Alettha gadis 16 tahun yang kini duduk di bangku kelas 2 SMA itu nampak diam termenung, wajah cantiknya masih terlihat kesedihan yang mendalam.
Kehilangan Ayahnya membuat gadis itu begitu frustasi dan begitu sedih, belum lagi semua aset kekayaan ayahnya kini sudah di ambil alih oleh orang orang yang tidak bertanggung jawab.
Alettha Kinaya Ayu, harus meneruskan hidup nya berapa dengan ibu tiri dan kakak tiri nya yang kurang menyukai nya itu, entah apa yang akan terjadi pada gadis malang itu.
Yuk mampir di cerita pertama ku semoga kalian suka❤️
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lembayung Senjaku, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Makan Malam Bersama Arsya
Warung basok di pinggir jalan
" Udah hampir jam 5 ternyata, abis ini mau kemana?" Ucap Arkha melihat Alettha yang sedang makan bakso di depan nya.
" Pulang aja deh kak, Alettha capek dan pasti kak Arkha juga lebih capek kan?." Gumam Alettha meletakkan sendok dan garpu nya menatap Arkha langsung yang sedang berbicara pada nya.
" Hal sekecil itu saja bisa membuat ku jatuh dalam pesona mu, bagaimana dengan lain hemz.." Arkha menangkup wajah nya dengan kedua tangan nya menatap Alettha.
" Apa sih kak.." Gadis itu seketika blushing dengan merah tomat yang benar nyata.
Alettha melajukan makan nya sedangkan Arkha yang selesai makan hanya terkekeh melihat tingkah Alettha yang mengemas kan.
" Alettha.."
" Iya, kak Arkha?."
" Kamu bisa bawa motor gak?."
Alettha menatap Arkha bingung.
" Bisa, kenapa ?."
" kamu bisa naik moge?, seriusan loh aku ni nanya nya?."
Alettha berdecak kesal melihat jawaban Arkha seakan-akan dia sedang mengolok-olok gadis itu.
" Dulu aku punya temen cowok bawaan nya moge dan aku sering bawak motor dia, kak Arkha gak percaya tapi Kakak nanya?".
" Iya deh, percaya. Nanti bawak ya motornya tangan ku pegel banget deh mau bawa motor lagi.." Gumam Arkha sembari memperlihatkan gigi nya yang berjajar rapi dan bersih.
Sedangkan Alettha hanya tersenyum dan mengangguk pelan melihat Arkha yang tersenyum lebar.
" Kak Arkha gak ngerokok?". Alettha menatap Arkha yang hanya diam setelah makan menunggu dirinya.
" Aku bukan perokok." Jawab nya dengan begitu lembut.
" Aku pikir Kaka Arkha perokok sama seperti tuan muda Arsya , tapi bagus jika tidak karena itu juga gak sehat untuk kesehatan mu."
" Bang Arsya juga buka. perokok kok, hanya saat pikiran nya sedang kalut dan tidak baik baik saja dia akan jadi perokok akut. "
Alettha hanya mengganguk mengerti.
Setelah selesai mereka segera membayar bakso di penjual yang sudah berpindah tangan tidak seperti penjual lama di mana Alettha sering beli bersama papa nya.
" Kamu bisa?." Arkha kembali menyakinkan Alettha saat gadis itu hendak naik keatas motor Arkha .
" Bisa, kak Arkha gak usah khawatir deh ayo naik." Ucap penuh dengan percaya diri.
Dan benar saja Alettha begitu fasih mengunakan motor besar kesayangan Arkha itu dan tidak ada rasa takut di hatinya, Arkha membuka helmnya sama seperti Alettha yang lebih memilih tidak mengunakan helmnya.
Rambut gadis itu terbang dengan lembut menerpa wajah Arkha dengan aroma segar. Alettha yang mengunakan dres mengendarai motor dengan pelan dan itu berhasil membuat beberapa pasang mata menatap gadis itu takjub dan terpesona.
" Kamu tahu semua orang menatap mu mereka terpesona mungkin melihat bidadari mengendarai moge.." Seru Arkha dengan terkekeh.
" Dasar.."
Begitu lah perjalanan mereka penuh dengan candaan kebersamaan dan keintiman membuat mereka semakin dekat, Arkha memantapkan hatinya jika sampai di rumah pemuda itu akan katakan akan perasaan nya.
Malam kian datang langit berganti malam
Perjalanan yang seharusnya 2 jam kini menjadi 3 jam perjalanan karena Alettha yang membawa motor Arkha dan mereka sembari menikmati udara dan suasana kota di sore dan malam hari.
