NovelToon NovelToon
AIR MATA SURGA

AIR MATA SURGA

Status: sedang berlangsung
Genre:Poligami / Lari Saat Hamil / Pengganti / Beda Usia / Teen Angst
Popularitas:3.4k
Nilai: 5
Nama Author: adelita

Ciara Tamara, hanya memiliki sahabat yang dirinya punya. bukan tanpa alasan ia berpikir seperti itu Cia cukup berhutang budi terhadap orang tua sahabat nya Daliya Karimatun Nisa.

apapun akan Ciara lakukan demi kebahagiaan sahabatnya sekali pun ia harus berpindah agama, menaruh dirinya sebagai istri kedua untuk sahabat Suaminya Keenan Algazi Ustman.

Demi permintaan Daliya yang mengalami sakit kanker otak selama bertahun-tahun Cia harus rela mengorbankan kebahagiaan untuk diberikan kepada Gus Azi yang terpaksa menikahinya demi permintaan terakhir Daliya sebelum wanita itu pergi untuk selamanya.

Daliya cukup beruntung bisa dicintai dan disayangi suami dan keluarga nya, wanita yang begitu sempurna tapi hanya satu kekurangannya ia tidak bisa memberikan kehadiran anak dalam rumah tangga mereka.

Daliya ingin memberikan keluarga yang utuh untuk suaminya, cuman Ciara saja lah yang bisa memenuhi keinginannya walaupun dirinya terkesan egois Cia rela melakukan nya dengan ikhlas.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon adelita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

AMS-7

" Mas. " panggil Daliya saat melihat Gus Azi yang baru saja datang. 

" Ada apa sayang? kamu tubuh sesuatu? atau mau ke toilet lagi? " tanya Gus Azi mendekati istrinya. 

" Aku cuman lelah aja Mas. " ucap Daliya lirih. 

" Sutt! gak boleh bilang begitu, kamu pasti sembuh. " jawab Gus Azi mengelus tangan Daliya. 

" Sampai kapan Mas? lihatlah tubuhku, semakin hari semakin kurus. apa kau tidak jijik melihat keadaan ku Mas? " tanya Daliya. 

" Tidak sayang, Mas tidak  pernah jijik memandangmu. " ucap Gus Azi. 

" Tapi wajahku sudah tidak secantik dulu, tubuhku tidak sebagus dulu Mas, Mas tidak bosan padaku? " tanya Daliya sendu. 

" Mas terima kamu apa adanya sayang, Mas tidak pernah bosan melihatmu. " jawab Gus Azi tersenyum hangat. 

" Tap-tapi, aku rasa sudah waktu nya jika Mas ingin menikah lagi. " ucap Daliya menundukkan pandangan nya. 

" Sayang, Mas sudah bilang. jangan pernah mengungkit permasalahan itu lagi. " ucap Gus Azi. 

" Aku mohon Mas, kali ini saja apa kau tidak bisa menuruti permintaanku? " tanya Daliya memelas. 

" Tidak! dan tidak akan pernah! berikan permintaan yang bisa Mas kabulkan Daliya. " ucap Gus Azi tegas. 

"  Mas? apa kau tidak sayang lagi padaku? apa rasa cinta mu telah pudar padaku? " tanya Daliya. 

" Mas sayang padamu Daliya, rasa sayang  dan cinta Mas lebih besar untukmu. " ucap Gus Azi. 

" Maka menikahlah Mas, berikan aku seorang anak, keturunanmu! berikan apapun yang aku mau. menikahlah Algazi. " 

" Mas tidak bisa Daliya, Mas tidak sanggup harus menduakan kamu. Mas tidak masalah jika tidak ada anak dalam rumah tangga kita. " ucap Gus Azi lirih. 

" Mas, jujurlah pada hatimu. aku tahu kau begitu minder melihat teman-teman sebaya mu memiliki keluarga kecil. " ucap Daliya. 

" Kau tidak mengerti isi hatiku Daliya, jangan kau hakimi seorang diri. " hardik Gus Azi. 

" Tolong Mas, kali ini pahami keinginan ku sekali saja! kamu tidak tahu betapa aku menginginkan seorang anak dalam rumah tangga kita? tapi sayangnya tuhan tidak mentakdirkan ku menjadi seorang ibu. " 

" Aku selalu berupaya untuk sembuh agar bisa hidup bahagia bersama mu memiliki anak-anak yang lucu tapi apa? semua itu hanya tinggal harapan dan menjadi bunga tidurku saja Mas. " 

" Kamu tidak tahu Mas, betapa berharganya kehadiran seorang anak dalam pernikahan. aku hanya ingin kamu  menjadi apa yang pria  sudah menikah miliki dari istrinya. " sambung Daliya. 

" Tapi aku merasa sudah cukup dengan memiliki kamu Daliya, Mas tidak masalah jika tidak bisa seperti lelaki di luaran sana. asalkan Mas bisa bersama mu, Mas mencintai kamu dengan semua yang kamu miliki. Mas tidak butuh apa pun lagi." ucap Gus Azi. 

" Mas, apa begitu sulit menuruti ku saja? " tanya Daliya. 

" Sangat! itu permintaan yang sulit untuk Mas jalankan, kita bisa mengadopsi anak tidak perlu sampai Mas menikah lagi Daliya. " ucap Gus Azi. 

" Tapi aku maunya Mas menikah dan punya keluarga bahagia! Aku mau anak dari darah daging Mas sendiri bukan Adopsi anak. Aku tidak selama nya bisa bersama mu Mas!!! penyakit ku semakin berkembang pesat! aku tidak tahu entah besok entah beberapa jam lagi, bisa saja Tuhan mencabut nyawaku. " 

" Aku gak mau Mas sampai menyesal jika aku sudah tidak ada, jadi aku mohon turuti satu permintaan ku saja aku tidak akan meminta yang lain. " ucap Daliya menangis tersedu-sedu. 

