Genre : TimeTravel, Action, Adventure
Mo Lian. Seorang Kultivator terkuat di Alam Semesta.
Saat ia hendak naik ke Alam Selestial, Dao menolaknya karena di dalam hatinya terdapat penyesalan besar. Akhirnya pun Dao mengirimkannya kembali ke masa sekolahnya saat berusia 18 tahun.
"Kali ini aku harus berkultivasi secara perlahan sembari membalaskan semua dendam yang ada! Hingga tidak lagi meninggalkan penyesalan maupun rasa bersalah, yang mana dapat membangun iblis hati!"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon PenaKertas, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 24 : Memberi Pelajaran Pada Pasukan Taring Naga
"Serang!"
Secara spontan mereka semua yang berada ditingkat Wu-Zun berdatangan ke arah Mo Lian dengan tinju diselimuti energi kuat berbeda warna.
Dengan santainya Mo Lian bergerak kesana kemari menghindari setiap serangan, ia bisa saja mengalahkan mereka semua sekaligus dengan satu jari. Namun jika begitu, bukankah akan sangat membosankan baginya, bagaimanapun ini sudah sangat lama semenjak ia menghadapi banyak orang.
"Jangan menghindar kau sialan!" Pria kekar yang penampilannya sama persis seperti Hong memukulkan tinjunya di depan Mo Lian.
Mo Lian menangkap tinju itu dengan tangan kirinya, kemudian memukul dada pria kekar itu menggunakan telapak tangan kanan dengan kuat. Seketika pria itu terlempar kencang menghantam beberapa pohon hingga patah, kemudian tak sadarkan diri.
Dari belakangnya ia merasakan ada serangan lainnya, ia pun menunduk hingga kedua tangan menyentuh tanah, kemudian kaki kanannya ia tendang ke perut orang yang menyerangnya dari belakang.
Saat masih diposisi seperti ini, dari depan lagi terdengar suara teriakan kesal dari pria yang hendak menyerangnya. Mo Lian pun kembali mengubah posisinya seperti seseorang hendak menyeliding tekel bola, hanya saja ia memposisikan kakinya mengenai tulang kering dari pria di depannya.
Pria itu tersandung dengan kaki kanan kesakitan. Dengan waktu kurang dari satu detik, Mo Lian berdiri dan menggunakan sikut tangan kanannya, ia menyerang leher bagian belakang pria itu dengan keras, kemudian pria itu menghantam permukaan tanah, membuat lubang dalam dengan radius beberapa meter serta retakan seperti jaring laba-laba.
"Mati kau!"
Kali ini serangannya dari atas, pria tinggi berbadan proposional menyerang dengan tendangan kaki kanannya ke arah Mo Lian.
Mo Lian yang melihat ini mundur selangkah dengan cepat, kemudian mengangkat satu tinjunya ke udara. Secara tak terduga tinju itu mengenai pangkal paha dari pria yang menyerangnya.
Sontak semua pria yang memegangi pangkal paha masing-masing, meski mereka tidak terkena pukulan Mo Lian. Namun mereka dapat merasakan rasa sakit yang dialami, bahkan Mo Lian yang memukul juga sedikit merasa ngilu.
Tanpa berlama-lama, ia memanfaatkan keadaan dari para pria yang masih memegang pangkal paha masing-masing, ia pun menghajar setiap orang yang ada. Untuk pria ia mematahkan tangan maupun kaki, sedangkan wanita, Mo Lian hanya mematahkan beberapa tulang rusuknya.
Jika ada yang bertanya padanya mengapa tidak membunuh mereka semua? Mo Lian berpikiran tidak perlu membunuh anggota militer, jika ia melakukannya, maka kekuatan pertahanan negara akan berkurang. Sehingga mengakibatkan gelombang besar dalam kemiliteran, dan membuat banyak serangan dari negara lain.
Hanya dalam kurun waktu kurang dari sepuluh menit, ketiga puluh orang ditingkat Wu-Zun telah terkapar tak dapat lagi bergerak di atas tanah, dengan beberapa lirih kesakitan dapat terdengar di sekitarnya.
Ketiga orang ditingkat Wu-Zong yang melihat ini hanya dapat terdiam dengan mulut terbuka lebar. Mereka tidak berharap anggota elit yang mereka bawa bisa dengan mudahnya dikalahkan, padahal kekuatan orang-orang ini berada di atas Hong, meski dari tingkatan sendiri sama.
"Sepertinya. Aku, Lao Tzu harus bertindak!" Pria dewasa berambut biru tua melepaskan energi spiritualnya.
Wanita yang berwajah dingin dengan rambut hitam bernama Hu Lan Yue, dan satunya yang berambut ungu murah senyum bernama Ong Hei Yun juga melepaskan energi spiritualnya.
Dengan sedikit gerakan, ketiganya telah tiba di depan dan samping Mo Lian dengan tinju diselimuti energi kuat berbeda warna.
Mo Lian hanya diam tak bergeming dari tempatnya berdiri, hingga saat tinju itu hanya berjarak beberapa inchi dari pakaiannya. Ia merentangkan kedua tangannya mencoba menahan pukulan, dengan kaki kanan menendang perut Lao Tzu.
Lao Tzu terlempar kuat menghantam beberapa pohon hingga patah, namun ia masih sadarkan diri, berbeda dengan orang berbadan kekar ditingkat Wu-Zun.
Mo Lian merasakan perasaan aneh di kedua tangannya, ia merasakan sesuatu yang bulat dan empuk saat digenggam, tanpa sadar insting prianya membuat gerakan meremas.
"Enghh!"
