Dibunuh demi selingkuhan, hartanya di rampas dan dia dipisahkan dengan anaknya, dia kembali ke masa lalu dan mengubah takdirnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon To Raja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
29. Tidak menyukai calon ibu tiri
Dilan yang terburu-buru meninggalkan kantor, pria itu langsung pergi ke rumah sakit untuk menjenguk ayahnya yang sedang sakit.
Ketika dia tiba, dilihatnya perempuan yang menjadi calon ibu tirinya sedang duduk di sana sembari mengelap tubuh pria yang terbaring lemah di tempat tidur.
Sementara, anak lelaki dari calon ibu tirinya itu sedang duduk di sofa sembari memainkan ponselnya, terlihat jelas bahwa pria itu hanya datang untuk menyetor muka saja, bukan berarti bahwa dia benar-benar sedih akan pria yang sedang terbaring di lemas di tempat tidur.
Dan begitu Dilan memasuki ruangan, Vivin langsung melihat ke arah pria itu dengan wajah yang begitu sedih.
"Akhirnya kau datang juga, dari tadi ayah mu sudah mencarimu. Tapi sekarang dia sudah tidur lagi." Ucap Vivin tidak dihiraukan oleh Dilan dan pria itu hanya berdaya jalan ke samping ayahnya dan berdiri di sana menatap pria yang tampak lemah itu.
Setelah beberapa saat, "Kalian bisa pergi dari sini, aku yang akan menjaga ayahku." Ucap Dilan dengan suara dinginnya langsung membuat Vivin menatap pria itu dengan raut wajah terkejut.
"Apa katamu?" Tanya perempuan itu yang tak percaya bahwa dia akan diusir oleh calon anak tirinya.
"Aku bilang, kalian silakan pergi dari sini!!!" Tegas Dilan dengan tatapan tajamnya menatap perempuan yang tampak gemetar di depan Dilan.
Tetapi, gemetar perempuan itu tidak bisa menipu Dilan. Karena dia sudah tahu bagaimana perempuan itu selalu berpura-pura lemah di depannya dan juga di depan ayahnya.
Padahal, di belakang mereka perempuan itu terus saja merencanakan berbagai hal untuk melukai mereka semua dan bagaimana cara untuk merebut harta mereka.
Tetapi sesuai di kehidupan sebelumnya, Ruben yang terbaring lemah di atas tempat tidur tiba-tiba saja bangun dan menatap Dilan dengan tatapan mata yang lemah.
"Akhirnya kau datang juga, Ayah sudah menunggumu dari tadi." Ucap Ruben menatap putranya dengan senang karena akhirnya pria itu kini mengunjunginya.
"Aku sudah di sini, Jadi tidak perlu perempuan ini untuk berada di sini lagi. Ke depannya aku yang akan menjaga ayahku, bukan mereka!!!" Tegas Dilan sembari melemparkan tetapan tajamnya ke arah Vivin dan juga calon adik tirinya yang tampak acuh memainkan ponselnya.
Tetapi Ruben yang mendengar ucapan putranya, ia merasa sakit hati akan ucapan putranya, jadi pria itu menghembuskan nafasnya dengan berat.
"Kau tidak boleh berkata seperti itu, dia adalah calon ibumu dan dia jugalah yang menjaga Ayah selama Ayah berada di rumah sakit. Jadi--"
"Dia melakukan itu karena dia menginginkan sesuatu dari keluarga kita." Ucap Dilan dengan suara yang datar langsung membuat Vivin meneteskan air matanya dan dengan tangan gemetarnya dia menghapus air matanya.
"Hiks,, Jadi selama ini kau berpikir aku seperti itu? Kalau begitu, aku sebaiknya pergi saja dari sini." Kata Vivin pada Dilan lalu perempuan itu berbalik menatap Ruben yang juga menatapnya.
"Maafkan aku, Sepertinya aku sudah salah. Seharusnya dari awal aku tidak pernah berada di sini dan tidak pernah bertemu denganmu. Kalau begitu, aku pergi sekarang," ucap perempuan itu segera berbalik untuk pergi ketika Ruben dengan cepat mencegahnya dengan tangan pria itu menahan lengan Vivin.
"Kau tidak perlu pergi, tetaplah disini, karena sebentar lagi kita akan menikah. Aku akan berbicara dengan Putraku sebentar. Jadi tunggulah di luar, tapi ku mohon jangan pergi, karena aku tidak akan bisa kalau kau meninggalkan aku sendirian di rumah sakit." Ucap Ruben langsung membuat Vivin kembali meneteskan air matanya lalu perempuan itu menatap Dilan dengan mata yang agak ketakutan.
Vivin kemudian berkata, "Tapi,, putramu tidak menyukaiku dan--"
"Aku akan bicara dengannya, tapi kau dan putramu tidak boleh pergi. Tunggulah di luar," ucap Ruben kemudian diangguki perempuan itu, lalu Vivin dengan cepat mengajak putranya keluar dari ruangan itu meninggalkan Dilan bersama dengan Ruben.