Lestari seorang cewek SMA yang dibuat hamil oleh seseorang, sialnya orang itu datang kembali membawa petaka untuknya.
Kedua orang tuanya menjodohkan mereka karena perbuatan masa lalunya, membuat kedua pasangan itu merahasiakan tentang pernikahan nya di sekolah.
Akankah rahasia itu akan terbongkar? atau justru berhasil sampai lulus sekolah? lalu kejutan apa yang akan menanti mereka? ikuti kisahnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rofiwan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
21 — Ruthless
Tidak bisa di pungkiri setelah melihat wajah Maudy sehabis putus, patah hati yang begitu dahsyat membuat dia mendadak melemah di segala sisi.
Bahkan saat dia ingin pulang ke rumah, pandangan nya kosong melompong sampai Citra dan yang lainnya ikut mengantarkan Maudy ke rumah.
Adit pun ikut merasa bersalah setelah melihat postingan instagram Maudy yang terbaru sambil menidurkan kepala dengan berlinang air mata yang keluar dari pelupuk mata nya.
Caption nya pun di ukir oleh perjanjian kontrak yang telah Adit batalkan kemarin.
Maudy merasa senang kalau perjanjian itu dibatalkan, kesenangan itu malah berangsur cepat seperti uang gajian bulanan yang ludes habis dalam sekejap mata.
Para nitizen di Instagram langsung membanjiri komentar postingan photo terbarunya Maudy, bahkan sampai menghujat pria yang telah membuat gadis berparas cantik itu sakit hati.
**
"Bang kenapa lu bengong?" Kata Fatimah yang di sampingnya, saking fokus nya Adit menunduk, hampir banget dia bertubrukan dengan ibu-ibu jualan nasi goreng kantin di pertigaan koridor sekolah.
Beruntung Fatimah langsung narik abangnya membuat Adit sadar dari lamunan nya.
"Eh, Ibu maaf ga liat" Kata Adit berwajah datar sambil membungkuk sopan menyatukan kedua telapak tangan.
"Wajah lu napa bang?" Tanya Fatimah yang penasaran nya tinggi.
"Lu pulang duluan saja ya, gue mau ke Lestari di ruang olahraga" Titah Adit sembari berlari kecil melambaikan tangan.
Fatimah berdecak sebal yang mengharuskan mereka berpisah di lorong koridor.
Sampai diruang olahraga nampak tidak ada lestari disana, membuat Adit bertanya-tanya ke murid yang sedang latihan mengenai keberadaan Lestari.
Mereka serempak menggeleng kepala karena tidak tahu menahu.
"Lestari belum kesini" Sahut seseorang yang mengharuskan Adit berbalik badan untuk mencari lestari di setiap sudut sekolah.
15 menit lebih dia mencari namun tidak ada sahutan dari lestari, dia mengeluh bahkan sampai merasa kelelahan mencarinya.
Tiba-tiba ponsel Adit bergetar ada balasan pesan masuk dari Lestari, selama Adit mencari keberadaan lestari dia menelpon bahkan mengirim pesan WhatsApp beberapa kali.
"Di kantin" Pesan WhatsApp nya Lestari yang begitu jutek.
Adit mengernyit kening, padahal saat dia mencari di kantin, Lestari tidak ada bahkan keadaan kantin sudah sepi, dia malah sibuk makan nasi goreng yang dipesan nya.
Lestari menoleh karena keberadaan Adit sangat dirasakan oleh lestari tanpa dia memanggil nya.
Lestari mengayunkan empat jari, menyuruh Adit untuk mendekati nya.
"Pulang" Adit malah kesal sambil menarik pergelangan tangan kiri Lestari.
Lestari menyikapi nya tenang, dia fokus memasukan nasi ke mulut pada ayunan tangan sebelah kanan nya.
"Duduk dulu lah, gak tau apa orang lagi makan" Protesnya sebal sampai bicara sambil makan.
Adit menurut, dia lekas duduk sambil mengomel ke lestari "kalau makan tidak boleh sambil bicara, denger ga Tari"
Lestari mengangguk karena mulutnya sedikit cembung penuh dengan nasi goreng bahkan di bibir nya masih ada timun yang belum masuk.
Lestari minum, dan menahan makan nya untuk memberi ruang Adit berbicara.
"Ganggu gue lagi curhat aja lu" Protes nya sambil mengerucutkan bibir.
"Curhat?" Tanya Adit singkat
"Iya, selama gue lagi curhat, lu malah nelepon sampai ngirim pesan 4 kali" Jawab protes lestari, kini sambil mengambil nasi goreng yang ada di piring pakai sendok yang dia pegang.
"Lu gak tau apa gue khawatir sama lu sampe gue nyari di ruangan olahraga, di ruang kelas, kantin, masjid, bahkan sampai di tempat foto copy" Kata Adit membuat lestari tersedak makanan.