Gus Azi hanya terdiam, tidak sanggup dia berkata apapun dihadapan istrinya yang menangis tersedu-sedu bibirnya seolah kelu. ingin marah tapi itu istrinya sendiri. Gus Azi memejamkan matanya mencoba menetralkan emosinya sejenak. 

" Tapi aku tidak punya wanita lain, Daliya. hanya kamu wanita yang Mas miliki. " hanya itu saja yang mampu keluar dari mulut Gus Azi. 

" Menikahlah dengan Cia, Mas. " ucap Daliya. 

DEG... 

Rasanya jantung Gus Azi berdetak kencang tidak karuan, apa Daliya tidak salah bicara. bagaimana bisa ia menjadikan sahabatnya kambing hitam dalam ke ke egoisan nya.

" Cia bukan beragama seperti kita Daliya? kamu yakin meminta nya menikahi ku? "tanya Gus Azi mencoba sabar. 

" Ya Mas, Cia pasti setuju dengan permintaan ku. " ucap Daliya. 

" Daliya!!! kita tidak boleh memaksa kehendak seseorang demi keegoisanmu? pindah agama benar-benar terlalu mutlak. " 

" Mas, Cia bukanlah orang yang seperti Mas bayangkan. kalau Mas sudah berhasil memasuki kehidupan Cia. Mas akan mengerti bagaimana sifat wanita itu, dan cara pola pikirnya. " jelas Daliya. 

" Jadi karena itu kamu menyuruh Mas menikahinya? " tanya Gus Azi. 

" Ya Mas, hanya dia satu-satunya yang bisa mendampingi Mas. " ucap Daliya yakin. 

" Itu keinginan mu? " tanya Gus Azi lagi. 

" Ya, Mas hanya itu. apa Mas mau menurutinya? " tanya Daliya. 

Gus Azi tampak menghela nafas lelah sesaat sempat berpikir beberapa detik dalam pikirannya terasa berat rasanya menerima permintaan Daliya. 

" Tanyakan pada Cia, jika dia siap Mas akan membimbingnya kejalan yang benar. " ucap Gus Azi.

Setelah mengatakan itu, Gus Azi bergegas keluar ruangan sedangkan Daliya masih terdiam mendengar ucapan Gus Azi. 

Saat Gus azi melangkah menjauhi ruangan Daliya, Gus Azi berpapasan dengan Ciara sempat terjadi kontak mata beberapa detik sebelum mereka saling melangkah seperti tidak saling kenal. 

Cia hendak memutar knop pintu, tapi pandangan nya terfokus pada raut Gus Azi barusan, terkesan dingin dan emosi.

" Ada apa dengan nya? aneh banget, kayak mau makan manusia hidup-hidup. " batin Cia bergidik ngeri. 

KLEK.... 

" Hai Aya, bagaimana kabarmu? " tanya Cia menghampiri sahabatnya. 

" Alhamdulillah, lumayan baik. kemu habis dari mana? bagus banget pakaiannya? " tanya Daliya. 

" Aku dari panti, anak-anak begitu merindukan ku. jadi aku harus kesana. maaf ya aku gak bisa temani kamu dirumah sakit beberapa hari terakhir. " ucap Cia. 

" Santai aja, malahan aku yang gak enak sama kamu. " jawab Daliya. 

" Gak masalah kok, selagi kamu sehat dan baik-baik saja aku sanggup, termasuk mengurusmu aku sanggup. " ucap Cia terkekeh pelan. 

" Eh ya, kenapa suami mu? mukanya serem banget! kayak buaya mau terkam mangsanya. " sambung Cia. 

" Kamu ketemu dia? " tanya Daliya. 

" Ya, pas aku mau masuk dia keluar ruangan. " jawab Cia. 

" Kamu bertengkar lagi? " tanya Cia. 

" Tidak, dia nya saja yang baperan sama ucapan ku. " ucap Daliya. 

" Oh, ya. menurutmu bagaimana seorang mualaf? tanya Daliya lagi. 

" Tidak masalah, berarti dia sudah yakin sama iman yang di anut nya. " jawab Cia. 

" Tapi kenapa kau tanya begitu? tidak biasanya. " sambung Cia mengerutkan dahinya. 

" Gak apa-apa, tapi kalau dia mualaf karena permintaan seseorang tapi dia ikhlas menjalaninya bagaimana tanggapanmu? " tanya Daliya lagi. 

" Kalau itu sih, aku tidak bisa berkomentar banyak. aku bukan seorang ahli agama. tapi kalau dari lubuk hatinya dia memang sudah memantapkan diri terlepas karena permintaan seseorang atau tidak. " 

" Ya, tidak jadi masalah. yang penting orang itu sudah tahu apa saja dan tidak yang boleh dilakukan dalam agama islam. " sambung Cia. 

" Ada apa Aya? tidak biasanya kau tanya begitu padaku? " ucap Cia memandang curiga. 

" Ak- " 

KLEK... 

Bertepatan dengan pintu terbuka dari luar, Gus Azi yang baru saja masuk kedalam ruangan. 

" Karena kalian sudah disini, aku mau bicarakan sesuatu. " ucap Daliya serius. 

" Apa? katakan saja? " tanya Cia tanpa curiga sama sekali. 

1
Samsiah Yuliana
lanjut kak,,,
Ana Isti
bagus sih cerita nya tapi sayang daliya sama gus azi terlalu egois sama cia
Ana Isti
daliya terkesan sangat " egois
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!