NovelToon NovelToon
Saat Si Antagonis Berubah

Saat Si Antagonis Berubah

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Percintaan Konglomerat / Teen School/College / Roman-Angst Mafia
Popularitas:6.9k
Nilai: 5
Nama Author: Ladies_kocak

Begitu bangun dari mimpi buruk di bunuh oleh my crush, Ellison beserta sahabat-sahabatnya, Queen berubah total.

Semenjak kejadian itu, dia tidak akan ikut campur lagi saat Ellison di dekati oleh cewek-cewek, bahkan dia berhenti mengejar pemuda itu.

Setiap berpapasan, Queen selalu menghindar Ellison karena teringat penyiksaan penyiksaan itu. Hingga puncaknya dia tetap harus bertunangan dengan Ellison atas desakan keluarga mereka.

Bagaimana Queen mengatasi ketakutannya terhadap Ellison seorang cowok kejam dan dingin?

Akankah dia bisa membatalkan pertunangan itu?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ladies_kocak, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 20

Pagi yang mendung melayang di atas gedung sekolah, membuat Queen hanya bisa mendesah sambil menatap bangunan itu tanpa rasa ingin menginjakkan kaki lagi di sana.

Suasana hatinya yang telah kusam kian muram saat matanya tanpa sengaja menangkap pandangan ke arah segerombolan cowok yang dikenal sebagai inti The Devil.

Bibirnya mengerucut, “Dia belum kembali juga,” gumam Queen dengan nada lirih.

Saat jauh Queen merindukannya tapi saat dekat dia ketakutan.

Queen melangkah menuju kelas terasa sangat berat. Kecelakaan yang terjadi di kantin dua minggu lalu membuat sebagian siswa mulai menyapa Queen sementara yang lain masih terlihat takut saat bertemu dengannya.

Sejak kejadian itu juga, mengubah sikap Alexi, gadis itu terasa lebih hening. Tidak lagi dia terlihat mengintimidasi siswa lain. Saat dia berbicara, suaranya terdengar lebih pelan dan matanya sering menghindar dari tatapan orang lain.

Sementara itu, Lio masih terus menunjukkan sikap dinginnya. Setiap kali berpapasan dengan Queen, matanya seperti menerawang tajam ke arahnya.

Itu terjadi lagi saat Queen memasuki kelas hari ini. Dia hanya memandang gadis itu dengan tatapan yang menggetarkan, namun Queen menjawab dengan ekspresi datar sambil terus melangkah menuju bangkunya.

Di sisi lain ruangan, seorang siswi masuk ke kelas bersemangat. "Hai, guys! Hari ini para guru sedang rapat, jadi kita akan diajar oleh kakak-kelas kita," ujarnya.

Para siswa kelas satu dan dua tampak bersemangat. Meski jam pelajaran terisi penuh tanpa istirahat, kehadiran para kakak kelas, terutama yang dari kelompok populer 'The Devil's core,' selalu membuat mereka antusias.

Gadis-gadis di kelas itu tampaknya lebih giat dalam mengikuti pelajaran, terpicu oleh hadirnya para senior yang mereka kagumi.

Seorang siswa mengungkapkan kekecewaannya dengan nada rendah, "Sayang ya, harusnya sekarang giliran Kak Lison ngajar, tapi dia belum balik dari tugasnya."

Sementara itu, Queen, yang merasakan hal yang sama, hanya menghela nafas dalam-dalam. Dia memilih untuk memejamkan matanya, menelungkupkan kepalanya di atas tumpukan lengan daripada menghadapi riuh teman-teman sekelasnya.

Tiba-tiba, langkah kaki terdengar mendekat di koridor. Semua mata tertuju ke pintu saat sosok yang ditunggu-tunggu memasuki kelas 2G. Kelas yang semula gaduh, mendadak sunyi. Wajah-wajah terpana, campuran antara kaku dan senang.

"Pagi," sapa pemuda itu dengan suara yang tenang namun berwibawa. Ellison, pangeran sekolah SMA Archer, berdiri di hadapan mereka.

Seruan "Pagi kak!" terdengar memecah kesunyian dari para siswa. Rona kagum terlihat jelas di wajah para siswi yang tidak hanya memuja karena ketampanan dan kecoolannya, namun juga kecerdasannya.

Dipojok ruangan, Queen tenggelam dalam mimpi indahnya, tak menyadari bahwa sosok yang selama ini dirindukannya kini benar-benar berada di hadapannya.

Ellison, dengan pandangan yang tak berkedip dan wajah datar, menatap gadis itu. “Vale,” panggilnya datar.

Namun, tak ada tanggapan. "kebiasaannya kak, sering tidur dikelas," celetuk seorang gadis yang tidak suka kehadiran Queen.

Ellison semakin geram, dan akhirnya dia memanggil dengan suara yang memenuhi ruangan, “Xaviera Valerie Adelio!” panggilannya menggema hingga ke luar kelas.

Tiba-tiba Queen terjaga, duduk terkejut dengan wajah yang masih tercetak bekas bantal, dan dengan mata yang masih linglung dia menjawab, "Ya, Kak."

