"Lupakan Aku, Raymon !" Ucap Via getir.
Gadis cantik yang lahir dari keluarga biasa dan sederhana itu, merasa sakit hati di hina orang tua pacar nya yang kaya raya.
Apalagi saat kesucian nya direnggut paksa pacar nya, Via makin kecewa dan membenci Raymon.
Via pun nekat kabur sebelum hari pernikahan yang telah di atur oleh kedua orang tua Via dan Raymon.
Dalam pelariannya, Via menjalin hubungan cinta dengan Axel seorang pria tampan pemilik cafe.
Raymon yang terus mengejar cinta Via tiba-tiba mengalami kecelakaan mobil dan menderita amnesia.
Axel yang menjadi dewa penolong Raymon saat kecelakaan mengajak Raymon yang lupa ingatan tinggal bersama nya dan menjadi sahabat.
Apakah Ingatan Raymon bisa kembali seperti semula ?
Bagaimanakah hubungan Via dan Axel setelah ia mengetahui Via dan Raymon pernah mempunyai hubungan khusus ?
Yuk pantau cerita nya 🤗 Jgn lupa intip karya lain ku yg juga menarik utk di bac
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Afriyeni Official, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pasien tanpa nama
Di ruang tunggu rumah sakit, Axel tampak gelisah menunggu kabar keadaan Raymon yang saat ini sedang di tangani dokter dan perawat rumah sakit.
Kondisi Raymon yang seperti nya terluka parah, membuat Axel tak bisa meninggalkan pemuda yang belum ia ketahui identitas nya itu begitu saja.
Axel merasa ikut bertanggung jawab atas kejadian yang menimpa Raymon. Sebab, jika ia tidak mengajak pemuda yang tadi nya sedang mabuk itu balapan, mungkin Raymon tak kan mengalami kecelakaan.
"Maaf mas, kami butuh data pasien untuk penanganan lebih lanjut." ucap seorang perawat menghampiri Axel.
Axel menepuk jidat nya pelan.
"Boleh pake KTP saya dulu gak mbak, soal nya data-data pasien tertinggal di mobil nya. Saya gak tahu harus hubungi siapa. Apalagi ini sudah hampir subuh, saya gak mungkin nyari data nya sekarang. Pokok nya, Mbak gak usah khawatir, semua urusan nya saya yang tanggung jawab." ucap Axel coba meyakinkan perawat.
Si perawat tampak bingung mendengar ucapan Axel.
Axel mengeluarkan dompet nya dan menyerahkan KTP nya pada si perawat.
Agak sedikit ragu dan bimbang, si perawat itu pun menyalin data-data Axel dan menyerahkan KTP milik Axel kembali ke tangan nya.
"Trus, nama pasien ini bagaimana Mas?" tanya si perawat bingung.
"Hmm, bikin nama asal aja mbak, si A kek, si B kek." jawab Axel juga ketularan bingung.
Si perawat itu pun tersenyum geli mendengar jawaban Axel yang asal-asalan.
"Ya udah mas, saya bikin nama pasien No name aja." ucap si perawat sembari mencatat kembali.
"Jangan Non Em mbak, dia lelaki, bukan perempuan lho," protes Axel tak setuju.
Si perawat terkekeh geli.
"No Name itu bahasa inggris mas, maksud nya tanpa nama gitu." ucap si perawat memperlihatkan gigi nya.
"Oh, gitu ya. Iya deh, terserah Mbak. Yang penting dia bisa dirawat dengan baik. Kasihan, gak ada yang jagain soal nya. Ntar mbak bantuin saya ya, jagain doi. Dia cakep lho Mbak, mana tau bisa jadi pacar nya." ujar Axel seraya mengedipkan mata nya pada si perawat.
Si perawat itu pun tersipu malu mendengar ucapan Axel yang menurut penilaian nya juga punya tampang tak kalah ganteng nya.
"Oke Mas Axel, ntar saya bantu." ucap nya tersenyum kikuk.
