NovelToon NovelToon
Rahasia Seorang CEO

Rahasia Seorang CEO

Status: sedang berlangsung
Genre:Lari Saat Hamil / Hamil di luar nikah
Popularitas:4.2k
Nilai: 5
Nama Author: Anjar Sidik

Rachel, seorang CEO muda yang sukses, hidup di dunia bisnis yang gemerlap dan penuh tekanan. Di balik kesuksesannya, ia menyimpan rahasia besar—ia hamil dari hubungan singkat dengan mantan kekasihnya, David, yang juga merupakan pengusaha terkenal. Tak ingin skandal mengancam reputasinya, Rachel memutuskan untuk menghilang, meninggalkan kariernya dan kehidupan glamor di kota besar. Ia memulai hidup baru di tempat terpencil, bertekad untuk membesarkan anaknya sendiri, jauh dari perhatian publik.

Namun, anaknya, Leo, tumbuh menjadi anak yang luar biasa cerdas—seorang jenius di bidang sains dan matematika. Dengan kecerdasan yang melampaui usianya, Leo kerap membuat Rachel terkejut sekaligus bangga. Di usia muda, Leo mulai mempertanyakan asal-usulnya dan mengapa mereka hidup dalam kesederhanaan, jauh dari kenyamanan yang seharusnya bisa mereka nikmati. Ketika Leo secara tak sengaja bertemu dengan David di sebuah kompetisi sains, masa lalu yang Rachel coba tinggalkan mulai terkuak, membawa

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anjar Sidik, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 12: Langkah Tak Terduga

Setelah malam penuh ketegangan dan ancaman yang terus membayangi, David menyadari bahwa dirinya tak bisa terus berada dalam posisi defensif. Ancaman demi ancaman dari seseorang yang tak kasatmata telah membawa ketakutan dalam hidup keluarganya, dan ia tahu ini bukan lagi sekadar intimidasi—ini perang psikologis. Kali ini, David memutuskan untuk berbuat lebih dari sekadar menunggu.

---

Pagi Hari di Ruang Kerja David

David duduk di ruang kerjanya, memikirkan langkah selanjutnya. Berbagai skenario berputar di kepalanya. Sementara itu, ponselnya bergetar, menampilkan nama Andrew di layar.

“Andrew, bagaimana perkembangan penyelidikannya?” tanya David langsung, tanpa basa-basi.

“David, aku sudah menemukan sumber ancaman ini. Dia adalah mantan rekan bisnismu yang pernah merasakan kekalahan besar akibat keputusan perusahaanmu beberapa tahun lalu. Sejak saat itu, dia tidak pernah menyerah untuk membalaskan dendamnya,” kata Andrew, suaranya terdengar tegang.

David terdiam sejenak. “Jadi ini benar-benar tentang dendam. Dia ingin menghancurkanku secara pribadi.”

“Benar. Namun, kali ini dia lebih licik dan punya sumber daya yang lebih kuat dari sebelumnya. Aku sarankan untuk tidak meremehkan langkah-langkahnya,” jawab Andrew.

David menatap ke arah jendela dengan pandangan kosong. "Aku akan berhadapan dengannya. Bagaimanapun, dia tidak bisa merusak kehidupan keluargaku seperti ini."

Andrew terdiam sesaat, lalu melanjutkan dengan suara yang lebih serius, "Kau harus hati-hati, David. Dia sudah memantau setiap gerakanmu. Jika kau ingin menghadapi dia secara langsung, kau harus menyiapkan rencana yang matang."

---

Di Rumah

Rachel yang sedang menjaga Leo tetap merasa ada yang mengintai mereka. Ia merasakan sesuatu yang ganjil namun tidak bisa mengidentifikasi apa itu. Tiba-tiba, Leo bertanya, “Mama, kenapa Mama kelihatan cemas terus?”

