NovelToon NovelToon
Married To Kakak Ipar

Married To Kakak Ipar

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta Seiring Waktu / Ibu Mertua Kejam
Popularitas:3.7k
Nilai: 5
Nama Author: Mommy Shine

Almira Sadika, terpaksa harus memenuhi permintaan kakak perempuannya untuk menjadi madunya, istri kedua untuk suaminya karena satu alasan yang tak bisa Almira untuk menolaknya.

Bagaimana perjalanan kisah Rumah tangga yang akan dijalani Almira kedepannya? Yuk, ikuti terus kisahnya hanya di sini.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mommy Shine, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 21

Almira reflek berbalik badan ketika namanya dipanggil.

"Ditto??" ucapnya kala mendapati sosok Ditto di sana.

"Ya, ini a__"

Ditto berucap sembari berjalan mendekati Almira. Akan tetapi, sebelum ia menyelesaikan kalimatnya, Almira dengan tiba-tiba menghambur dalam pelukannya, membuat Ditto yang tak pernah menduga akan mendapat perlakuan tersebut dari Almira, wanita yang selama ini disukainya hanya bisa terdiam mematung di tempat.

Sementara Almira, dia yang sedari tadi berusaha tetap tegar dan bertekad tak akan lagi meneteskan air mata, akhirnya runtuh juga seiring dengan kedatangan Ditto di sana. Setegar-tegarnya Almira beberapa saat lalu, sempat terbesit pikiran negatif yang mungkin akan merugikannya dimasa mendatang. Ya, Almira sempat berpikir ingin mengakhiri hidupnya. Berpikir akan menyusul kebahagiaannya, menyusul orang-orang yang pergi meninggalkannya, menyusul orang-orang yang dicintainya.

Dalam pelukan Ditto, Almira menangis sejadi-jadinya yang sesekali terdengar suara sesenggukan di sela-sela tangisnya. Almira tak mengucapkan sepatah kata pun, hanya menangis dan terus menangis dan Ditto tak menghentikan maupun bertanya kenapa dengan Almira. Biarlah, biarkan Almira menangis sepuasnya hingga dirinya merasa lega, pikir Ditto kala otaknya kembali merespon setelah beberapa saat lalu serasa membeku.

Almira tahu, jika perbuatannya kali ini tidaklah pantas. Selain saat ini Almira berada di tempat umum, Almira adalah wanita yang bersuami. Bersuami?? Masihkah Almira menyandang status tersebut? Entahlah, Almira tak tahu. Yang Almira ketahui saat ini dirinya memerlukan bahu seseorang untuk menopang tubuhnya yang saat ini terasa sangat rapuh. Walau hanya sesaat, Almira ingin bahu yang saat ini menjadi penopangnya bisa menghilangkan beban yang saat ini dipikulnya sendiri, walau hanya sedikit saja.

Ketika merasakan adanya pergerakan dari dalam perutnya, barulah Almira menyadarkan diri dan segera mengurai pelukannya dari Ditto.

Sementara Ditto, yang Ditto rasakan ketika Almira mengurai pelukannya adalah... Kehilangan. Ya, Ditto merasa seperti ada sesuatu yang hilang dari sebagian dirinya ketika Almira menjauhkan diri dari dirinya. Akan tetapi Ditto pun segera menyadarkan diri jika semua ini tidaklah se-instan itu. Bisa jadi, bersabar adalah kuncinya. Bersabar akan membuahkan hasil nantinya, batin Ditto.

"Maaf," ucap Almira.

"Its oke, tak masalah," ucap Ditto dengan cepat seraya tersenyum hangat.

"Tapi kemeja mu..." tunjuk Almira ke arah kemeja yang Ditto kenakan telah basah oleh air mata di bekas Almira menyenderkan kepalanya tadi.

Ditto pun reflek menunduk menatap arah yang ditunjuk Almira. Ditto pun tersenyum dan kembali berucap, "Tak masalah, lagi pula aku membawa baju ganti di mobil," sembari menunjuk ke arah parkiran mobil yang tersedia di taman tersebut.

***

"Jadi, apa yang akan Kau lakukan setelah ini?" tanya Ditto sembari menyesap minuman yang beberapa saat lalu di belinya di salah satu kedai yang ada di taman tersebut.

"Aku akan pulang," jawab Almira dengan senyum getir yang terukir di bibirnya. "Oh ya, BTW.. Thanks ya minumannya," lanjutnya sembari mengangkat minuman yang di saat ini dipegangnya.

"Sama-sama," balas Ditto seraya ikut duduk di bangku taman yang sama dengan yang di duduki Almira. "Apa rencanamu kedepannya?" lanjutnya dengan bertanya.

"Entahlah, aku juga tak tahu. Ini semua sangat begitu tiba-tiba bagiku," jawab Almira. "Aku berharap ini semua hanyalah sebuah mimpi buruk untukku dan begitu aku terbangun nanti, semuanya akan baik-baik saja. Semuanya akan kembali normal," lanjutnya. "Huuuft... Tapi nyatanya, ini semua adalah kenyataan yang begitu sangat sulit untuk aku terima. Ini terlalu tiba-tiba, Ditto. Dan aku sepertinya tak akan sanggup lagi jika di masa depan nanti akan kembali menerima kejutan, mungkin aku akan mati rasa jika akan...." ucapan Almira tercekat di tenggorokan, Almira tak sanggup lagi untuk melanjutkan kalimatnya, dadanya begitu sesak, udara rasanya tak lagi melegakan melainkan kebalikannya, menyesakkan.