"Lah, si Mbak kok tau nama saya Axel?" tanya Axel kaget.
"Kan, barusan mas kasih KTP Mas ke saya." jawab si perawat tertawa geli.
"Oh iya, dasar pikun! Nama Mbak siapa?"tanya Axel setelah menepuk jidat nya sekali lagi.
"Rara, itu nama saya." jawab si perawat dengan mata berbinar ceria.
"Oh iya, oke mbak Rara. Ntar jangan lupa bantuin saya jagain cowok itu ya." pinta Axel penuh harap.
Si perawat yang bernama Rara itu mengangguk.
"Siap Mas, tapi Mas harus selesaikan dulu administrasi nya di depan, biar pasien bisa di tangani dengan baik oleh pihak rumah sakit." ucap Rara kemudian.
"Oh, gitu yah. Ya udah, saya ke depan dulu, titip doi ya," ucap Axel hendak berlalu pergi.
"Bawa formulir ini Mas, ntar kasih aja ke bagian administrasi nya." ucap Rara menyerahkan formulir data pasien pada Axel.
"Oke, thanks ya." ujar Axel mengucapkan terima kasih dan segera pergi ke lobi rumah sakit untuk menyelesaikan administrasi.
Hampir setengah jam berlalu.
Axel tampak kembali dengan langkah terburu-buru ke ruang operasi. Si perawat yang bernama Rara tak lagi terlihat di ruang tunggu.
"Kemana tuh cewek?" Axel jadi bingung sendiri.
"Mas, mas Axel!" Mendadak perawat yang bernama Rara itu muncul dari sebuah lorong memanggil Axel.
"Pasien nya udah selesai di operasi, sekarang udah di pindahkan ke ruang rawat inap. Ayuk, saya tunjukan kamar nya." ucap Rara mengajak Axel ke tempat Raymon di rawat.
Axel bergegas mengikuti langkah Rara yang berjalan cepat menyusuri lorong rumah sakit. Setelah melewati beberapa ruangan, mereka pun sampai di sebuah ruangan kamar pasien yang berisi beberapa orang pasien didalam nya.
"Pasien dirawat disini Mas." ucap Rara seraya menunjuk ke arah sebuah tempat tidur dimana Raymon masih terbaring dalam keadaan belum sadarkan diri.
"Oh, iya. Makasih ya Mbak Rara," ucap Axel saat dirinya telah berada di dekat tempat tidur Raymon berbaring.
Rara mengangguk seraya melirik Raymon yang masih belum sadar karna pengaruh obat bius.
"Saya tinggal dulu ya mas, ntar kalau ada apa-apa panggil saja teman saya yang lain, jika saya gak ada. Mereka pasti siap membantu kok mas." ucap Rara lagi sebelum pergi.
"Oke." Jawab Axel singkat.
Mata nya fokus menatap ke arah Raymon yang masih terbaring pingsan tanpa menoleh pada Rara yang sudah pergi melanjutkan pekerjaan nya.
Axel jadi bingung sendiri mau berbuat apa di rumah sakit itu. Ada perasaan kesal dan penyesalan yang menggerogoti hati nya. Andai dia tak mengajak Raymon balapan, mungkin saat ini dia sudah bisa tidur nyenyak di kasurnya yang empuk.
Gara-gara pemuda tak di kenal nya itu, Axel saat ini merasa tersiksa. Dia harus jadi pengasuh selama Raymon di rawat di rumah sakit.
"Gara-gara kamu, hidup ku jadi sial." dengus Axel pelan menatap Raymon jengkel.
Entah beberapa kali mulut Axel menguap lebar. Ia merasa sangat lelah dan mengantuk. Sejenak Axel melirik Raymon, ia pun menyandarkan kursi nya ke dinding rumah sakit dan menjulurkan kedua kaki nya yang panjang sambil mendekap dada dengan kedua tangan nya.
Axel pun memejamkan kedua mata nya mencoba untuk tidur. Hingga akhirnya, Axel pun tertidur sembari duduk bersandar di samping tempat tidur Raymon.
