Rere Anita, sungguh tidak menyangka kalau sang suami yang selama ini mengaku lemah syahwat ternyata memiliki selingkuhan dan anak yang sudah besar.
Mendapati fakta itu membuat Rere sakit hati karna uangnya telah banyak habis untuk menyembuhkan Sang suami yang mengaku lemah syahwat itu.
Hingga Rere mencari sosok pria bayaran yang harus bisa membantu dirinya balas dendam, dengan kekayaan Rere sebagai pancingan.
"Aku hanya membutuhkan pria m0k0nd0 saja, karna hanya untuk memuaskan aku dalam hal ranjang dan haus dahaga akan pengkhianatan suamiku." ucap Rere dengan sangat angkuh.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Madumanis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 18
Zoya terus menyakini Saka hingga akhirnya pria itu setuju dengan idenya. Merasa belum puas dengan adegan disaat Rere mandi, maka langsung Zoya menurunkan celana Saka. Ia berbalik badan menyelipkan celana dalam miliknya, melakukan posisi binal yang sangat menggoda.
“Ayo, Mas.. Masukin, aku udah pengen banget..” Pinta Zoya, padahal Saka sudah sangat malas untuk melakukan persetubuhan lagi.
Tidak lain tidak bukan hal yang membuat Saka malas adalah Rere sendiri. Ia memikirkan wanita itu, mengapa tidak ada dihalaman samping lagi.
“Aku khawatir kalau Rere nanti memergoki kita, Zoya..” Saka berusaha menolak dengan alasan tersebut.
Langsung Zoya mendorong tubuh Saka hingga duduk, ia naik kepangkuan pria yang suaminya itu. Memasukkan adik Saka yang masih lemas kedalam liangnya, sungguh masuk sempurna membuat Zoya merintih kencang.
“Lakukan saja, Mas. Puaskan aku, istrimu tidak akan tahu..” Zoya naik turun dengan perlahan menikmati milik Saka yang masuk sepenuhnya ke dalam liang senggama.
Sementara itu Rere masih melihat kedua insan itu, ia menahan air matanya yang akan jatuh. Tangan Rere masih meremas erat kemeja putih yang Galih pakai, ia masih merasakan sakit yang teramat melihat kelakuan Saka pada pernikahan yang ia anggap bahagia itu.
“Galih, bawa aku pergi dari sini..” Pintanya, sampai suara Rere terdengar tercekat.
Galih memegang tangan Rere yang sangat dingin, ia mengecup tangan itu berulang ulang kali. “Rasanya masih sangat sakit, Galih. Aku mohon, bawa aku pergi dari sini. Aku tidak mau mendengar suara ini lagi, aku mohon!” Rere memaksa Galih untuk membawanya pergi.
Perlahan dengan penuh hati-hati Galih membawa tubuh Rere untuk duduk di kursi sebelah. Ia memasangkan seatbelt sambil terus memperhatikan Rere yang menangis melihat Saka dan Zoya yang mengejar kenikmatan di depan mereka.
“Kau nikmat, Zoya. Aku yakin, ahh.. Sekalipun aku merasakan tubuh Rere, ahhh.. Dia tidak akan senikmat dirimu.. Ahh!”
“Milikmu.. Ahhh.. Masuk sempurna, emmm..”
Suara rintihan itu membuat hati Rere semakin sakit, ia mengigit lengannya agar suara tangisnya tidak keluar. Tapi, sebelum itu terjadi cepat-cepat Galih memberikan lengannya sendiri hingga lengan Galih yang digigit oleh Rere. Tidak ada sedikitpun Galih merasakan sakit, ia tetap tenang mulai mengemudi dengan tangan satu.
“Jangan sakiti tanganmu, Rere.. Jangan..” Ujar Galih, ia terus sesekali melihat kearah Rere yang masih saja menangis dan masih mengigit lengan Galih sebagai pelampiasan rasa kesal serta sakit di hatinya.
Tidak tahu mau membawa Rere kemana tapi Galih merasa jika saat ini Rere membutuhkan tempat yang nyaman. Tempat yang bisa menenangkan pikiran Rere yang terus kepada Saka, pria tidak ada harga diri itu.
