Cyra Alesha wanita berusia 25 tahun wanita yang berhati baik dan tulus selalu di bully dan di hina karena fisiknya yang berbeda dari yang lain.Semua orang selalu memandang remeh Cyra akan karena fisik yang tak terawat.
Bagaimana kisah Cyra Alesha selanjutnya?
simak ya gess..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Taurus girls, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 29
Cyra merasa terhina tapi dirinya bisa apa? Bukannya diluaran sana banyak yang seperti dirinya? bahkan mereka ada yang ham1l diluar nikah.
Cyra menahan diri untuk tak menangis ia tetap menampilkan senyum tulus pada semua orang.
Tak lama terdengar ada suara motor mendekat dan ternyata Yudi dan Ahmad yang datang mengantar istri-istrinya untuk ikut arisan.
"Assalamualaikum" Salam Indah dan istrinya Ahmad setelah keduanya turun dari boncengan motor para suami.
"Waalaikumsalam" Jawab semua orang termasuk Cyra.
"Ibu-ibu sudah dimulai apa belum arisannya?" Tanya Indah menyalami semua Ibu yang sudah hadir istri Ahmad pun melakukan hal yang sama.
"Kan kami menunggumu Ndah" Jawab bu rt ibunya Yudi mertuanya Indah.
Indah tertawa kecil lupa dengan kenyataan bahwa dirinya lah yang membawa gelas arisannya.
"Cepetan dimulai mbak aku sudah tidak sabar lho" Celetuk istrinya Ahmad becanda.
"Hahaha...!" Semua ibu-ibu tertawa akan kelucuan istrinya Ahmad.
Yudi dan Ahmad tidak langsung pulang mereka berdua menunggui istrinya, Yudi dan Ahmad masuk kedalam rumah lewat pintu belakang.
Acara pun berlangsung ramai mereka semua tertawa karena kehebohan yang dibuat Indah menantunya bu rt. Indah mengocok arisan dengan tidak benar berulang kali ia meledek para ibu-ibu dengan membaca nama yang dapat uang arisannya secara tidak benar.
Misalnya Maya dibaca Mia.
Misalnya Parti dibaca Patri.
Semua orang terlihat tak ada beban sedikitpun mereka semua tertawa terbahak-bahak terlihat tak memiliki masalah dalam hidupnya.
Berbeda dengan Cyra ia hanya tersenyum biasa saja tentu masih memikirkan perkataan ibu-ibu yang mengganggu ketenangan hatinya.
Ngebet menikah.
Kurus.
Belum bisa mengurus suami.
Belum bisa mengurus rumah tangga.
Belum bisa mengurus anak.
Kata-kata itu sangat mencubit hati Cyra.
Tahukah mereka jika Cyra hanya manusia biasa? Manusia yang memiliki hati bukan pohon pisang yang tak memiliki hati.
"Horeee ! Yang dapat uangnya adalah mbak Cyra" Indah mengakhiri harapan para ibu-ibu.
Sibuk menyelami keresahan hati Cyra terkejut saat Indah menyebut namanya Cyra sungguh tak menyangka sekaligus bersyukur, akhirnya membelikan ponsel untuk suami segera terwujud.
"Alhamdulilah terima kasih mbak Indah" Cyra bersyukur.
"Sama-sama" Indah memberikan uang arisan pada Cyra.
"Yaaahhh ... kok Cyra sih yang dapat?" Lesu bu Nur harapannya mendapat uang arisan dibulan ini pupus dan harus menunggu dibulan berikutnya lagi dan itu saja belum tentu mendapatkannya.
"Buat aku saja uangnya ya Cyra boleh kan? lagian situ kan anaknya baru satu belum terlalu banyak kebutuhan lah" Remeh bu Nur.
Cyra tersenyum ramah. "Maaf bu saya ada perlu dengan uang arisannya sekali lagi maaf ya bu Nur" Tolak Cyra sopan.
Bu Nur dan bu Parti men-ci-bir tidak suka dengan Cyra.
"Sombong sekali mentang-mentang dapat uang kau menolak permintaanku. Kalau Rendi yang dapat pasti sudah dikasih ke aku" Sengit bu Nur.
"Sudah-sudah lagian ini kan memang sudah jadi rezekinya mbak Cyra, ibu Nur bisa menaruh harapan bulan depan hehe.." mbak Indah melucu menengahi perdebatan bu Nur.
Setelah sudah tahu siapa yang mendapat uang arisannya acara pun bubar karena memang tidak diadakan acara yang lainnya.
Acara selesai tepat pukul 12 siang Cyra sekalian menjemput Hasa karena bu Maya tidak pulang bersamanya. Bu Maya pulang dengan tetangga yang lainnya.
Setelah pulang menjemput Hasa, Cyra lebih dulu pulang kerumah ia memandikan Hasa dan menggantikannya baju seragam untuk berangkat les.