Tak lama mereka sudah sampai Dirumah besar keluarga Wijaya yang terang termerang, mereka nampak terkejut melihat mobil Arsya berada di rumah .
" Kenapa dia dirumah?." Gumam Arkha saat Alettha mematikan motor nya.
" Tuan muda Arsya tidak ke Bali mungkin, bisa jadi ada kerjaan di sini kak." Balas Alettha melihat Arkha yang nampak acuh.
" Kembali ke paviliun dan istirahat, setelah itu buatkan aku nasi goreng ok?."
Alettha tersenyum mengacungkan kedua jempol tangan nya pada Arkha dan berlalu pergi.
Alettha berjalan dengan sesekali bersenandung senang menuju paviliun yang sepi.
" Ehem.." Suara deheman keras mengejutkan Alettha yang melewati taman belakang rumah.
Alettha terdiam dan was was jika ada orang jahat atau hantu yang mendatangi nya.
" Hoy.." Seru Arsya dengan keras mengejutkan Alettha dari atas balkon kamar nya.
Alettha berdecak kesal menatap ke arah balkon kamar. Pemuda itu nampak berdiri kepala dan menatap Alettha dengan tajam.
" Kenapa harus ketemu dia lagi sih, kenapa gak pergi aja ke Bali sono kagak usah di rumah 3 hari aja dah gak papa.." Batin Alettha kesal.
" Saya lapar, buatkan makanan." Titah Arsya dengan datar.
" Tunggu sebentar ya tuan muda, saya mandi dulu setelah itu akan saya buatkan makanan." Ucap Alettha dengan hembusan nafas kesal.
" Hemz ." Arsya masuk kedalam kamar nya meninggalkan Alettha yang masih kesal.
***
Setelah mandi Arkha segera turun dari kamar menunggu kedatangan Alettha yang juga sedang berjalan menuju dapur, sedangkan Arsya sudah duduk di Maja makan dengan laptop di depan nya.
" Kenapa gak pergi, gue pikir Lo pergi ke Bali ?." Seru Arkha berhenti di akhir anak tangga melihat saudara kembar nya itu.
" Malas." Gumam Arsya singkat nampak mengalihkan pandangannya dari laptop.
Alettha yang baru masuk terkejut melihat Arkha dan Arsya sudah berada di dapur.
" Cepat buat makanan, saya lapar ." Suara berat Arsya membuka Alettha yang terdiam kemudian langsung bergerak membuatkan masakan untuk mereka.
Arkha duduk di depan Arsya menatap layar ponselnya yang begitu banyak notifikasi masuk sejak beberapa jam lalu.
" Dinda.." Gumam Arkha membuat Arsya melirik nya sesaat.
Arkha temui aku di Bar sekarang, ada yang ingin aku katakan.
Arkha hendak berdiri namun tangan nya di cekal oleh Arsya dengan kencang.
" Duduk dan makan lah, apa wanita itu begitu berharga membuat mu meninggalkan meja makan sekarang?."
Arkha bingung harus tetap pergi atau duduk di meja makan sekarang.
" Nasi goreng nya sudah siap tuan muda, silahkan makan." Gumam Alettha membuat Arsya melepaskan tangan Arkha.
" Alettha kamu saja yang makan, aku harus pergi ." Ucap Arkha cepat langsung meninggalkan Alettha yang menatap nya bingung.
Arsya menggeleng melihat tingkah adiknya yang begitu primplan itu.
" Duduk dan makan nasi goreng Arkha, tanpa penolakan dan pertanyaan tidak jelas." Seru Arsya sebelum Alettha membuka mulut nya hendak menolak.
Akhirnya Alettha dan Arsya makan malam berdua sedang kan Arkha pergi entah kemana, mereka nampak asik dengan nasi goreng mereka sendiri dan pemikiran masing masing.
Rasa canggung membuat Alettha benar benar tidak nyaman berada di tempat dan berhadapan dengan Arsya, gadis itu lebih nyaman berada di dekat Arkha yang selalu membuat nya terbang.
" Bukan kah ini cuti pertama mu, untuk apa kamu masih di rumah?".
" Ah, saya tahu maksud kamu ada disini. Karena ingin berduaan dengan Arkha kan, apa kalian sepasang kekasih sekarang?." Timpal Arsya dengan ketus membuat Alettha langsung tersedak.
Uhuk uhuk
Gadis itu langsung mengambil air dan meneguknya dengan cepat .
" Kami tidak memiliki hubungan apa pun tuan muda, kami hanya sebatas majikan dan pelayan itu saja." Gumam Alettha pelan.
Arsya hanya diam menatap tajam Alettha yang tertunduk takut dengan tatapan pemuda itu yang terasa begitu menguliti nya dengan tesang terangan.