"Ah, sudahlah" ucapnya usai menghembuskan nafas panjangnya, berharap semua yang menghimpit dadanya bisa berkurang walau hanya sedikit saja. "Bye the way.. mengapa Kau bisa tiba-tiba berada di sini?" sambungnya.

"Ah, itu aku...."

FLASHBACK

"Ah, ku kira dia suaminya," ucap Ditto kala tak sengaja melihat dan mendengar percakapan antara Almira dengan pria paruh baya yang dirinya kira adalah suaminya. "Apa maksud dari ucapan pak tua itu? Almira harus menjaga peninggalan terakhir dari... " seketika kedua mata Ditto membola ketika menyadari akan sesuatu. "Sebastian?? Apa itu Adalah Sebastian yang sama dengan Sebastian kakak ipar Almira?" sambungnya. "Astaga!!" pekiknya dengan pelan, dengan mata yang semakin membulat sempurna. "Tidak, itu tidaklah mungkin, bukan?! Sebastian yang mereka bicarakan mungkin benar adalah kakak ipar Almira, orang yang aku titipkan surat untuk Almira. Tapi mana mungkin dia adalah suami Almira? Heh, lucu sekali pikiranku ini," ucapnya mengejek diri sendiri.

"Tapi," baru saja dirinya menepis pikiran yang menurutnya tidaklah masuk akal, sesaat kemudian timbul pikiran lainnya yang membuatnya... "Ah, malunya diriku jika semua itu benar. Tapi apa mungkin??" tengah asyik bermain dengan pikirannya sendiri, netranya tak sengaja melihat pergerakan Almira yang berjalan mundur secara perlahan, sementara pria paruh baya yang tadi bersama Almira, entah pergi kemana dia. "Almira?? Mau kemana dia?" ucapnya.

"Dokter!"

Baru saja Ditto berbalik dan akan menyusul Almira, sebuah suara menghentikannya. Ditto pun kembali berbalik dan mendapati pria paruh baya yang selalu bersama Almira, dialah papa Steven, mertua Almira.

"Ada yang bisa saya bantu, Tuan?" tanyanya sembari sesekali menatap arah jalan yang dilewati Almira.

"Ah, maaf sebelumnya karena telah mengganggu pekerjaan, Dokter," ucap papa Steven merasa tak enak hati. Bukan tak enak karena mencegat langkah Ditto, melainkan sebuah permintaan yang ingin dirinya utarakan kepada sang dokter namun menurutnya sebenarnya tidaklah pantas. Akan tetapi apa dayanya, papa Steven terpaksa. "Apa Dokter melihat menantu saya? Karena ketika saya berbalik dia sudah tak ada," lanjutnya penasaran dan sekadar basa-basi terlebih dahulu sebelum ke intinya.

"Emm... Maksud Anda, Almira?" tanya Ditto memastikan. "Ah, maksud saya... Nona Almira. Apakah dia yang Anda maksud, Tuan?" Ditto segera meralat ucapannya kala melihat perubahan ekspresi papa Steven, walau hanya sedikit dan tak semua orang dapat melihat. Hanya orang yang sangat peka lah yang akan dapat menyadari perubahan ekspresi papa Steven, termasuk Ditto.

Papa Steven sedikit tersenyum sebelum kemudian berucap, "Ya, Anda benar. Apa Anda melihatnya?"

"Ya, nona Almira pergi ke sana," tunjuk Ditto ke arah dimana Almira berjalan.

Papa Steven pun mengangguk paham.

"Dokter," panggil papa Steven.

"Iya Tuan, kenapa?" tanya Ditto sembari kembali menatap lawan bicaranya.

"Bisakah saya meminta bantuan, Dokter?"

"Jika saya bisa, mengapa tidak?! Tentu saja saya akan siap membantu," jawab Ditto dengan pasti. "Tapi, jika boleh saya tahu.. Tuan ingin saya membantu apa?" lanjutnya.

"Tolong ikuti dan jaga menantu saya, Almira, untuk saya," pinta papa Steven.

"Apa?! Ta-tapi kenapa__"

1
Melly Y
almira ini bodoh sekali kau thor buat almira ini sadar deh kok mangkin ke sini dia jdi orang bodoh mau aja di injak martua nya huh
Farldetenc: Ada karya menarik nih, IT’S MY DEVIAN, sudah End 😵 by farldetenc
Mommy Shine: Bisa jadi dalam proses.../Smile/ karena saat ini Almira nya masih dalam tahap galau, jadi mungkin masih belum dapat membedakan mana yang baik dan tidak nya untuk dirinya sendiri... sabar aja ya kakak ku... masih bertahap. kalau langsung jadi wanita super.. bisa-bisa langsung tamat saat ini juga... jadi, sabar aza oke... pasti akan ada saatnya Almira melawan!!!
total 2 replies
Melly Y
semoga ibu mertua nya mengalami kecelakaan dan lumpuh
Melly Y
marhua gila huh.. semoga martuanya dapat karma aja thor
Mommy Shine: Ho'oh, betul... semoga dapat karma itu mertua.../Determined//Determined/
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!