Dalam kebingungannya, dia menyadari bahwa sosok yang sangat dirindukannya, Ellison, kini benar-benar duduk di depannya.

Rasa tak percaya menyelimuti, membuatnya bertanya-tanya dalam hati, apakah ini masih bagian dari mimpi?

"Vale," panggil Ellison lagi, kali ini dengan suara yang lebih lembut, namun tetap dengan aura yang menakutkan.

"keluar!"

Queen tersadar dari lamunannya ketika Ellison memintanya untuk keluar. Jantungnya berdetak kencang, kecewa karena tak bisa lagi menatap Ellison yang ia kagumi.

"Keluar," ujar Ellison lagi dengan nada dingin. "Gue nggak suka ada yang tidur di kelas gue."

Queen berusaha merayu, "Aku janji deh, nggak tidur lagi, kak."

Tapi Ellison tetap bersikukuh, "Keluar."

Perintahnya kembali menambah berat langkah Queen. Lio, dari kejauhan, tampak mengejek dengan senyum sinis di wajahnya.

"Rasain lo," katanya pelan, cukup untuk Queen melihat gerakan bibirnya yang menyakitkan hati.

Dengan berat hati, Queen melangkah melewati Ellison, tapi langkahnya terhenti tiba-tiba. Bukan Ellison yang membuatnya berhenti, melainkan Nathan, yang baru saja masuk ke kelas dan tersenyum ke arahnya.

Nathan, pemuda yang dia temui kemarin di kafe. Mereka bertukar tatapan; Nathan dengan senyum ramah, sedangkan Queen hanya bisa memasang wajah datar, bingung dengan pertemuan tak terduga ini.

Nathan melangkah ke depan ruangan, melambaikan tangan sambil tersenyum cerah. "Hai sepupu, kita bertemu lagi," katanya.

Gelombang keheranan sekaligus kekaguman melanda ruangan saat mereka memperhatikan ketampanannya. Sementara itu, Rhea, yang datang bersama Nathan, memberi salam dengan sopan, "Permisi."

Dia menjelaskan, "Kelas ini akan kedatangan salah satu siswa pertukaran pelajar, dan dia adalah Nathan yang terpilih."

Ellison mengangguk pelan, mengisyaratkan mereka boleh masuk. Nathan mengambil langkah ke samping, mendekat ke Queen.

"Perkenalkan, nama saya Nathaniel Alex, biasa dipanggil Nathan, berasal dari SMA Handkol. Saya harap bisa berteman baik dengan semuanya di sini," ujarnya ramah.

Lalu, sambil memandang wajah Queen dari samping, Nathan merangkul bahunya. "Termasuk sepupu saya yang sudah lama tidak bertemu," tambahnya.

Queen merasakan kegelisahan. Dengan gerakan halus, ia menurunkan tangan Nathan dari bahunya sambil memaksakan senyum kecut.

Rhea, yang penasaran, bertanya, "Kalian sepupu?"

Nathan mengangguk cepat, mata berbinar, "Ya," jawabnya dengan antusias.

"Ok, lo bisa duduk samping Vale, dia akan bantu lo selama ada di sini," ucapnya dengan nada bersahabat.

Sesaat kemudian, sorot mata Queen melebar mendengar komentar Ellison, kemudian ia berkata,"kak, kalo boleh jangan di dekatku boleh?"

Queen langsung diam saat mendapat tatapan tajam dari Ellison, dia hanya mengerucut bibirnya kesal.

"Mohon bantuan semuanya!" Seru Nathan disambut oleh riuh tepuk tangan dan sorak gembira dari siswa lainnya, menyadarkan bahwa Ellison memang terkenal mudah akrab.

"Silakan duduk, meja lo ada di belakang sana," lanjut Ellison sambil menunjuk ke sudut ruangan.

"Terima kasih," balas Nathan, seraya membalas senyuman Queen. Ia hendak mengajak sepupunya itu, "Ayo Vale, kita duduk bersama."

Namun dengan cepat Ellison memotong, "Dia sedang dihukum, tidak bisa mengikuti kelas hari ini." Wajah Queen langsung berubah suram.

Saat melihat raut muka Queen yang jelas tak senang, Nathan mencoba menghibur dengan cara yang mungkin salah. "Kalau begitu, aku duduk dulu ya, Vale." Katanya sembari mengacak-acak rambut Queen.

Gerakan itu spontan membuat Queen mengeram kesal. Bagaimana tidak, rambut yang telah diatur dengan rapi kini berantakan kena ulah sepupunya itu.

"Tuhan, mengapa harus satu kelas dengan Nathan yang selalu menyebalkan itu?" gumam Queen sambil menatap sepupunya, Nathan, yang tengah berjalan menjauh dengan tatapan tajam.

"Mau tunggu apa lagi?keluar cepat!" titah Ellison mutlak membuat Queen keluar dengan rasa kelas yang mendalam.

"Kak Ell menyebalkan sekali, kak Ell enggak sayang lagi sama Uin, " kesalnya sambil menghentak kaki menelusuri koridor sekolah.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!