"Foto copy depan halte sekolah?" Tanya lestari keheranan
Adit mengangguk polos sambil menyeka keringat yang masih bercucur di wajahnya, dia berdiri menghampiri warung yang masih buka untuk membeli es nutrisari.
"Nitip satu" Sahut Lestari dari arah meja makan.
Saat Aditya sudah kembali, Langsung dilempar pertanyaan oleh Lestari "Lu kenapa harus nyari gue ke um Burhan, kumisnya setebal wafer tanggo"
"Yakali lu mau —" Jawab Adit yang menggantung obrolannya.
"Mau? — Apaan, nanggung banget ih" Lestari semakin kepo.
"kan tadi ada tugas seni budaya yang harus di scan" Adit mempertegas
Lestari mengalihkan obrolan basa-basi nya, untuk membahas hal penting "Terus lu mau apa sampai nyariin gue sampai se-panik itu?"
"Gue kira semenjak acara kema—" Adit lagi-lagi menggantung obrolan karena melihat tatapan lestari begitu horor.
"Curhat sama siapa tadi?" Sambung Adit mengalihkan pembicaraan.
"Bu Giska" Jawab lestari menyebut ibu-ibu yang hampir bertabrakan dengan Adit saat di koridor.
"Siapa tuh?" Tanya Aditya penasaran.
"Anjir lu kenapa jadi bawel banget dah, intinya sama ibu-ibu warung ya bukan sama cowok" Kata Lestari yang mulai sebal.
Adit mengerjap badan untuk berdiri mengambil nasi goreng yang sudah matang, rasanya mulut dia sudah gatal sekali ingin mengeluarkan uneg-uneg tentang putusnya dengan Maudy
Di satu sisi, dia melihat raut wajah lestari untuk tidak membocorkan rahasia pernikahan nya, Karena obrolannya itu saling bersangkutan.
"Cepat habisin dulu" Perintah Adit yang super judes membuat bola mata hitam Lestari bergerak menatap nya dengan serius.
Beralih tempat di rumah lestari, dengan masker hitam di bibirnya, Adit sedikit menurunkan maskernya untuk mengatakan sesuatu ke bu Ani
"Maaf dadakan mampir ke rumah, Adit izin masuk ke dalam ya bu" Kata Adit dengan sopan santun nya.
Sempat diomelin karena ucapan nya terlalu formal, karena Adit sendiri bakalan jadi menantu nya Bu Ani itu sendiri, kemudian Bu Ani langsung mempersilahkan untuk masuk ke dalam rumah.
Betapa ramahnya calon mertua Adit, membuat dia nyaman dirumah lestari seperti rumah sendiri.
Sambil menunggu lestari mengganti pakaian, Adit menghubungi orang tua nya tentang keberadaan nya biar tidak cemas.
Tak butuh lama lestari menghampiri Adit, pembahasan penting pun dimulai dimana Adit mengeluarkan uneg-uneg pertama kali nya tentang putus hubungan dengan Maudy.
"Lu kalau masih sayang sama dia, lanjut saja gak papa, lagi pula kan ini perjodohan yang tidak sama sekali mempunyai perasaan mendalam"
Adit tiba-tiba memandang wajah lestari dengan serius "Maksut lu ga ada perasaan?" Kata nya dengan pandangan dingin.
"Denger, gue sayang lu lestari, di satu sisi gue ga mau kehilangan Maudy" Sambungnya dengan nada sedikit menjulang tinggi.
Seketika kening Adit mengerut melihat perubahan reaksi wajah dari lestari yang sedikit melebarkan kedua sudut bibir sambil mata berkaca-kaca.
"Kalau lu merasa berat untuk perjodohan ini, lu bilang ke orang tua lu buat DIBATALKAN" Kata lestari yang menahan kembali rasa perih di hatinya, ucapan laki-laki itu tidak bisa di rem, membuat perasaan gadis yang bersama nya menukik pergi ke kamar dengan berlari kecil.
Adit terhentak dan meraih pergelangan tangan lestari sambil memeluk nya dengan lembut "Kamu tau? orang pertama yang sudah membuat gue jatuh cinta itu gadis yang bernama Lestari Salsabilla" Adit bergumam serak seakan menambal hati Lestari yang sedang terkikis oleh kecemburuan.
"...."
Lestari menghening seketika melebur kalau sudah di pelukan Adit, dari dulu selama Adit meninggalkan nya, seperti inilah yang dia rindukan, namun Lestari tiba-tiba melepas pelukan itu, seakan dia menolak untuk dipeluk.
Lestari menjawab omongan Adit dengan suara gumaman kecil "Kamu tahu? orang pertama yang gue benci sekarang? pemuda itu bernama Aditya Gumarang"
"Yes, It's You" Sambungnya sambil menunjuk Adit dengan aura angker yang tidak bisa diganggu.