucap Brian sewot.
"Bian berduaan aja di dalam sama Andre?" Alex tak bisa menyembunyikan kegusaran nya.
"Kak Andre nemenin Bian makan, bukan ngelakuin hal yang macam-macam" timpal Bella yang membuat Alex berdecak kesal.
"Bisa saja Andre mencuri kesempatan karena nggak ada yang jagain Bian" Alex akan masuk ke dalam namun Salsa menarik tangan nya.
"Kamu apaan sich babe, Brian yang abang kandungnya aja oke. Kok kamu malah berlebihan banget kayak gini" Ucap Salsa sewot. Alex terpaku sejenak, benarkah ia berlebihan. Ia menatap pada Brian yang juga menatap padanya.
"Gue juga khawatir, tapi ni anak maksa banget lex, jadi gue terpaksa ninggalin mereka berdua" sikap cemas yang Brian tunjukkan membuat Alex lega, Setidaknya hal ini bisa sedikit mengurangi kecurigaan Salsa.
"Uda dong bang, Bian bukan anak kecil lagi. Ayolah" Bella menarik Brian, dan pria itu terpaksa mengikutinya.
"Titip adek gue lex, gue nemenin bocah cerewet ini dulu" teriak Brian. Alex mengangguk dan mengacungkan jempolnya pada sahabatnya tersebut.
"Ke dalam yuk, aku nggak mau Andre ngapa-ngapain Bian" pergerakan Alex kembali terhenti karena Salsa menahan nya.
"Aku jadi makin berfikir kalo kamu cemburu sama kedekatan mereka babe. Nggak segitunya kalo cuma karena rasa tanggung jawab kepada seorang adik" Ucap Salsa dengan tatapan tajam.
"Ya ampun babe, aku nggak cemburu. Aku cuma khawatir Bianca termakan rayuan Andre. Aku takut Bianca cuma dipermainkan" Kilah Alex. Tatapan intimidasi dari Salsa membuatnya sedikit menciut
"Mereka sudah sama-sama dewasa. Bianca pasti bisa menjaga dirinya dengan baik. Lagipula aku lihat Andre bukan tipe pria brengsek yang akan memanfaatkan perempuan" Alex merasa tertohok oleh ucapan kekasih nya. Nyatanya ia sendiri pria brengsek itu, memanfaatkan perasaan Bianca pada nya dan menikmati tubuh gadis itu untuk memuaskan hasrat nya.
"Udahlah babe, kasih kesempatan mereka untuk saling mendalami perasaan mereka. Aku juga butuh kamu, jangan Bianca aja yang difikirin" ucap Salsa kemudian dengan suara yang dibuat sedih.
Alex benar-benar merasa serba salah, wajah kesal Salsa serta raut penuh permohonan itu membuatnya tak bisa beranjak. Namun otaknya dipenuhi oleh fikiran buruk tentang apa yang tengah Andre dan Bianca lakukan di dalam sana. Otaknya terasa hampir pecah. Ia begitu kalut hingga tak menyadari Salsa telah merapatkan tubuh pada Nya. Salsa kemudian mengalungkan tangan nya pada leher Alex.
"Aku kangen kamu babe, kamu sering mengabaikan ku akhir-akhir ini. Bahkan kamu juga sudah tak pernah mencium ku lagi, aku seperti kehilangan Alex ku" bisik gadis itu lembut dengan mata yang menatap dalan pada Alex.
Pria itu terpaku, benar apa yang Salsa bilang. Akhir-akhir ini ia sering mengabaikan Salsa, bahkan saat mereka berduaan pun otaknya seringkali memikirkan Bianca. Hingga saat akan bermesraan pun ia tak bisa, bayangan Bianca membuatnya tak bisa menyentuh Salsa. Ada semacam rasa bersalah pada Bian andai ia menyentuh gadis lain selain dirinya.
"Maaf, kalau kamu merasa diabaikan babe. Aku tak bermaksud, hanya saja aku terlalu banyak pekerjaan akhir-akhir ini" Bohong Alex.
