Visual Cast bisa cek Tiktok @Raline_Story94
Disini Aku akan bahas Versi Dewasanya Sean dan Nayya ..
Please jangan lupa Follow, Like, Vote, dan Coment nya ya readers ...
Yang suka Mellow Romance dan keromantisan yok ngumpul baca cerita ini ..
"Aku memang mencintaimu Nayy, tapi Aku juga punya batas kesabaran seorang pria".
"Cukup 10 tahun kita terpisah, Aku tidak mau hal itu terjadi lagi. Apa kau tidak merasa kehilangan selama 3 bulan terakhir ini"? tanya Sean dengan serius.
Kedua insan yang akhirnya bertemu setelah 10 tahun dalam versi Dewasa dan Mapan.
Nayya semasa SMA pernah menjalin kasih dengan Excel, namun harus kandas.
Sebab Excel kembali pada cinta pertamanya yang tak lain sahabatnya Nayya sendiri.
Sean sendiri adalah kakak dari Excel.
Dia lebih mencintai Nayya dan memendam perasaan nya selama 13 tahun lamanya.
Akankah cinta dan perjuangan nya Sean terbalaskan di Season 2 ini?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Raline_Story, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 8 Sorry
Keesokan paginya Nayya menggeliat ciri khas bangun tidur. Baru kali ini ia merasa tidurnya sangat pulas sekali. Pasalnya semenjak dia lulus dari SMA Nayya tidak pernah tidur dengan nyenyak.
Dia selalu mengandalkan obat penenangnya tiap kali ingin tidur dengan nyaman dan tenang entah apa yang membuat Nayya menjadi penderita insomnia seperti sekarang ini.
Terlebih lagi saat rasa panik dan cemasnya mulai kambuh, ia sangat membutuhkan obat yang sudah 10 tahun ini selalu menemaninya.
"Sudah bangun"? suara bariton nan tegas itu membuyarkan rasa kantuknya Nayya.
"Kamu"? kaget Nayya, reflek ia segera melihat kebawah selimutnya, apa pria angkuh itu benar-benar sudah melakukannya.
"Kenapa? Kamu takut kita telah ONS semalam?
Bukankah itu yang Kamu ingin kan"? cibirnya.
Ccckkk .. Nayya berdecak kesal.
Moodnya sudah dibuat jelek oleh pria itu pagi ini, sungguh menyebalkan, pikirnya.
"Aku tidak akan minat untuk menyentuhmu"!
Nayya mengernyitkan dahinya, seakan tersindir dengan ucapan Pria angkuh itu barusan.
"Ahh sudahlah, percuma bicara denganmu".
"Lebih baik Kamu mandi gih, lalu sarapan".
"Aku tunggu Kamu dimeja makan sekarang"! titah Pria itu kemudian pergi dari kamarnya.
Cukup lama Nayya berkecamuk dengan pikiran yang bersarang dalam otaknya saat ini.
"Dia bilang apa? Dia tidak berminat denganku"?
"Lalu apa ini .. ini .. dan ini". ujar Nayya sambil menunjuk beberapa kiss mark yang ada pada tengkuk lehernya, saat ia sedang berkaca.
"DASAR PRIA MESUM ..."! teriak Nayya kencang.
Sean yang masih berdiri didepan pintu kamar, sudah menyeringai tipis di sudut bibirnya.
"Aahh .. Kenapa enggak bisa hilang sih"!
"Sebenarnya dia manusia apa drakula sih"!
"Mana Aku gak bawak Foundation lagi"!
"Aahhh ...". teriak Nayya kesal, sudah hampir setengah jam ia mencoba menghilangkan bekas jejak kepemilikan itu, namun bukannya hilang malah makin merah setelah digosok.
Setelah mandi, Nayya berjalan ke walk in closet namun lagi-lagi dia dibuat kaget, saat melihat tidak ada satupun pakaian wanita disana.
"Semalam kan banyak pakaian wanita disini". gumam Nayya, lalu ia mulai memperhatikan kiri dan kanan, dan kearah sekelilingnya.
"Ini bukan kamar yang kutempati semalam".
"Apa Aku dan dia benar-benar melakukannya"?
"Tapi kata orang, biasanya sudah berhubungan semua badan terasa remuk, dan dibawah ini akan terasa sakit dan nyeri, seperti ada yang robek juga luka didalam sana". gumam Nayya.
"Aahh .. Aku harus memastikannya dulu".
Nayya mengambil sembarang kemeja yang ada didalam sana, lalu memakainya dengan cepat.
Tanpa berkaca dan tanpa melihat penampilan ia sekarang ini, Nayya langsung keluar dari dalam kamar itu. Tanpa disadari begitu sexinya penampilan ia saat ini. Siapa pun yang melihatnya pasti akan terpesona dan juga tergoda.
"Aku ingin Kamu jelasin, apa yang sudah kita lakukan semalam, Prof.Roland"? sentak Nayya.
Sean tersentak, saat melihat penampilan Nayya yang sangat begitu menggoda imannya pagi ini.
Gleekk .. tanpa sadar Sean meneguk air liurnya
"Kenapa diam? jawab"! ucap Nayya emosi.
Sean mencoba mengalihkan pandangannya.
Saat ini ia sedang mempelajari berapa berkas, tentang proyek baru rumah sakitnya.
"Apa Kamu tuli Prof. Roland"? pekik Nayya.
Karena merasa diabaikan, Nayya segera naik kepangkuannya Sean seperti malam tadi.
Lalu ia ambil berkas yang sedang dibaca Sean, kemudian ia lempar di sembarang tempat.
"A-pa ya-ng kau laku-kan Nayy"? kaget Sean.
"Apa harus seperti ini dulu, Kamu baru mau menatapku, Prof.Roland"? sindir Nayya.