Terdengar suara merdu nan lembut dari samping kiri dan kanannya, hingga beberapa saat kemudian Hu Lan Yue dan Ong Hei Yun sudah menghilang dari sisinya, kemudian berdiri beberapa puluh meter di depannya dengan kedua tangan menutupi bagaian dada serta wajah yang telah memerah bagaikan kepiting rebus.
Melihat ini, tanpa sadar Mo Lian melihat kedua telapak tangannya kemudian membuat gerakan yang sama seperti meremas sesuatu.
"Sialan! Mesum! Cabul! Hidung belang! Akan ku bunuh kau sialan!" Hu Lan Yue berteriak kesal kemudian berlari menuju Mo Lian dengan tinju kuatnya, diikuti oleh Ong Hei Yun berada di belakangnya.
Mo Lian mundur satu langkah ke belakang menghindari serangan, kemudian dengan kedua jari telunjuk dan tengah. Ia menekan jarinya di leher kedua wanita itu untuk menghentikan gerakan mereka.
Seketika Hu Lan Yue dan Ong Hei Yun mematung tanpa dapat bergerak sama sekali, mereka berdua hanya dapat berteriak mengutuk Mo Lian karena telah melecehkan mereka.
Lao Tzu menggertakkan giginya kesal saat melihat kedua rekannya dilecehkan Mo Lian. Dengan cepat ia berlari melesat cepat dan muncul di depan Mo Lian, kemudian dengan cepat ia kembali menghilang lalu muncul lagi di belakang Mo Lian.
Dengan santainya Mo Lian memutar tubuhnya kemudian memukul perut Lao Tzu menggunakan tangan kirinya, dan kemudian melesat bagaikan peluru.
Bam!
Tidak berhenti disitu saja, dengan kecepatan Mo Lian yang sekarang, kecepatannya bagaikan berpindah tempat jika dilihat oleh orang-orang di sini. Mo Lian telah tiba di belakang tubuh Lao Tzu dengan tangan terkepal.
Mo Lian memukul kuat punggung Lao Tzu. Lao Tzu kembali melesat bagaikan peluru ke arah tempat di mana dua wanita berseragam mematung.
Bam!
Saat Lao Tzu hendak menabrak kedua wanita itu. Tiba-tiba di depannya muncul Mo Lian dengan kaki kanan sedikit terangkat siap menendang. Mo Lian mengayunkan kakinya ke atas, menendang dagu Lao Tzu dengan kerasnya.
Bam!
Lao Tzu kembali melesat ke atas langit bagaikan peluru yang ditembakkan dari senapan api. Dan di atasnya lagi telah berdiri seorang pemuda tampan yang tak lain ialah Mo Lian dengan kaki kanan terangkat, siap untuk menendang Lao Tzu kembali ke tanah.
Bam!
Tidak puas disitu saja, Mo Lian kembali muncul terlebih dahulu di tanah dengan tangan kanan terkepal. Memang dari pandangan semua orang kejadian ini terjadi sangat cepat seperti kilat, namun bagi Mo Lian ini sangat-sangat lambat.
Saat Lao Tzu terjatuh dengan posisi kepala berada di bawah, dan kepalanya hendak mengenai tanah. Tiba-tiba datang lagi pukulan kuat dari Mo Lian mengenai tubuhnya.
Bam!
Lao Tzu melesat menghantam beberapa pohon hingga patah, kemudian berhenti saat menghantam batu besar setinggi tiga meter. Terlihat retakan besar bagaikan jaring laba-laba dengan Lao Tzu sebagai pusatnya.
Semua rekan Lao Tzu yang melihat ini hanya dapat terdiam dengan membelalakkan mata lebar serta rahang yang hampir terjatuh. Mereka tidak menyangka jika Kapten dari Pasukan Taring Naga dapat dikalahkan dengan mudahnya, terlebih lagi dipermainkan seperti bola sepak. Bahkan jika dibandingkan, kehidupan bola sepak lebih tinggi derajatnya dari Lao Tzu.
Yang lebih mengejutkannya lagi, Mo Lian menghajar Kapten serta seluruh orang di sini murni dengan kekuatan fisik. Tanpa adanya sedikitpun energi spiritual yang digunakan.
Lao Tzu terduduk bersandar pada batu, ia mendongakkan kepalanya melihat Mo Lian yang entah dari kapan sudah berada di depannya. "Kau! Ketua ... kami. Akan ... mencari—" uapnya terhenti saat wajahnya ditekan dengan kaki Mo Lian.
"Bisa kau diam!" Mo Lian menatap tajam Lao Tzu dengan aura membunuh keluar dari dari tubuhnya.
Setelah selesai memberikan pelajaran pada orang-orang gila ini. Mo Lian berjalan menuju dua wanita berseragam yang masih mematung, untuk mengambil tasnya yang kebetulan berada tidak jauh di situ. "Karena aku telah menyentuh dada kalian berdua. Maka aku tidak akan membuat tubuh kalian hancur seperti itu," ujarnya menunjuk ke arah Lao Tzu.
Mo Lian terdiam sejenak, kemudian melanjutkan perkataannya, "Kalian akan dapat kembali bergerak setelah 30 menit. Dan ingat ini, aku bisa saja membunuh kalian dengan satu jari. Namun karena kalian adalah pasukan elit yang menjaga negara, maka aku hanya memberi kalian sedikit pelajaran ..."
"Jika tidak. Saat tiba di sini aku sudah membunuh kalian semua!" Mo Lian mencengkeram tangan kosongnya, seketika terdengar suara logam bergesekan.
Semua orang yang mendengar itu mengalihkan perhatiannya. Alangkah terkejutnya mereka saat melihat mobil dinas mereka telah remuk tak berbentuk lagi.
"Mengerikan!"
...
***
*Bersambung...