Rachel tersenyum, mencoba menutupi perasaannya. “Tidak apa-apa, Sayang. Mama hanya memikirkan banyak hal.”

Leo menatapnya dengan wajah polos. “Mama jangan khawatir. Ayah bilang, dia akan selalu menjaga kita.”

Rachel tertegun. Ia tahu David selalu berusaha melindungi keluarganya, tetapi ancaman yang tak terlihat ini semakin membuatnya tidak tenang.

---

Di Kantor David

David memutuskan untuk melakukan langkah yang tidak biasa. Ia mengundang Andrew ke kantornya untuk mendiskusikan rencana balasan. Andrew tiba, wajahnya serius.

“David, apa rencanamu?” tanya Andrew setelah duduk di hadapannya.

David menatap Andrew dengan tatapan tajam. “Aku ingin menyerang balik. Kita akan buat dia keluar dari persembunyiannya.”

Andrew mengangkat alis. “Ini berisiko. Jika kita memancingnya keluar, kita juga harus siap menghadapi akibatnya.”

“Aku tahu,” jawab David tegas. “Tapi ini satu-satunya cara. Dia tidak akan berhenti sampai dia merasa puas melihatku hancur. Jadi, sebelum dia bisa menyentuh keluargaku lagi, aku akan membuatnya merasa bahwa akulah ancaman terbesar baginya.”

Andrew tersenyum tipis. “Baiklah, kalau itu keputusanmu, aku akan mendukung sepenuhnya. Kita akan memulai rencana ini besok malam.”

---

Malam Hari di Rumah David

Rachel yang semakin cemas mendekati David saat mereka berdua sudah di kamar. Ia memandang suaminya dengan tatapan penuh kekhawatiran.

"David, kamu yakin dengan rencana ini? Bagaimana kalau terjadi sesuatu yang lebih buruk?" tanya Rachel, suaranya bergetar.

David meraih tangan Rachel dan menggenggamnya erat. “Rachel, aku harus melakukan ini. Mereka sudah terlalu jauh mengancam kita. Aku tidak bisa terus-menerus berada dalam bayang-bayang ancaman ini.”

Rachel menatap suaminya, mencoba mencari keyakinan dalam tatapannya. “Aku hanya ingin kita aman, David. Aku ingin Leo tumbuh dengan bahagia tanpa rasa takut.”

David tersenyum lembut, mengusap pipi Rachel. “Percayalah padaku, Sayang. Aku tidak akan membiarkan siapa pun menyentuh kalian.”

---

Keesokan Harinya

David mulai melancarkan rencananya. Ia membuat langkah-langkah yang tampak seperti kesalahan strategis dalam bisnis, memberikan sinyal-sinyal yang mengarahkan musuhnya untuk berpikir bahwa David berada dalam posisi lemah. Ia tahu, musuhnya akan menangkap umpan ini dan berusaha menyerang di saat David terlihat rentan.

Di saat yang sama, Andrew bekerja di belakang layar, mengumpulkan bukti untuk menjerat lawan David secara hukum. Namun, ia tahu bahwa lawan ini sangat cerdik dan tidak akan mudah dijebak.

---

Malam Hari - Pertemuan Rahasia

David mengatur pertemuan rahasia di sebuah gedung tua yang terletak jauh dari pusat kota. Ia telah mengirim pesan misterius kepada musuhnya, membuat kesan bahwa ini adalah pertemuan penting di mana David akan “mengakui kekalahannya”.

David berdiri di dalam ruangan gelap, menunggu kehadiran musuh yang telah menghantuinya dan keluarganya selama ini. Dalam ketegangan yang mendebarkan, pintu akhirnya terbuka, dan seorang pria berjas gelap muncul, wajahnya penuh dendam.

“Aku tidak menyangka kau akan menyerah secepat ini, David,” pria itu berbicara dengan nada mencemooh.

David menatapnya tajam. “Aku tidak menyerah. Aku hanya ingin menyelesaikan ini tanpa melibatkan keluargaku.”

