Juliet Laferriere, gadis muda asal Prancis yang berakhir menjadi tawanan seorang mafia asal Italia.
Bermula saat Matteo Baldovino Dicaprio, pria dari keluarga mafia dengan kekuasaan terbesar di Italia, berlibur ke kota Paris, Prancis.
Pria dengan marga 'Dicaprio' itu mengalami kecelakaan mobil saat berada di kota Lyon. Kota beribu momentum dan lampu yang menghalangi cahaya bintang. Tepat saat kecelakaan terjadi, Juliet muncul seperti malaikat dan membantu pria berdarah dingin itu keluar dari mobil yang berasap.
Namun, kebaikan yang dia lakukan untuk menyelamatkan hidup seseorang, malah berakhir menghancurkan hidupnya sendiri.
"Rantai ini untuk mengingatkanmu, bahwa kau adalah milikku."
Bagaimana cara Juliet melarikan diri dari seorang Predator gila? Lalu, apa pria itu akan luluh dan membebaskannya dari ancaman? Yuk ikuti kisah mereka, dan jangan lupa beri dukungan kalian!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Elsa safitri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pria gila
Pelayan itu mengangguk dan membawa kembali makanan dan anggur tersebut. Setelah dia menghilang di balik pintu, Matteo tiba-tiba memijat dahi sambil menghela nafas berat.
"... Wanita sialan itu benar-benar."
Setelah dia selesai mengeluh, dia kembali duduk di sofa dan meneguk wine. Juliet terus memperhatikan tingkahnya dalam diam. Saat Matteo meliriknya dan mata mereka bertemu, dia tiba-tiba merasa gugup.
"Kemarilah. Apa kau akan terus memeluk lututmu seperti itu?"
Matteo menyodorkan sebuah gelas berisi anggur. Dia merasa Juliet terlalu kaku dan hanya terduduk sambil memeluk lutut. Dia harus banyak bergerak.
Juliet tidak membuat tanggapan. Dia bahkan tidak mengambil gelas itu. Sebaliknya, dia malah menarik selimut dan mulai berbaring untuk tidur.
"Kau seperti manekin. Apa kau mengalami gangguan bicara karena makan terlalu banyak tadi?"
Juliet mendengus. Dia menutup seluruh tubuhnya dengan selimut, sampai suara yang dia keluarkan menjadi sangat pelan.
"Aku hanya sangat mengantuk."
*
*
*
Setelah gadis itu terlelap dalam tidur, Matteo beranjak dan mendekat. Dia berhenti minum setelah menghabiskan dua botol pinot noir. Saat dia menatap wajah Juliet dalam waktu yang cukup lama, dia mengusap rambutnya.
Selain itu, dia juga memberikan kecupan di dahi dan pipi. Bahkan, saat dia berbaring di samping gadis itu, dia mendekatkan tubuhnya dan tidur sangat dekat dengan punggung Juliet. Sedikit saja dia bergerak, dia mungkin bisa langsung mengusik Juliet dan membangunkannya.
Manis sekali. Jika kau melihat betapa lembutnya perlakukan Matteo pada Juliet, kau mungkin akan melupakan kekejaman yang dia lakukan pada orang lain.
...***...
Saat Juliet membuka mata di pagi hari, dia tidak melihat Matteo dimanapun. Sebaliknya, dia mendengar suara air dari kamar mandi. Mungkin pria itu sedang mandi?
Juliet bangkit dari kasur, dan mulai meregangkan tubuhnya. Dia melihat beberapa cerutu dan anggur di meja. Pria maniak anggur itu membuat ruangan jadi sangat berantakan.
Saat dia melihat ke luar jendela, dia mendapat sebuah pemandangan baru. Ini bukan lagi hutan bersalju dan tanah yang sepenuhnya putih, melainkan sebuah kota besar yang penuh dengan bangunan.
"... Aku seperti manusia yang baru bereinkarnasi dari zaman kuno."
Saat Juliet bergumam seperti itu, terdengar suara tawa seorang pria dari belakang. Dengan naluriah dia berbalik. Di sana terdapat Matteo yang baru keluar dari kamar mandi, dan saat ini tengah memakai baju mandi dengan dada yang terbuka.
"Kenapa kau tertawa? Ini tidak lucu sama sekali."
Juliet merengut saat pria itu menertawakannya lagi. Saat dia menghela nafas berat dan kembali melihat ke luar jendela, Matteo mendekat dan melihat pemandangan yang sama.
"Kau menyukainya? Maksudku, apa kita harus membeli tempat ini?"
Juliet menoleh dengan naluriah. Saat pria itu memberi usulan, dia merasa seperti mereka baru saja menikah dan sedang mencari tempat untuk menetap.
".. Tidak perlu. Lagi pula, aku akan pergi saat kau mulai bosan dan melepaskanku. Kita tidak akan tinggal bersama selamanya."
Mendengar jawaban tak terduga, bibir Matteo membentuk senyuman lebar. Tanpa menyahut, pria itu pergi untuk memakai baju dan bersiap.
"Pelayan akan mengantarkan sarapan sebentar lagi. Pergilah mandi terlebih dulu."
Juliet tidak membuat tanggapan. Dia hanya memperhatikan kejanggalan yang ada pada pria itu. Tidak biasanya dia irit bicara seperti ini. Saat mata terus menatap sosok gagah dan sempurna, dia tersadar saat Matteo mulai membuka tali baju mandinya.
"Ugh.."
Dengan cepat Juliet pergi ke kamar mandi. Dia menutup pintu dengan keras dan meninggalkan Matteo dalam kebingungan.
*
*
Juliet keluar setelah menghabiskan waktu selama kurang lebih 15 menit di dalam air. Anehnya saat dia keluar, Matteo baru selesai memakai celana. Apa yang bajingan itu lakukan sejak tadi?
"Kau belum selesai memakai pakaian?"
Juliet merengut bingung tentang hal itu. Padahal jelas-jelas Matteo hanya menyimpan celana hitam dan turtleneck di atas kasur. Dia bahkan tidak mengenakan kemeja dan jas hari ini.
"Tadi resleting celanaku rusak."
Juliet melirik ke arah resleting celana pria itu, namun dia tidak melihat adanya kerusakan di sana. Bahkan dari hanya melihatnya, kau akan tahu bahwa celana itu memiliki harga yang fantastis.
".. Aku berbohong. Mari memakainya bersama."
Juliet membola setelah mendengar bagian terakhir. Dia memasang kuping dengan benar dan mengatakan, "Apa kau bilang?" dengan suara yang tertahan.
Matteo mengulangi kalimat yang sama. Bahkan kali ini dia menambahkan sedikit senyuman kecil, seolah dia baru saja mengajak Juliet untuk pergi mengelilingi dunia.
"Bajingan mesum ini! Keluar kau!"
Juliet menendang Matteo dan membuka pintu untuk mendorong pria itu keluar dari kamar. Dia bahkan melupakan statusnya sebagai korban penculikan.
Saat Matteo berada di ambang pintu karena dorongan Juliet yang terus menerus, pria itu menarik tali di baju mandi Juliet. Tubuh gadis itu hampir terekspos seluruhnya. Saat Matteo melirik ke belakang, Juliet dengan cepat menutup kembali tubuhnya.
"... Tidak bisakah aku melihatnya sedi--"
Duakk
Juliet menendang pria itu dengan kekuatan penuh dan berhasil mengeluarkan Matteo dari kamar. Bahkan Matteo belum sempat menyelesaikan ucapannya.
"Pria gila."
tar lanjut lagi sa kalo dokter nya udah pergi