“Dia meminta uang, bahkan hal-hal lain selalu aku berikan, Galih. Tapi, kenapa dia melakukan hal jahat ini padaku? Apa salahku?” Rere terus mengoceh hal itu kepada Galih yang bahkan hanya bisa terdiam saja.
Sampai sekarang kalau dipikirkan Galih juga tidak tahu mengapa lima tahun yang lalu Fani menyelingkuhi dirinya. Ya, Galih pernah bertunangan lima tahun yang lalu dengan wanita yang sangat ia cintai. Fani, wanita itu berselingkuh dengan Saka bahkan pria-pria lain. Bergilir, berulang kali Galih melihat sendiri Fani yang melakukan hubungan intim dengan banyak pria.
Rasa cinta yang sangat besar ada dihati Galih untuk sosok seperti Fani, membuat Galih menjadi buta dalam menilai semua. Hingga lama-lama Galih muak sendiri, dan sampai sekarang Galih trauma dengan wanita-wanita memukau seperti Fani.
Tatapan mata Galih menuju kearah Rere, ia melihat wanita itu yang masih sesenggukan menikmati sisa-sisa rasa sedih yang ada. Tangan Galih juga sudah tidak digigit lagi, tapi wanita itu memegang erat tangan Galih.
“Luka tidak akan pernah menjadi sembuh, dia akan tetap berbekas sepanjang kita hidup.” Ucapan Galih membuat Rere langsung menoleh kearahnya.
“Aku juga pernah merasakan sakit seperti yang kau rasakan, Rere. Menangislah terus, aku akan berusaha tidak melihat kerapuhanmu malam ini.” Ujar Galih, hal itu membuat Rere kembali menangis.
Kata-kata Galih membuat Rere terharu, seolah Galih sangat mengerti dengan apa yang ia derita. Rere kembali memegang erat tangan Galih, ia menangis sambil memeluk tangan pria yang telah menjadi teman senang dan sedihnya. Pada akhirnya alunan tangis Rere sebagai musik perjalanan itu menuju Apartemen Galih yang ada di pusat Kota.
•
•Apartemen Sky Garden Jakarta
Mobil Galih berhenti di basement Apartemen, hingga Rere sadar akan itu. Ia melihat kearah Galih yang tersenyum padanya, sangat manis membuat perasaan Rere menjadi dua kali lebih tenang.
“Ini dimana?” Tanya Rere, ia sedikit takut juga kalau Galih membawanya ke tempat macam-macam.
“Ini Apartemenku.. Aku rasa kau butuh tempat yang sepi untuk menenangkan pikiran, jadi aku bawa ke Apartemen ku ini.” Jelas Galih agar tidak terjadi salah paham.
Belum Rere merespon Galih turun dari mobil sementara Rere terdiam saja tersenyum tipis. Hal sekecil itu saja sangat diperhatikan dengan baik oleh Galih, pria itu sungguh sangat peka akan perasaan hati seorang wanita.
“Ayo turun..” Ajaknya.
Tentu saja terkejut karena tiba-tiba saja Galih sudah membuka pintu untuknya, tangan pria itu mengulur untuk menerima genggaman tangan Rere. Dengan perasaan senang di hati Rere menerima uluran tangan Galih, dengan saling bergenggaman tangan mereka berjalan menuju lift untuk menuju Apartemen Galih yang berada di lantai atas.
Sepanjang menuju pintu Apartemen Rere yakin jika Galih merupakan pria yang bekerja keras. Bahkan hanya bekerja sebagai supir pribadi dari keluarga kaya saja bisa menyewa Apartemen mewah seperti ini.
“Aku tidak akan tidur denganmu malam ini, karna aku rasa kau ingin sendiri.” Ucap Galih disaat pintu lift terbuka.
Senyuman tipis diwajah cantik Rere langsung memudar, ia menatap serius kearah Galih yang berjalan di depannya. Pria itu menempelkan kartu di sensor pintu lalu langsung pintu Apartemen tersebut terbuka.
“Maksudnya kau tidak menemani aku malam ini?” Tanya Rere disaat ia sudah masuk kedalam bersama dengan Galih.