PROLOG
Dimalam yang sunyi aku menangis seorang diri, meratapi hidup kenapa harus seperti ini. Bukannya Aku tidak bersyukur ya Allah tapi kenapa ujianmu kali ini begitu berat.
Jika memang ujianmu kali ini untuk mengangkat derajatku dimata-Mu ataupun dimata manusia lainnya aku ikhlas. Walau sakit ini seperti sembilu.
Hai, Namaku Sarena Anastasya. Aku adalah istri dari seorang pengusaha kaya yang bernama Willy Atmadja anak dari papa Atmadja mertuaku. Awalnya hidup kami begitu bahagia, kami menjalani hidup seperti pasangan lainnya. Tapi, semenjak kedatangan seorang wanita bernama Eksa semuanya perlahan berubah.
Yah, dia adalah mantan kekasih suamiku dulu. Dia kembali karena ingin merebut suamiku, Lucu sekali memang dia yang meninggalkan suamiku dengan alasan yang tidak masuk akal.
Bagaimana tidak dia meninggalkan suamiku dulu dengan alasan tidak bahagia dan ingin mencari kebahagiaan lain. Sekarang, waktu suamiku sudah bahagia denganku dia datang ingin merebut semua bahagiaku.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reina Naura, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 10
" Oh begitu? Kamu pergi meeting bersama Roy? "
" Iya sayang " Ucap Mas Willy
Aku hanya mengangguk dan tersenyum untuk menanggapinya. Selesai sarapan aku mengantar suami dan anak-anakku.
" Mas berangkat dulu ya sayang " Ucap suamiku sambil mencium keningku dan akupun menyaliminya dengan takzim
" Iya Mas hati-hati " Ucapku
" Mamah, Adek dan Kakak berangkat dulu " Ucap Kayla
" Iya Nak, hati-hati " Ucapku sambil melambaikan tangan
Setelah mobil mereka tidak terlihat aku masuk ke dalam rumah. Menuju kamar dan segera menelfon Nayla.
" Halo Nay "
" Iya halo Na? Ada apa? " Jawab Nayla
" Eem.. Bagaimana apakah kamu sudah menanyakan tentang mata-mata kepada suamimu? "
" Sudah Na. Nanti akan aku kirimkan nomornya, dia adalah detektif lokal tapi kerjanya tidak perlu di ragukan " Ucap Nayla
" Benarkah? Terimakasih ya Nay kamu telah membantuku "
" Iya sama-sama. Kenapa kamu telihat lesu seperti itu? " Tanya Nayla
Aku menceritakan tentang permintaan maaf suamiku dan kebohongan suamiku pada Nayla
" Willy.. Willy sampai aku tau. Lebih cantik kamu dari pada selingkuhannya. Aku yang akan maju paling depan untuk menertawakannya " Sinis Nayla
" Sudah lah Nay, Belum tentu juga dia selingkuh. Siapa tau di la hanya sedang menutupi sesuatu dariku tapi bukan perselingkuhan " Ucapku lirih
" Sarena! Kamu jangan bodoh! Bagaimana mungkin Willy tidak selingkuh, sedangkan dia saja berbohong dan pulang kerumahmu larut malam. Padahal jelas-jelas asistennya mengatakan bahwa dia sudah pulang di jam 4 sore. Lalu kemana suamimu itu jika bukan pergi kerumah gundiknya itu " Ucap Nayla menggebu-gebu.
" Hust jaga bicaramu Nay. Kamu ini sedang hamil, Jangan suka bicara yang tidak-tidak. Aku takut akan berimbas ke anakmu nanti. Aku tau kamu marah, tapi bicaralah yang baik. Pikirkan anak yang ada di dalam kandunganmu itu " Ucapku pada Nayla
" Astagfirulloh ya Allah ampuni hambamu ini. Emang mulut kalo ngomong suka ngga bisa di rem " Tukas Nayla
" Huh, Aku heran bagaimana Rendy bisa tahan menghadapi sifat Bar-barmu itu Nay "
" Haha, Jika di dekatku dia selalu mengelus dada Na. Karena mungkin aku selalu menguji kesabarannya " Jawab Nayla tertawa
" Ya coba kamu ubah sedikit sifat random dan bar-barmu itu. Kasihan Rendy sudah lelah bekerja, sampai rumah dia juga stres melihat tingkahmu yang absurd itu " Selorohku
" Haha.. Tapi dia juga senang Na jika aku sedang bertingkah absurd . Dia Sampai tertawa ngakak melihat tingkahku "
" Ya bagaimana tidak ngakak. Tingkahmu kalau sedang gabut seperti orang kesurupan Nay " Jawabku sambil terkikik geli
" Haha .. Tidak apa-apalah yang penting aku bisa membuat dia tertawa karena tingkahku itu Na " Ucap Nayla
" Aku tidak bisa membayangkan jika nanti anakmu lahir, Sifat dan tingkahnya mirip sepertimu. Ya Ampuun rumahmu akan selalu ramai dengan tingkah random kamu dan anakmu " Aku terkekeh membayangkan Nayla dan anaknya nanti
" Ya jangan dong Na. Kalau aku punya anak yang tingkahnya sepertiku bisa jadi aku darah tinggi " Ucap Nayla
" Lah itu kamu sadar diri kalau tingkahmu bisa membuat orang darah tinggi "
Nayla hanya tertawa ngakak mendengar ucapanku.
" Ya sudah Nay. Aku mau menelfon detektif yang kamu bilang tadi " Ucapku
" Oke, Aku juga mau mandi ini "
Aku akhiri terlfonku bersama Nayla dan segera menelfon detektif lokal tadi.
" Halo selamat pagi " Ucapnya di seberang sana
" Iya Halo, apakah benar ini detektif beni? Tanyaku padanya
" Benar, Dengan siapa ya? " Tanyanya
" Saya Sarena, teman dari Rendy, saya mendapatkan nomor anda darinya "
" Oh iya Pak Rendy. Ada yang bisa saya bantu Bu Sarena? " Tanya Beni