Salsa menyunggingkan senyum nya
"Nggak apa-apa sayang, kamu bisa menebus kesalahan kamu itu malam ini. Tolong obati rindu ku yang sudah lama tidak merasakan sentuhan bibir kamu" Goda Salsa dengan kalimat sensual untuk memancing Alex.
Salsa memejamkan matanya dengan bibir sedikit membuka. Terlihat seksi dan sensual, sengaja mengundang hasrat pria itu.
Alex mendekatkan wajahnya, sepertinya ia memang harus menebus kesalahan nya, bukan kah ia begitu mencintai Salsa? dan Salsa adalah kekasihnya. Tentu saja ia harus menuruti keinginan kekasihnya ini. Lagi pula dulu kegiatan ini begitu menyenangkan bagi nya meski hanya sebatas berciuman.
Saat semakin dekat jantung Alex berdetak, ia mengeram dan merasa frustasi saat ia malah membayangkan Bianca, senyum dan tatapan kesedihan gadis itu membuat Pergolakan batin. Apakah ia harus melakukan ini pada Salsa atau menghentikan nya, ia tak berdaya saat merasakan ngilu di hatinya membayangkan raut kecewa di wajah Bianca. Hal ini selalu terjadi tiap kali ia akan mencumbu Salsa.
Namun jika ia berhenti maka Salsa akan kecewa. Alex menguatkan hatinya, berusaha mengusir bayangan Bianca. Ia memejamkan matanya. Saat bibirnya berhasil menyentuh bibir Salsa ia segera melepaskan tanpa sempat menyesapnya saat mendengar suara benda jatuh.
"Ma-maaf" Suara Bianca membuat Alex menoleh cepat ke arah gadis itu, tampak Bianca dan Andre tengah memunguti kaca gelas yang pecah. Bianca memunguti kaca tersebut sambil memandang ke arah Alex yang tampak tercekat menyadari keberadaan nya, terlebih raut kesedihan tak bisa Bianca sembunyikan.
"Aww" Bianca meringis saat tangan nya tergores karena ia tak fokus melihat pecahan kaca itu.
Alex akan berlari mendekat namun dadanya seakan ingin meledak saat dengan sigap Andre meraih tangan Bianca yang berdarah lalu tanpa ragu memasukkan ke dalam mulut dan menghisap nya.
"Hati-hati Bi, biar kakak saja yang membereskan nya" Andre mengusap rambut Bianca, hal itu semakin membuat otak dan darah Alex mendidih, mungkin ia akan menghajar Andre andai ia tak merasakan Salsa memegang tangan nya.
"Kak Salsa maaf mengganggu Bian dan Andre nggak sengaja lihat " Ucap Bianca terlihat merasa bersalah. Tidakkah gadis itu tahu hati Alex dilanda kecemasan dan amarah yang saling berlomba menguasai dirinya. Ia cemas karena Bianca memergokinya yang sedang berciuman meski bibir nya dan Salsa hanya menempel. Dan amarah karena melihat perhatian Andre pada Bian, Ia tidak suka.
"Iya nggak apa-apa" Salsa menyeringai, ia juga merasa malu karena tertangkap basah tengah bermesraan.
"Kamu duluan aja ke sana nya ya, kakak buatin lagi coklat panas nya" Ucap Andre yang telah selesai membereskan pecahan gelas. Ia telah lebih dulu meletakkan cokelat panas miliknya di bangku santai di sisi lain teras Villa itu.
"Iya kak" Ucap Bian, lalu gadis itu berbalik ke arah Salsa dan Alex yang masih terlihat salah tingkah.
"Beneran ya kak, Bian minta maaf. Bian permisi ke sana dulu. Janji nanti Bian sama kak Andre nggak akan menoleh ke arah sini" Bian tersenyum lalu berbalik ke tempat yang Andre maksud, letak nya tak terlalu jauh dari posisi Bianca dan Alex duduk. Bahkan Alex masih bisa melihat dengan jelas gerak gerik gadis itu. Bianca tampak termangu dengan pandangan kosong ke depan.
Hal itu sukses membuat Alex tak nyaman, ia tahu Bianca pasti tengah menahan sedih karena melihat kemesraan nya dengan Salsa. Dan ia sangat merasa bersalah.
🍁🍁🍁🍁