"Bisa Kamu turun dari pangkuanku sekarang".
"Kamu cukup berat". cicit Sean dengan asal.
"Apa? Apa katamu barusan? Aku berat"?
"Apa Aku terlihat gendutan sekarang ini Kak"?
rengek Nayya tanpa sadar dan memanggil Sean dengan sebutan Kak.
Sean terkekeh, ternyata gadisnya ini masih sama seperti dulu takut sekali di bilang gendut.
"Kenapa senyum-senyum gitu"? ketus Nayya.
"Sini duduk yang benar". ucap Sean lembut, kemudian menggeser sedikit bokong Nayya untuk bisa duduk disebelahnya.
Sean terlihat sedang mengambil Hair Dryer didalam kamarnya. Kemudian dengan penuh perhatian,
ia mulai mengeringkan rambut Nayya yang masih sangat basah. Karena Nayya tidak sempat mengeringkannya saat berada dikamar tadi.
"Aku bisa sendiri". cicit Nayya gugup.
"Kenapa? Apa Aku tidak boleh melakukan hal sekecil ini untukmu". gumam Sean dengan sorot mata yang sangat tampan dan juga menawan.
"Bukan seperti itu, Aku takut merepotkanmu".
"Aku tidak pernah merasa direpotkan olehmu".
"Tapi, hubungan kita? Hmm bagaimana"?
Nayya selalu dibuat melting kerap kali melihat tatapan Sean yang begitu intens kepadanya.
Sean diam, dia belum menjawab pertanyaan yang diajukan Nayya barusan. Setelah selesai mengeringkan rambutnya barulah ia bicara.
"Sudah selesai, jangan pernah seperti ini lagi".
"Kamu bisa masuk angin nanti". cicit Sean.
"Hmm, terimakasih". jawab Nayya lembut.
"Aku tidak akan melakukannya, tanpa izin dari Kamu Nayy. Aku ingin memilikimu seutuhnya, saat Kau dan Aku menyatu dalam ikatan yang sah dan resmi dimata Hukum dan Negara". ucap Sean tiba-tiba, lalu menggenggam lembut kedua tangannya Nayya.
"Apa kau serius dengan keputusanmu Kak"?
"Hmm, Aku selalu serius dengan ucapanku".
"Bagaimana kalau kita jalani saja dulu"?
"Maksud Kamu Nayy"? tanya Sean penasaran.
"Seperti cinta kontrak! Aku ingin menjalani itu denganmu, Aku ingin memastikan hatiku terlebih dulu, Aku tidak ingin Kau terluka untuk kedua kalinya Jadi Aku ingin". lirih Nayya tertunduk lesu.
"Kedua kali? Aku tidak mengerti". potong Sean.
"Aku tahu kakak sangat mencintaiku dari dulu".
"Terdapat banyak fotoku dan juga puisi disana,
Aku pernah melihat itu dilaptopmu waktu SMA,
Maafkan Aku ... maaf jika Aku baru menyadarinya".
Nayya merasa bersalah, karena mengabaikan perasaan laki-laki sebaik Sean selama ini.
"Hey kenapa Kamu menangis? Itu bukan suatu masalah yang besar bagiku, dengan Kamu selalu bahagia, itu lebih dari cukup buat Aku". gumam Sean yang sudah memeluk erat gadisnya itu.
"Tapi Aku takut mengecewakanmu Kak".
"Hmm .. Kamu tidak pernah mengecewakanku, maafkan Aku, yang sempat meragukanmu Nayy".
Nayya mengurai pelukannya, lalu menatap manik mata Sean dengan dalam.
"Sewaktu Kau memilih putus dengan Excel, saat itu Aku sedang berada di Barcelona".
"Aku sedang mengikuti seminar disana Nayy".
"Aku hanya mendengar kabar sepihak darinya,
dia mengatakan bahwa kau telah tidur dengan pria lain dimalam prom night". keluh Sean merasa sedih.
"Hmm, Lalu apa lagi katanya"? sahut Nayya.
"Aku tidak ingin mendengarnya lebih jauh, namun dia memaksaku untuk mendengarkan sampai selesai, malam itu Kamu sengaja tidur dengan pria lain,
agar Kamu bisa cepat putus dengan Excel,
apa benar seperti itu Nayy"?
Ccckkk .. Nayya berdecak kesal, matanya sudah terasa penuh, gumpalan air itu siap meledak.
"Kita sudah lama putus Kak, semenjak Aku tahu dia masih sering jalan bersama Angel".
"Angel? Siapa Nayy"? kaget Sean.
"Angel sahabat kecilnya Excel Kak". cicit Nayya.
"Kau mengenal Cessy Nayy"? sentak Sean.
Nayya mengangguk pelan, kemudian terisak.
"Angel itu sahabatku waktu di London Kak".
"Dia sahabat baik ku Kak, dan mama lah orang yang mendonorkan hatinya untuk Angel".
"Aku juga tidak menyangka wanita yang Excel begitu cintai adalah sahabat karibku Kak". tangis Nayya benar-benar pecah saat ini.
Sudah 10 tahun Nayya menahan semua ini sendirian, ia seakan tersiksa dengan semua perasaannya selama ini. Ia merasa bersalah kepada hatinya yang terlalu lemah dan baik.
Sean menarik Nayya kembali masuk kedalam dekapan hangatnya. Yang selalu ia berikan saat keadaan Nayya sedang kacau dan kalut.
Sean ingat, seharusnya Nayya pergi ke Psikiater sewaktu dulu. Saat mamanya meninggal ia begitu hancur, dan terpukul. Namun Sean sendiri juga tidak dapat membantu dan menemaninya, karena ia tidak ingin hubungan persaudaraan antara ia dan adiknya Excel sampai rusak dan renggang.