Dibunuh demi selingkuhan, hartanya di rampas dan dia dipisahkan dengan anaknya, dia kembali ke masa lalu dan mengubah takdirnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon To Raja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
33. Mempercepat acara pernikahan
Ding dong!
Ding dong!
Suara bel langsung membuat Ayu tersentak lalu perempuan itu menatap suaminya yang masih santai-santai menonton TV.
"Cepat matikan tv-nya, itu pasti Putra kita dan calon menantu kita yang datang!!! Ingat, kau harus memperlihatkan sikapmu yang baik di depan calon menantu kita, karena calon menantu kita itu sangat penting untuk kelangsungan keluarga kita!!!!" Tegas Ayu pada suaminya lalu perempuan itu segera berlari ke arah pintu dan membuka pintu apartemen.
"Ah akhirnya kalian datang juga, dari tadi ibu sudah menunggu kalian, Ayo cepat masuk!!!" Ucap Ayu menyambut dua orang itu.
Maka keduanya langsung masuk dengan Niko yang membawa oleh-oleh yang telah dibeli oleh Melinda, ia langsung meletakkan oleh-oleh itu di atas meja.
Maka dengan segera, Gama membuka bingkisan itu untuk melihatnya, tetapi Ayu dengan segera memukul tangan suaminya.
"Kenapa kau harus membuka itu dulu? Kita harus makan lebih dulu karena Putra kita dan menantu kita sudah sangat lapar setelah bekerja seharian!!!" Ucap Ayu kemudian tersenyum ke arah dua orang yang baru datang lalu dengan cepat merangkul Melinda ke meja makan.
"Duduklah, Ibu sudah memasak semua ini untuk kalian berdua, Kalian pasti sudah sangat lapar setelah bekerja seharian penuh." Ucap Ayu langsung di angguki oleh Melinda.
'Hah,, padahal dulunya, ketika aku datang ke rumah ini dia sangat kentus padaku dan memandangku dengan sebelah mata karena penampilanku yang terlalu buruk. Tapi sekarang malah seperti ini setelah penampilanku di rubah.
'Apakah dulu dia bersikap itu seperti itu karena dia pikir penampilanku yang buruk tidak akan diterima oleh pria lain dan sekarang karena aku berpenampilan cantik seperti ini, dia jadi takut kalau mungkin aku akan direbut oleh pria lain?' kesal Melinda dalam hati, tetapi dia tidak memperlihatkan kekesalannya namun dia berusaha bersikap seolah-olah Dia sangat senang dengan perlakuan Ayu terhadapnya.
Maka semua orang berkumpul di meja makan dan mulai makan dengan Melinda mengepal erat tangannya saat dia diperlakukan dengan sangat baik, bahkan beberapa kali Ayu maupun Niko menaruh makanan di piringnya.
"Oya, kami sudah tidak sabar untuk memiliki Putri seperti mu, apalagi anak kami cuma ada satu, cuma Niko. Padahal, kami berharap memiliki seorang putri yang bisa menemani kami di rumah." Ucap Ayu dengan senyum yang mengembang melihat Melinda.
Bahkan mata perempuan itu sampai ikut tersenyum karena sangat berharap Melinda segera masuk ke dalam keluarga mereka supaya perlahan-lahan mereka bisa membuat perempuan itu menyerahkan seluruh warisan orang tuanya kepada mereka.
Tetapi Melinda, Dia sangat ingin muntah mendengar ucapan perempuan itu, 'bilang saja kalau kau sudah tidak sabar untuk memiliki seluruh harta peninggalan orang tuaku dan memiliki seorang pembantu gratis di rumahmu.' kesel Melinda dalam hati yang mengingat Bagaimana di kehidupan dulunya dia dianggap sebagai pembantu di rumah.
Dia harus bangun pagi sekali untuk membersihkan rumah, memasak sampai suaminya pergi ke kantor lalu dia harus mencuci semua pakai orang di rumah itu dan pergi membuang sampah serta melakukan pekerjaan rumah yang lainnya.
Sampai sore tidak ada waktu baginya untuk beristirahat, bahkan ketika semua orang sudah tidur di rumah itu, dia masih harus terkantuk-kantuk di depan meja setrika, menyetrika rapi semua baju-baju orang yang telah Ia cuci seharian penuh.
Dan sekarang, malah dikatakan akan menjadi putrinya?
Sangat pandai merayu!!!
"Ahh ibu,, Ibu tidak boleh mendesak Melinda seperti itu, nanti kami akan membicarakannya pelan-pelan. Lagi pula aku tidak mau memaksanya kalau dia memang masih belum siap untuk menikah, karena seorang perempuan jika belum menikah masih bebas untuk menentukan segala sesuatunya.
"Berbeda jika sudah menikah nanti, segala sesuatu yang harus ia lakukan harus dirundingkan dulu dengan suaminya." Ucap Niko sembari tersenyum menatap Melinda seolah dia benar-benar perduli pada perempuan itu.
Jadi Melinda menganggukkan kepalanya, "Ya aku juga berpikir masih ingin menikmati hidup, tapi mendapatkan orang tua yang baik seperti ayah dan ibu, aku rasa aku rela menukarnya dengan masa mudaku." Ucap Melinda langsung membuat semua orang terkejut.
"Jadi,, kau sudah mau mempercepat pernikahan kalian?" Tanya Ayu dengan mata berbinar-binar menatap perempuan di depannya.
Melinda tersenyum, 'bukan mempercepat pernikahan, tetapi mempercepat acara mempermalukan keluarga kalian!!!' ucap Melinda dalam hati lalu dia menganggukkan kepalanya, "Iya," jawab perempuan itu pada calon ibu mertuanya.