Setelah selesai untuk mengurus Hasa segera Cyra kembali kewarung untuk menemani Rendi berjualan, siapa tahu disana banyak pembeli dan Rendi keteteran.
"Assalamualaikum" Cyra masuk kedalam warung setelah parkir motor didepan warung.
"Waalaikumsalam" Sahut Rendi yang tengah mengaduk nasi didalam magic com.
Cyra berganti pakaian dengan yang tadi pagi lalu menyusul suami didapur.
"Bikin nasi lagi Mas?" Cyra melongok isi magic dengan kedua tangan menekuk dipinggang lalu beralih mengambil air putih dan meminumnya.
"Yang pagi sudah habis alhamdulilah banyak yang mampir kesini" Rendi memeluk Cyra dari belakang menopang dagu dibahunya.
"Sukur alhamdulilah kalau banyak yang suka makan diwarung kita, tapi jangan peluk-peluk lah Mas aku gerah bau keringat juga walau sudah sempat mandi dirumah tadi sebelum mengantar Hasa les"
"Aku kangen sayank, gini doang masa tidak boleh" Rendi memeluk erat Cyra.
"Bukannya tidak boleh tapi aku takut kau kebauan" Cyra beralasan.
"Assalamualaikum" Salam dari luar.
Rendi segera melepas pelukannya pada Cyra, membuat Cyra tersenyum menang.
"Awas kau ya, nanti malam habis dibawahku" Kesal Rendi pada Cyra Rendi segera keluar dari dapur menemui orang yang datang.
Cyra tertawa geli melihat wajah masam Rendi sungguh hiburan tersendiri baginya.
Cyra mengintip dipintu melihat siapa yang datang.
Seorang ibu-ibu yang kemungkinan dengan anak gadisnya berdiri disamping Rendi yang sedang memasukan sayur nangka dikantong plastik.
"Mas-nya usia berapa?" Tanya ibu itu pada Rendi.
"36 bu hampir kepala 4" Jawab Rendi benar adanya.
"Masa sih 36? Kelihatannya masih muda gitu lho kalau saya jodohkan dengan anak gadis saya gimana Mas?"
Rendi menoleh anak gadis disebelah ibu itu.
"Maksudnya anak gadisnya yang ini?" Tunjuk Rendi dengan dagunya.
Yang ditunjuk tentu tersipu karena wajah Rendi terlalu tampan.
"Iya namanya Wulan, gimana Mas-nya mau tidak masa tampan gitu belum ada yang punya" Kekeh ingin menjodohkan anak gadisnya.
"Ini sayurnya mau nambah apa lagi bu?" Rendi mengalihkan topik pembicaraan.
"Mau sayur rasa cinta" Celetuk Wulan anak gadis ibu itu wajahnya berbinar dengan senyum semanis mungkin berharap pemilik warung ini kepincut.
Cyra yang sejak tadi mengintip tentu mendengar obrolan suami dan dua wanita itu.
"Dasar ganjen !" Hati Cyra panas seketika.
"Hahaha.. Mbak Wulan bisa saja" Rendi tertawa lucu.
"Mas kok ketawa? saya beneran lho mau nambah sayur rasa cinta saya kasih nomor ponsel saya ya Mas jangan lupa nanti di chat" Wulan mengambil secuil kertas dan bolpoint ditasnya lalu mencoret beberapa angka dan memberikannya pada Rendi.
"Makasih mbak Wulan tapi maaf saya sudah punya istri" Tolak Rendi membiarkan tangan wulan menggantung.
Hati Cyra yang tadinya sudah panas kini kembali adem perkataan Rendi barusan secara gamblang menganggap dirinya ada dan juga menghargai dirinya sebagai istri.
Berbeda dengan Wulan dan ibunya mereka berdua merasa malu mendadak.
"Mas-nya kenapa tidak jujur dari tadi sih buang-buang waktu saja Ayo bu !" Ajak Wulan pada ibunya.
"Lho? bu mbak wulan ini sayur nangkanya gimana?!" Teriak Rendi karena wulan dan ibunya pergi tanpa membawa sayur nangkanya padahal sudah dibungkus.
salam dari "aku dan teman kamarku"
"aku dan teman kamarku"
terima kasih
huhuhu....
tp seneng sih end mereka mau niikah lagi bahagia selalu cy ren
hiks..hiks...
semangat author ku sehat selalu murah rezekinya
thor sedih bngt bab yang ini.
double up ya thor. plisss ... pnsarn sma bab slnjutnya.
trnyta agam juga suka nonton drama./Facepalm//Facepalm/
apa beneran cyra sama rendi bakalan pisah?
nggak kuat melihat mereka berdua berakhir dngan perpisahan.
/Sob/
semoga aja mereka bisa damai lagi bahagia bersama lagi.
ktanya nggk rela. kok mlh ngomong gitu./Sob//Sob//Sob/