☘️☘️☘️☘️☘️
"Mas, mas, mas Axel!" sebuah suara merdu, mengejutkan Axel dari tidurnya.
Ia pun mengucek mata nya yang terasa perih. Mata nya masih agak berat, namun rasa sakit dan pegal di sekujur tubuh nya membuat Axel membuka mata nya dengan cepat.
Axel tampak bingung melihat Rara sudah berdiri di hadapan nya dengan nafas tersengal-sengal.
"Itu loh mas, cowok semalam udah sadar. Dia kayak orang kebingungan gitu mas, dia barusan keluar sendiri, sekarang lagi jalan keluar, Kayak nya mau pergi dari rumah sakit." Rara memberitahu Axel dengan ekspresi terlihat panik.
Axel melonjak kaget. Ia bergegas berlari keluar rumah sakit mencoba mencari keberadaan Raymon yang menghilang tanpa jejak.
"Dasar bocah sial, bukan nya makasih malah kabur." Axel menggerutu panjang menahan rasa dongkol nya dalam hati.
"Syukur lah, dia cepat sehat. Aku bisa pulang kerumah, tidur nyenyak. Tapi, dia pasti bingung mobil nya ada dimana. Ah, bodo amat lah." Axel bicara sendiri dalam hati nya dan mencoba untuk bersikap tidak peduli.
Ia pun melangkahkan kaki nya menuju mobil nya yang di parkir di parkiran rumah sakit. Mobil Axel pun melaju meninggalkan rumah sakit itu dengan kecepatan sedang.
Tak terlalu jauh berjalan, Axel melihat Raymon sedang berdiri di pinggir jalan dengan perban di kepala serta tampang terlihat bengong dan tak tahu arah tujuan.
"Tuh kan, si sotoy bikin aku stress." dengus Axel marah.
Axel lalu memberhentikan mobil nya di depan Raymon dan berteriak pada Raymon.
"Woi bro! naik, cepetan!" teriak Axel pada Raymon.
Raymon yang masih bingung dengan keadaan sekeliling nya. Makin bingung melihat Axel yang berteriak pada nya. Dengan sedikit ragu, ia mendekati mobil Axel dan mengikuti perintah Axel untuk masuk ke dalam mobil.
Axel pun melajukan mobil nya dengan kecepatan lebih kencang setelah Raymon duduk di jok sebelah nya.
"Lu siapa? Lu kenal gue?" tanya Raymon tiba-tiba pada Axel.
"Nama gue Axel. Masa lu gak ingat gue siapa? Gue yang semalam ketemu ama lu di club' trus kita balapan sampe lu nabrak tembok. Gue yang bawa lu ke rumah sakit, eh udah baikan malah langsung ngeloyor pergi tanpa permisi." sahut Axel gregetan.
Masa baru semalam si Raymon udah lupa sama dia. Walau tak sebut nama, setidak nya doi pasti ingat wajah Axel.
"Gimana keadaan lu?" tanya Axel mengajak Raymon bicara.
"Gue, gue baik." jawab nya agak lama seakan memikirkan sesuatu.
"Oh iya, dari semalam lu belum kasih tau gue, nama lu siapa?" tanya Axel lagi.
Raymon tampak melongo. Raut wajah nya tampak berubah aneh seperti orang bego.
"Gue, gue, gue gak ingat, gue lupa." jawab Raymon terdengar seperti orang linglung dan kebingungan.
"Lupa gimana? Sombong amat sih lu." tuding Axel tak percaya.
Raymon tampak diam berpikir keras.
"Argh...!" mendadak Raymon menjerit merasakan sakit di kepala nya yang masih terbalut perban.
Pemuda tampan itu terlihat memegang kepala nya dan meremas rambut nya kuat.
Axel tersentak kaget, ia lalu menepikan mobil nya kepinggir jalan. Ia pun menatap Raymon dengan wajah sangat cemas.
.
.
.
Bersambung ✍️👉
Jangan lupa Like & komen ya, 🤗