Pria itu tertawa kecil. “Terlambat, David. Sejak kau menghancurkan bisnisku dulu, aku sudah bersumpah akan membuat hidupmu lebih buruk dari neraka.”

David tetap tenang, meskipun hatinya bergejolak. “Lalu apa yang sebenarnya kau inginkan?”

Pria itu mendekat, menyeringai. “Aku ingin kau merasakan kehilangan yang lebih menyakitkan daripada kehilangan uang atau reputasi. Aku ingin melihat kau kehilangan orang-orang yang kau cintai, seperti kau merenggut semuanya dariku.”

David berusaha menjaga ekspresi wajahnya tetap tenang. “Kalau begitu, mari kita selesaikan ini. Aku tidak akan lari dari pertarungan ini.”

---

Pertemuan yang Menegangkan

Dalam pertemuan tersebut, ketegangan meningkat ketika pria itu menyadari bahwa David telah menyiapkan jebakan untuknya. Andrew, yang berada di luar gedung bersama tim keamanan, siap menangkap pria tersebut setelah menerima sinyal dari David.

Namun, pria itu tersenyum sinis. “Kau pikir aku tidak tahu jebakanmu, David? Aku sudah siap menghadapinya.”

David terkejut, namun segera berusaha menguasai diri. “Jadi kau tahu?”

Pria itu tertawa. “Tentu saja. Aku sudah merencanakan langkah ini lebih lama dari yang kau pikirkan.”

Tiba-tiba, pria itu mengeluarkan ponsel dan menunjukkan video Rachel dan Leo yang terekam saat mereka berada di taman. “Satu pergerakan saja, dan keluargamu akan menemui akhir yang mengenaskan.”

David merasa darahnya mendidih. “Kau pengecut! Mengancam istri dan anakku?!”

Pria itu hanya tertawa sinis. “Kau memulainya, David. Ini hanya pembalasan yang pantas.”

David tahu ia harus menenangkan dirinya jika ingin menyelamatkan keluarganya. Ia harus memainkan permainan psikologis yang rumit ini tanpa menunjukkan ketakutannya.

“Jika kau punya dendam padaku, hadapi aku. Tapi keluargaku tidak bersalah,” kata David dengan nada yang lebih tenang, meskipun dalam hatinya berkobar kemarahan.

Pria itu terdiam, memperhatikan ekspresi David yang tenang. Mungkin, dia tidak mengira David bisa tetap tenang dalam situasi ini.

---

Di Akhir Pertemuan

Andrew dan timnya akhirnya berhasil melacak lokasi pria tersebut dan mendekat. Namun, sebelum mereka bisa menangkapnya, pria itu berhasil melarikan diri dengan meninggalkan ancaman terakhir yang menggema di kepala David.

“Kau pikir ini sudah berakhir, David? Ini baru permulaan. Aku akan membuat hidupmu lebih hancur lagi.”

David berdiri di sana, tubuhnya tegang. Ia menyadari bahwa musuhnya kali ini jauh lebih berbahaya daripada yang pernah ia hadapi. Pria ini memiliki dendam yang mendalam dan akan melakukan apa saja untuk mencapainya.

Bab ini berakhir dengan David yang memutuskan untuk berbuat lebih dari sekadar bertahan. Dalam pikirannya, ia tahu bahwa kali ini ia harus melindungi keluarganya tanpa ampun, bahkan jika itu berarti berperang habis-habisan.

1
Kas Gpl
udah ketemu kak,,,, lanjut baca lagi
Ana Jus
lanjut
Rika Ananda
novelmu keren beb
Ana Jus
lanjut
Ana Jus
semangat
☆☆D☆☆♡♡B☆☆♡♡
mangat ya 😇😊
☆☆D☆☆♡♡B☆☆♡♡
mangat salam kenal ya👋😇🙏
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!